Sebagian korban keracunan massal di Kapuas diperbolehkan pulang
Kuala Kapuas (ANTARA) - Dirut RSUD dr Soemarno Sostroatmodjo Kuala Kapuas Kalimantan Tengah dr Agus Waluyo mengatakan, sedikitnya ada 12 Dokter yang diterjukan untuk menangani korban keracunan massal di Desa Narahan, Kecamatan Pulau Petak Kabupaten Kapuas.
"Untuk tim dokter yang diterjunkan ada sekitar 12 dokter, namun perlahan-lahan menjadi 10 dokter saja. Itu dikarenakan sebagian pasien akibat keracunan mulai berangsur-angsur pulang kerumah, usai mendapatkan perawatan medis secara intensif," kata Agus Waluyo di Kuala Kapuas, Sabtu.
Saat ini, kata Agus, pasien Kejadian Luar Biasa (KLB) yang masuk ke rumah sakit tertangani ada sebanyak 254 orang, terdiri dari anak-anak sebanyak 93 orang dan orang dewasa sebanyak 161 orang. Bedasarkan rekam medis kita sekitar pukul 12.24 Wib, total pasien yang masuk berjumlah 254 orang, laki-laki 128 dan perempuan sebanyak 126 orang," katanya.
Untuk pasien yang sudah mulai membaik, diperbolehkan pulang kerumahnya masing-masing dan dinyatakan membaik.
"Hingga sampai saat ini tim dokter yang menangani pasien keracunan massal masih terus berupaya menangani dan memantau kesehatan para pasien," ucap Agus.
Baca juga: Bupati, dandim, kapolsek dan warga diduga keracunan makanan usai berbuka puasa di Kapuas
Agus mengatakan, pasien korban keracunan massal di Desa Narahan, Kecamatan Pulau Petak ini, semua korban sudah habis di evakusi ke rumah sakit dan tidak ada lagi yang berada di lokasi.
Dari kemarin hingga malam dan pagi ini, semuanya sudah dievakuasi ke rumah sakit, dan alhamdulillah kerjasama semua tim, semua korban yang dibawa ke rumah sakit bisa ditangani dengan baik. Mudah-mudahan berlahan-lahan semuanya akan baik dan hari ini selambat-lambatnya besok semua bisa dipulangkan,demikian dr Agus Waluyo.
Sementara itu, salah satu warga Desa Narahan yang juga menjadi korban keracuna massal Aspul, mengaku, kondisi tubuhnya saat ini berangsur-angsur baik dan bisa berdiri yang sebelumnya kondisi tubuh lemas dan tak berdaya akibat keracunan tersebut.
"Alhamdulillah mas agak lumayan, tidak seperti semalam yang agak lemas sekali. Untuk saat ini, agak sedikit masih pusing saja kepala saya," ucap Aspul saat dibincangi Antara Kalteng di tenda penampungan korban keracunan massal RSUD Kapuas.
Baca juga: Korban keracunan massal di Kapuas bertambah jadi ratusan orang
Aspul menceritakan, kejadian ini bermula dirinya bersama warga lain menghadiri acara buka puasa bersama di Masjid setempat, yang mana di hadiri Bupati Kapuas Ben Brahim S Bahat, beserta jajaranya saat itu.
"Untuk makanan berbuka yang kita makan saat itu, hanya kurma, air mineral dan nasi bungkus yang didalamnya birisikan masakan telur sambal merah," katanya.
Setelah itu, tambahnya, pada subuh hari saat bangun ingin saur puasa Ramadhan, timbul terasa sakit perut disertai pusing di kepala dan muntah-muntah dengan disertai buang air besar (BAB).
"Itu terus menerus, hingga kondisi tubuh saya lemas tak berdaya lagi. Saya kira hanya saya sendiri, ternyata semua warga di Handel Aya juga sama," katanya.
"Untuk tim dokter yang diterjunkan ada sekitar 12 dokter, namun perlahan-lahan menjadi 10 dokter saja. Itu dikarenakan sebagian pasien akibat keracunan mulai berangsur-angsur pulang kerumah, usai mendapatkan perawatan medis secara intensif," kata Agus Waluyo di Kuala Kapuas, Sabtu.
Saat ini, kata Agus, pasien Kejadian Luar Biasa (KLB) yang masuk ke rumah sakit tertangani ada sebanyak 254 orang, terdiri dari anak-anak sebanyak 93 orang dan orang dewasa sebanyak 161 orang. Bedasarkan rekam medis kita sekitar pukul 12.24 Wib, total pasien yang masuk berjumlah 254 orang, laki-laki 128 dan perempuan sebanyak 126 orang," katanya.
Untuk pasien yang sudah mulai membaik, diperbolehkan pulang kerumahnya masing-masing dan dinyatakan membaik.
"Hingga sampai saat ini tim dokter yang menangani pasien keracunan massal masih terus berupaya menangani dan memantau kesehatan para pasien," ucap Agus.
Baca juga: Bupati, dandim, kapolsek dan warga diduga keracunan makanan usai berbuka puasa di Kapuas
Agus mengatakan, pasien korban keracunan massal di Desa Narahan, Kecamatan Pulau Petak ini, semua korban sudah habis di evakusi ke rumah sakit dan tidak ada lagi yang berada di lokasi.
Dari kemarin hingga malam dan pagi ini, semuanya sudah dievakuasi ke rumah sakit, dan alhamdulillah kerjasama semua tim, semua korban yang dibawa ke rumah sakit bisa ditangani dengan baik. Mudah-mudahan berlahan-lahan semuanya akan baik dan hari ini selambat-lambatnya besok semua bisa dipulangkan,demikian dr Agus Waluyo.
Sementara itu, salah satu warga Desa Narahan yang juga menjadi korban keracuna massal Aspul, mengaku, kondisi tubuhnya saat ini berangsur-angsur baik dan bisa berdiri yang sebelumnya kondisi tubuh lemas dan tak berdaya akibat keracunan tersebut.
"Alhamdulillah mas agak lumayan, tidak seperti semalam yang agak lemas sekali. Untuk saat ini, agak sedikit masih pusing saja kepala saya," ucap Aspul saat dibincangi Antara Kalteng di tenda penampungan korban keracunan massal RSUD Kapuas.
Baca juga: Korban keracunan massal di Kapuas bertambah jadi ratusan orang
Aspul menceritakan, kejadian ini bermula dirinya bersama warga lain menghadiri acara buka puasa bersama di Masjid setempat, yang mana di hadiri Bupati Kapuas Ben Brahim S Bahat, beserta jajaranya saat itu.
"Untuk makanan berbuka yang kita makan saat itu, hanya kurma, air mineral dan nasi bungkus yang didalamnya birisikan masakan telur sambal merah," katanya.
Setelah itu, tambahnya, pada subuh hari saat bangun ingin saur puasa Ramadhan, timbul terasa sakit perut disertai pusing di kepala dan muntah-muntah dengan disertai buang air besar (BAB).
"Itu terus menerus, hingga kondisi tubuh saya lemas tak berdaya lagi. Saya kira hanya saya sendiri, ternyata semua warga di Handel Aya juga sama," katanya.