Kotim ingin hidupkan pasar terapung dukung wisata susur Sungai Mentaya

id Pasar terapung dukung wisata susur sungai mentaya,Pariwisata kotim,Susur sungai,Disbudpar kotim,Wisata indonesia,Bupati kotim h supian hadi

Kotim ingin hidupkan pasar terapung dukung wisata susur Sungai Mentaya

Sejumlah kelotok milik warga sandar di Dermaga Habaring Hurung sekitar ikon patung Jelawat, siap melayani wisatawan yang ingin menikmati wisata susur Sungai Mentaya. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, akan terus mengembangkan wisata susur Sungai Mentaya dengan memadukan budaya lokal yang pernah ada yaitu pasar terapung.

"Kami akan mencoba menghimpun warga yang berjualan menggunakan getek atau perahu kecil untuk dikumpulkan berjualan di sekitar ikon Jelawat. Nanti mereka dibantu mendesain getek mereka supaya sangat menarik dan dibantu subsidi untuk berjualan agar ada penghasilan," kata Bupati H Supian Hadi di Sampit, Jumat.

Saat ini wisata susur Sungai Mentaya makin diminati wisatawan lokal dan luar daerah. Itu setidaknya tergambar dari semakin seringnya kapal wisata milik pemerintah daerah digunakan oleh wisatawan dalam jumlah besar atau rombongan.

Supian menginginkan wisata susur sungai juga makin banyak dinikmati oleh wisatawan-wisatawan yang datang secara perorangan atau kelompok kecil misalnya rombongan keluarga. Mereka bisa menggunakan perahu tradisional milik masyarakat.

Untuk melengkapi paket wisata susur Sungai Mentaya itulah, pemerintah daerah berupaya menghidupkan pasar terapung di sekitar objek wisata ikon Jelawat. Nantinya wisatawan memulai perjalanan dari Dermaga Habaring Hurung menuju pasar terapung, sambil menikmati suasana sekitar ikon Jelawat, kemudian menyusuri pinggir sungai sampai ke dermaga objek wisata hutan Sagonta Kota.

Seperti daerah lain yang memiliki sungai, dulunya aktivitas di Sungai Mentaya juga sangat ramai. Tidak terkecuali hilir mudik pedagang yang berjualan makanan dan barang lainnya menggunakan sampan atau getek maupun kelotok.

Seiring kemajuan dan makin lancarnya akses jalan darat, kini transaksi di sungai mulai ditinggalkan. Saat ini jumlah warga yang berjualan menggunakan getek atau rombong di Sungai Mentaya sudah sangat sedikit.

Supian ingin aktivitas sungai tersebut dihidupkan kembali, namun tujuannya untuk mendukung pariwisata. Pemerintah daerah akan mendukung warga yang berminat dalam program tersebut sehingga mereka akan mendapat penghasilan.

Sementara itu terkait keberadaan kapal wisata milik pemerintah daerah, Supian mengimbau satuan organisasi perangkat daerah terus membantu mempromosikan dan memberdayakan kapal wisata. Misalnya dengan menggelar rapat sambil menikmati wisata susur Sungai Mentaya atau mengajak tamu luar daerah menikmati wisata susur sungai.

Selain agar wisata susur Sungai Mentaya makin dikenal luas, ini juga merupakan upaya untuk mendongkrak pemasukan daerah dari sektor pariwisata. Dampak positifnya tidak hanya terhadap daerah, tetapi juga bagi masyarakat luas.

"Saya sudah minta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata bekerjasama dengan pihak ke tiga untuk menyiapkan makanan di kapal wisata. Kapal wisata itu bukan hanya untuk pejabat. Masyarakat umum juga boleh menggunakannya," kata Supian.

Supian kembali menegaskan keseriusan pemerintah daerah dalam mengembangkan sektor pariwisata. Dia juga meminta masyarakat mendukung upaya ini dengan lebih kreatif dalam mengoptimalkan semua potensi yang ada.

Perkembangan sektor pariwisata beberapa tahun terakhir menunjukkan dampak yang positif bagi daerah dan perekonomian masyarakat. Sektor pariwisata diyakini mampu menjadi sektor andalan baru untuk membantu menopang perekonomian daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.