Jakarta (Antara Kalteng) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknilogi (BPPT) akan memulai penelitian untuk menemukan senyawa aktif dari lima jenis anggrek asli Indonesia.
"Ada lima jenis anggrek selain genus Coelogyne yang mau dicari senyawanya yakni Coelogyne martae, kita juga akan teliti senyawa aktif pada Dendrobium, Coelogyne pandurata (anggrek hitam), Vanda douglas (anggrek tanah), dan Phalaenopsis," kata Kepala Pilot Plan Propagasi Tanaman BPPT Irni Furnawari di Jakarta, Rabu.
Beberapa anggrek yang akan diteliti, menurut dia, sudah ada yang dikembangkan salah satunya adalah Vanda douglas di Tangerang Selatan. Namun beberapa yang lain masih berupa anggrek liar yang perlu didomestikasi.
Beberapa jenis anggrek tersebut, lanjutnya, juga telah dimanfaatkan baik oleh masyrakat sebagai etno farmasi dan oleh industri untuk produk kecantikan dan kesehatan.
Contohnya Dendrobium yang dimanfaatkan untuk teh sebagai antioksidan, Phalaenopsis untuk parfum, dan Coelogyne endemik India yang dimanfaatkan masyarakatnya untuk antioksidan, antikanker, analgesik, dan obat herbal untuk pernapasan.
"Anggrek di Indonesia banyak sekali, kami upayakan untuk lima anggrek ini dulu, mungkin nanti bisa saja dilakukan ke anggrek yang lain. Kalau ditanya manfaat anggrek sebenarnya dari etno farmasi sudah diketahui beberapa, tapi kita kan ingin mengetahui secara empirik manfaat senyawa yang ada di dalamnya," ujar Irin.
Kepala Seksi Program dan Penerapan Bioteknologi BPPT Anis Mahsunah mengatakan penelitian senyawa aktif pada lima anggrek ini dilakukan setelah identifikasi dan domestikasi Coelogyne marthae selesai.
"Senyawa aktif belum mulai kita diteliti, selesai aklimatisasi baru dicari, diekstrak secara keseluruhan. Tapi sebentar lagi aklimatisasi bisa selesai sepertinya, kemungkinan Maret," ujar dia.
Penelitian ini, menurut Anis, sebenarnya masih satu bagian dari peneliti bersama Martha Tilaar Group yang dilakukan sejak 2013. Penelitian awalnya dimulai dengan melakukan eksplorasi di sejumlah lokasi di Kalimantan dan Jawa Timur.
Eksplorasi dilakukan di Taman Nasional Betung Kerihun, Gunung Dungan, dan Gunung Liut di Kalimantan Barat, selain itu di Cagar Alam Melak di Kalimantan Timur untuk pendataan saja.
"Eksplorasinya dilakukan selama lima hingga 10 hari di masing-masing lokasi, cukup berat. Untuk di Jawa Timur, tepatnya di Banyuwangi hanya untuk mengambil beberapa anggrek dari Kalimantan Tengah yang sudah didomestikasi dari para kolektor," ujar dia.
Berita Terkait
IPB teliti teknik pemanasan kayu untuk bahan bangunan cegah pelapukan
Selasa, 31 Oktober 2023 8:28 Wib
Penjabat kepala desa di Kotim diingatkan teliti dalam membuat keputusan
Kamis, 14 September 2023 20:02 Wib
Pemkab Kapuas diminta teliti penggabungan SOPD
Kamis, 22 Juni 2023 9:26 Wib
Bupati Kotim ingatkan kepala desa lebih teliti dalam pengelolaan keuangan
Senin, 5 Juni 2023 16:11 Wib
Pemkot Palangka Raya ingatkan warga teliti saat membeli bingkisan Lebaran
Sabtu, 8 April 2023 13:06 Wib
Prodi Kehutanan UMPR teliti perubahan penutupan hutan Katingan
Selasa, 14 Maret 2023 16:44 Wib
DPRD Kotim ingatkan pemkab lebih teliti memberi izin ritel modern
Kamis, 9 Maret 2023 21:42 Wib
Kejati Kalteng siapkan lima jaksa senior teliti berkas tersangka mafia tanah
Rabu, 8 Februari 2023 20:49 Wib