Sampit (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah mendata secara teliti peserta didik yang akan menjadi penerima Program Makanan Bergizi Gratis (MBG).
"Pendataan dilakukan secara langsung melalui koordinasi dengan masing-masing sekolah. Ini agar data yang diperoleh benar-benar valid sesuai kondisi di lapangan sehingga tidak ada yang sampai tertinggal," kata Sekretaris Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur, Yolanda Lonita Fenisia di Sampit, Senin.
Program MBG di Kotawaringin Timur akan diuji coba mulai 20 Januari 2025. Rapat koordinasi dipimpin Wakil Bupati Irawati didampingi Penjabat Sekretaris Daerah Sanggul Lumban Gaol telah dilaksanakan untuk melihat sejauh mana kesiapan masing-masing pihak terkait..
Dinas Pendidikan dan Kantor Kementerian Agama Kotawaringin Timur kebagian tugas mendata peserta didik masing-masing satuan pendidikan yang nantinya menjadi sasaran pembagian makanan bergizi gratis tersebut.
Yolanda belum bisa menyebutkan berapa banyak jumlah peserta di bawah naungan Dinas Pendidikan yang nantinya akan menjadi sasaran Program Makanan Bergizi Gratis. Hal itu karena pendataan masih berlangsung secara riil di lapangan.
Menurutnya, pihaknya tidak bisa mengandalkan data jumlah peserta didik dengan mengambil dari data pokok pendidikan (dapodik). Alasannya, data dalam dapodik tersebut belum tentu sesuai dengan jumlah riil di lapangan sehingga Dinas Pendidikan memutuskan melakukan pendataan langsung di lapangan.
Baca juga: BUMDes di Kotim semakin menggeliat
Terkait batas waktu pendataan diminta dituntaskan dalam waktu satu minggu, Yolanda yakin bisa selesai tepat waktu. Selanjutnya, Dinas Pendidikan siap bersinergi dengan semua pihak terkait untuk mewujudkan Program Makanan Bergizi Gratis di Kabupaten Kotawaringin Timur.
"Data dapodik itu belum tentu tepat sesuai di lapangan. Penyebabnya, ada peserta didik yang belum masuk data karena beberapa sebab, seperti kartu identitas anak yang tidak terbaca dalam sistem sehingga tidak masuk data. Makanya kami data ulang langsung ke sekolah-sekolah," demikian Yolanda.
Program MBG merupakan wujud nyata dari komitmen pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan masyarakat, khususnya anak-anak sebagai generasi penerus bangsa.
Dengan asupan makanan bergizi diharapkan anak-anak dapat tumbuh sehat, cerdas dan berdaya saing tinggi, sehingga mampu menghadapi tantangan di masa depan.
Program ini bukan sekadar memenuhi kebutuhan dasar pangan, tetapi juga bagian dari langkah strategis untuk mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGS), khususnya mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan gizi.
Makanan bergizi gratis bagi pelajar akan diberikan satu kali sehari selama lima hari dalam sepekan dengan anggaran per porsi makanan sebesar Rp10 ribu sesuai ketentuan dari pusat, sedangkan untuk penerima manfaat non akademik masih dikoordinasi lebih lanjut.
Baca juga: Dua warga Desa Lampuyang jadi korban serangan buaya
Baca juga: Musim durian, harga rotan di Kotim naik signifikan
Baca juga: Persiapan dapur umum Program MBG di Kotim sudah 90 persen