Penjualan Batubara Barito Utara Capai 1,1 Juta Ton

id Barito Utara, Barut, Pemkab Barut, Muara teweh, Penjualan Batubara Barito Utara

Penjualan Batubara Barito Utara Capai 1,1 Juta Ton

Sebuah tongkang mengangkutan ribuan ton batu bara di Sungai Barito di wilayah Kecamatan Teweh Tengah Kabupaten Barito Utara. (FOTO ANTARA Kalteng/Kasriadi)

Muara Teweh (Antara Kalteng) - Penjualan batubara oleh perusahaan pertambangan di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, selama Pebruari 2016 mencapai 1,1 juta ton.

"Jumlah ini merupakan penjualan dari sembilan investor pemegang Izin Kuasa Pertambangan atau Izin Usaha Pertambangan (IUP)," kata Kepala Bidang Pengawasan Tambang pada Dinas Pertambangan dan Energi Barito Utara (Barut), Sarifudin di Muara Teweh, Rabu.

Menurut Sarifudin, saat ini penjualan batu bara mengalami penurunan karena dalam dua tahun terakhir harga batu bara di luar negeri (ekspor) dan dalam negeri anjlok, sehingga hampir semua perusahaan mengurangi produksi untuk menekan biaya operasional.

"Saat ini sejumlah perusahaan tambang batu bara di daerah ini merumahkan karyawannya karena anjloknya harga batu bara," katanya.

Di samping itu, kata Sarifudin, produksi batu bara di kabupaten pedalaman Kalteng itu masih mengalami kendala angkutan karena selama ini mengandalkan transportasi air melalui Sungai Barito.

Ia mengatakan kalau air sungai surut sehingga dangkal dan tidak bisa layari tongkang dan kapal besar terhenti karena Sungai Barito surut.

"Selain itu angkutan batu bara sering terhenti akibat kedalaman Sungai Barito di batas normal atau naik seperti beberapa hari lalu sehingga kapal juga tidak bisa berlayar karena terhalang jembatan KH Hasan Basri Muara Teweh sehingga kapal bisa tersangkut,"katanya.

Kendala alam itu membuat operasional angkutan batubara melalui Sungai Barito tidak maksimal. Selain kendala alam, produksi batu bara sejumlah investor juga belum maksimal terkait perizinan.

Di samping itu, operasionalnya juga terkendala izin pemanfaatan kawasan hutan dari Kementerian Kehutanan dan jalan angkutan tambang sehingga sejumlah investor menghentikan kegiatannya untuk sementara waktu.

"Kami mengharapkan masalah perizinan dan jalan tambang bisa segera diatasi sehingga pemanfaatan tambang batu bara di daerah ini lebih optimal di masa mendatang," katanya.

Penjualan batu bara pada periode Januari-Desember 2015 mencapai 3.188.045 metrik ton atau turun dibanding tahun 2014 yang mencapai 4.107.502 metrik ton.