BPPT Anugerahi Menteri PUPR Gelar Perekayasa Utama Kehormatan

id menteri PUPR, M Basoeki Hadimoeljono, BPPT

BPPT Anugerahi Menteri PUPR Gelar Perekayasa Utama Kehormatan

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Dr Ir Mochamad Basoeki Hadimoeljono MSc. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)

Jakarta (Antara Kalteng) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Dr Ir Mochamad Basoeki Hadimoeljono MSc dianugerahi gelar Perekayasa Utama Kehormatan (PUK) bidang infrastruktur 2017 oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Acara penganugerahan yang digelar di Gedung BPPT, Jakarta, Kamis, itu dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Kepala BPPT Unggul Priyanto.

Anugerah gelar PUK BPPT telah diberikan sejak 2007 kepada tokoh-tokoh yang dinilai berjasa dalam bidang inovasi/rekayasa. Sebelumnya telah ada 10 penerima gelar PUK.

Basoeki dalam orasi ilmiahnya bertajuk "Terobosan dalam Pembangunan Infrastruktur untuk Mengejar Ketertinggalan" mengatakan infrastruktur yang andal menjadi kunci utama untuk meningkatkan daya saing Indonesia.

Ia menekankan pentingnya infrastruktur untuk mengejar ketertinggalan dan menjawab keinginan masyarakat akan layanan yang lebih baik.

"Bangun infrastruktur bukan untuk memenuhi keinginan bermewah-mewah tapi untuk memenuhi kebutuhan dan mengejar ketertinggalan dari negara lain," ujarnya.

Menurut Basoeki, kemajuan yang ada saat ini belum cukup memadai. Bahkan Presiden Jokowi sering menyebut betapa tertinggalnya Indonesia dibanding negara lain.

"Ini supaya kita sadari seberapa jauh kita tertinggal. Makanya, masyarakat Indonesia punya ekspektasi lebih tinggi atas layanan infrastruktur yang berkualitas sehingga kita harus memberi respon cepat atas tuntutan itu secara adil dan merata. 'Infrastructure for all'," katanya.

Kepala BPPT Unggul Priyanto mengatakan penganugerahan tersebut sangat tepat kepada Basoeki karena kiprahnya mencerminkan esensi kegiatan yang banyak berperan dalam kegiatan perekayasaan infrastruktur.

"Terintegrasinya Indonesia dalam pasar ASEAN memerlukan keunggulan kompetitif. Daya saing kita yang rendah ini karena minimnya infrastruktur. Tanpa infrastruktur yang baik, Indonesia akan tertinggal di regional dan global. Inilah yang memotivasi kami memilih Pak Basuki sebagai perekayasa kehormatan 2017," tuturnya.

Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap penganugerahaan bisa mendorong penggunaan teknologi yang memelopori sebuah kemajuan.

"Kalau Pak Basoeki memang tugasnya seperti itu, jadi berikan penghargaan ya pantas. Karena itu, semangat 'engineering', perekayasaan, itu lebih kita perbaiki dan percepat," ujarnya.

Anugerah gelar PUK BPPT telah diberikan sejak 2007 kepada tokoh-tokoh yang dinilai berjasa dalam bidang inovasi/rekayasa.

Sebelumnya, 10 penerima gelar PUK yakni Emil Salim pada tahun 2007 di bidang lingkungan kebumian, Ciputra pada tahun 2008 di bidang manufaktur arsitektur, Rachmat Gobel pada tahun 2009 di bidang manufaktur industri dan Arifin Panigoro pada tahun 2010 di bidang energi, serta Wiratman Wangsadinata pada tahun 2011 di bidang infrastruktur.

Berikutnya, Martha Tilaar pada tahun 2012 di bidang kesehatan dan obat-obatan, Hatta Rajasa pada tahun 2013 di bidang kebijakan teknologi, Hartarto Sastrosoenarto pada tahun 2014 di bidang rekayasa industri, Jacobus Busono pada tahun 2015 di bidang teknologi manufaktur dan Indroyono Soesilo pada tahun 2016 di bidang teknologi maritim.