Nusa Dua (ANTARA News) - Sejumlah wartawan baik nasional maupun internasional mengenakan ikat kepala khas Bali atau udeng saat meliput hari pertama pertemuan puncak KTT APEC di Nusa Dua, Bali.
Pemandangan itu memberikan kesan unik bagi setiap wartawan peliput konferensi yang berlangsung hingga 8 Oktober tersebut.
"Ini sangat unik. Saya belum pernah melihat aspek budaya sangat
menonjol di setiap agenda internasional yang saya liput," kata seorang
jurnalis dari Swiss, Roth Bossart, di pusat media, Senin.
Udeng
yang biasanya digunakan pria Bali itu memang menjadi salah satu
oleh-oleh yang diberikan panitia penyelenggara KTT APEC khusus diberikan
kepada para jurnalis baik nasional maupun internasional.
"Kami berikan udeng itu untuk menghargai budaya Bali
sehingga para jurnalis mengetahui atribut yang kerap dikenakan oleh
warga Bali," kata Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian
Komunikasi dan Informatika, Gatot Dewa Broto.
Selain udeng, kain endek khas Pulau Dewata juga
menjadi kenang-kenangan bagi para jurnalis untuk mengingatkan mereka
pernah meliput kegiatan bersejarah di Bali.
Melalui kegiatan internasional itu, kata dia, Indonesia patut
berbangga memiliki beragam budaya yang dapat diperkenalkan kepada dunia
secara langsung.
Gatot menjelaskan meskipun pihak panitia memberikan oleh-oleh berupa udeng, namun pihak tidak mengarahkan para wartawan untuk mengenakan ikat kepala tersebut.
Hal itupun dibenarkan oleh seorang jurnalis Net Tv, Danu Puguh,
yang berinisiatif sendiri untuk mengenakan ikat kepala khas Bali itu.
"Ini inisiatif saya dan sejumlah teman untuk menggunakan udeng ini sebagai bentuk apresiasi budaya. Kesannya unik sekali," ujarnya.
Wartawan Kenakan "Udeng" Saat Meliput APEC

Ilustrasi, (Istimewa)
... Saya belum pernah melihat aspek budaya sangat menonjol di setiap agenda internasional yang saya liput... "