Bupati, dandim, kapolsek dan warga diduga keracunan makanan usai berbuka puasa di Kapuas
Kuala Kapuas (ANTARA) - Puluhan warga diduga mengalami keracunan makanan usai berbuka puasa bersama di Masjid Nurul Istiqamah Handel Simpang Ayai, Desa Narahan, Kecamatan Pulau Petak, Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah, Kamis (23/5) malam. Dan saat ini baru ada tercatat 82 orang yang dirujuk ke RSUD dr Soemarno Sostroatmodjo Kuala Kapuas, untuk mendapatkan perawatan medis secara intensif.
"Sampai sejauh ini korban di duga keracunan makanan, dan yang sudah masuk ke rumah sakit sekitar 82 pasien. Untuk jumlah totalnya dengan dilapangan kita kurang tahu pasti karena ada tim baik Dinas Kesehatan yang sudah terjun kelapangan dan sampai saat ini masih berada di lokasi," kata Dirut RSUD dr Soemarno Sostroatmodjo dr. Agus Waluyo di Kuala Kapuas, Jumat.
Agus Waluyo mengatakan, bahwa tidak menutup kemungkinan dari 82 korban keracunan makanan itu bisa saja bertambah hingga ratusan. Tetapi mudah-mudahan tidak sampai segitu.
"Untuk sejauh ini korban keracunan makanan usai berbuka puasa bersama yakni 18 orang terdiri dari anak-anak dan orang dewasa sebanyak 64 orang," kata Agus Waluyo.
Sementara itu, Bupati Kapuas Ben Brahim S Bahat yang saat itu menjenguk dan melihat langsung kondisi korban yang mendapat perawatan di RSUD Kapuas, mengatakan, bahwa dalam kejadian ini yang bisa dikatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) semua pasien yang mendapatkan perawatan akan ditanggung oleh pemerintah daerah setempat.
"Pokoknya semua biaya rumah sakit ditanggung oleh pemerintah daerah, termasuk yang menunggu di rumah sakit untuk berbuka puasa atau yang tidak berpuasa. Dan ini akan kita siapkan makanan mulai hari ini," tandas Bupati Ben Brahim.
Ben hanya mendoakan agar semuanya cepat pulih dan sehat serta kembali kerumahnya masing-masing. Dan pihaknya juga menyampaikan terima kasih kepada direktur rumah sakit serta jajaranya yang begitu sigap menangani kejadian ini, begitu juga SKPD terkait seperti BPBD, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan dan yang lainnya, semua bekerjasama, bergotong royong untuk menangani ini," ucapnya.
Orang nomor satu di Kabupaten Kapuas ini menambahkan, dalam kejadian ini dirinya bersama Dandim 1011/Klk, serta jajaranya lainnya juga turut serta mengalami keracunan massal pada saat itu.
"Saya dengar pak Dandim juga kena, sebaliknya saya. Tadi malam safari Ramadhan kita kesana, dan saya sempat buang air besar (BAB) sudah tiga kali usai kegiatan safari Ramadhan, karena pada saat itu saya ada ikut makan, tetapi masih bisa saya tahan dan agak kuat sedikit lah," ungkap Ben Brahim.
Sementara terkait hal ini, Kapolsek Pulau Petak Iptu Daswin, yang saat itu berada di rumah sakit mengaku dirinya tidak dapat memberikan komentar, karena dirinya juga mengalami korban keracunan yang saat itu turut serta menghadiri acara safari Ramadhan buka puasa bersama warga setempat saat itu.
"Saya juga kena mas, dan saya tidak bisa memberikan keterangan dan saya mau minta pengobatan juga ke rumah sakit ini, langsung saja dengan pak Kapolres," ucap Daswin.
Sementara itu, terpantau dari pagi hingga berita ini diturunkan puluhan ambulan yang mengevakuasi korban ke RSUD setempat berdatangan terus menerus membawa para korban keracunan massal.
Sejumlah tenda-tenda dari Dinas Sosial didirikan diluar ruangan maupun diluar rumah sakit karena ruangan rumah sakit tidak dapat menampung banyaknya pasien yang berdatangan untuk mendapatkan perawatan medis.
"Sampai sejauh ini korban di duga keracunan makanan, dan yang sudah masuk ke rumah sakit sekitar 82 pasien. Untuk jumlah totalnya dengan dilapangan kita kurang tahu pasti karena ada tim baik Dinas Kesehatan yang sudah terjun kelapangan dan sampai saat ini masih berada di lokasi," kata Dirut RSUD dr Soemarno Sostroatmodjo dr. Agus Waluyo di Kuala Kapuas, Jumat.
Agus Waluyo mengatakan, bahwa tidak menutup kemungkinan dari 82 korban keracunan makanan itu bisa saja bertambah hingga ratusan. Tetapi mudah-mudahan tidak sampai segitu.
"Untuk sejauh ini korban keracunan makanan usai berbuka puasa bersama yakni 18 orang terdiri dari anak-anak dan orang dewasa sebanyak 64 orang," kata Agus Waluyo.
Sementara itu, Bupati Kapuas Ben Brahim S Bahat yang saat itu menjenguk dan melihat langsung kondisi korban yang mendapat perawatan di RSUD Kapuas, mengatakan, bahwa dalam kejadian ini yang bisa dikatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) semua pasien yang mendapatkan perawatan akan ditanggung oleh pemerintah daerah setempat.
"Pokoknya semua biaya rumah sakit ditanggung oleh pemerintah daerah, termasuk yang menunggu di rumah sakit untuk berbuka puasa atau yang tidak berpuasa. Dan ini akan kita siapkan makanan mulai hari ini," tandas Bupati Ben Brahim.
Ben hanya mendoakan agar semuanya cepat pulih dan sehat serta kembali kerumahnya masing-masing. Dan pihaknya juga menyampaikan terima kasih kepada direktur rumah sakit serta jajaranya yang begitu sigap menangani kejadian ini, begitu juga SKPD terkait seperti BPBD, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan dan yang lainnya, semua bekerjasama, bergotong royong untuk menangani ini," ucapnya.
Orang nomor satu di Kabupaten Kapuas ini menambahkan, dalam kejadian ini dirinya bersama Dandim 1011/Klk, serta jajaranya lainnya juga turut serta mengalami keracunan massal pada saat itu.
"Saya dengar pak Dandim juga kena, sebaliknya saya. Tadi malam safari Ramadhan kita kesana, dan saya sempat buang air besar (BAB) sudah tiga kali usai kegiatan safari Ramadhan, karena pada saat itu saya ada ikut makan, tetapi masih bisa saya tahan dan agak kuat sedikit lah," ungkap Ben Brahim.
Sementara terkait hal ini, Kapolsek Pulau Petak Iptu Daswin, yang saat itu berada di rumah sakit mengaku dirinya tidak dapat memberikan komentar, karena dirinya juga mengalami korban keracunan yang saat itu turut serta menghadiri acara safari Ramadhan buka puasa bersama warga setempat saat itu.
"Saya juga kena mas, dan saya tidak bisa memberikan keterangan dan saya mau minta pengobatan juga ke rumah sakit ini, langsung saja dengan pak Kapolres," ucap Daswin.
Sementara itu, terpantau dari pagi hingga berita ini diturunkan puluhan ambulan yang mengevakuasi korban ke RSUD setempat berdatangan terus menerus membawa para korban keracunan massal.
Sejumlah tenda-tenda dari Dinas Sosial didirikan diluar ruangan maupun diluar rumah sakit karena ruangan rumah sakit tidak dapat menampung banyaknya pasien yang berdatangan untuk mendapatkan perawatan medis.