Selain kanker, ini dampak buruk pencemaran udara bagi kesehatan
Palangka Raya (ANTARA) - Ada berbagai jenis polutan di udara yang Anda hirup setiap harinya. Mulai dari karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), senyawa organik volatil (VOC), ozon (O3), hingga logam berat.
Kesemua polutan tersebut memiliki komposisi kimia, sifat reaksi, emisi, waktu pemecahan (disintegrasi), dan kecepatan yang berbeda untuk menyebar dalam jarak tertentu.
Berikut berbagai efek buruk pencemaran udara terhadap kesehatan:
1. Particulate matter (PM)
Particulate matter atau PM adalah kumpulan partikel padat atau cair yang ditemukan di udara. Komponen utama dari PM adalah sulfat, nitrat, amonia, natrium klorida, karbon hitam, mineral debu, dan air.
Baca juga: Selain rokok, ini penyebab kanker paru
Keberadaan PM di udara terkait kuat dengan peningkatan angka kematian dan kasus penyakit dari waktu ke waktu. Semakin kecil ukurannya, partikel bahaya ini semakin mudah terhirup dan terserap ke dalam jaringan paru, hingga kemudian mengalir dalam darah. Partikel berukuran 2,5 mikron atau kuranglah yang paling berisiko merusak kesehatan dan menyebabkan berbagai penyakit.
Bukan hanya itu. Paparan polutan dalam ruangan dari asap pembakaran kompor kayu atau arang tradisional dapat meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan akut, penyakit jantung, penyakit paru obstruktif kronik, kanker paru-paru, hingga risiko kematian dini di usia muda.
2. Ozone (O3)
Ozone yang dimaksud di sini bukanlah yang menjadi bagian penyusun atmosfer bumi. Ozone yang termasuk polutan berbahaya ada di permukaan tanah
Ozon yang ada di tanah adalah kandungan utama penyusun kabut asap yang terbentuk dari reaksi sinar matahari dengan polutan udara, seperti nitrogen oksida (NOx) dan volatile organic compounds (VOC)dari asap kendaraan, bahan kimia, dan limbah industri. Itu kenapa risiko dampak pencemaran udara akibat kandungan ozone dalam tanah akan semakin meningkat selama musim panas.
Baca juga: Waktu terbaik 'jogging' di Jakarta
Ozone yang berlebihan di udara dapat melemahkan fungsi paru-paru. Akibatnya akan menyebabkan masalah pernapasan, memicu gejala asma kambuh, dan juga menyebabkan penyakit paru-paru.
Saat ini di Eropa, ozone di permukaan tanah dianggap sebagai salah satu partikel pencemaran udara yang paling memprihatinkan. Hal ini dibuktikan oleh beberapa penelitian yang menyebutkan angka kematian harian naik sebesar 0,3%, dan penyakit jantung sebesar 0,4%, setiap partikel ozone di udara meningkat 10 mikrogram per meter kubik, dilansir dari Science Daily.
3. Nitrogen dioksida (NO2)
Nitrogen dioksida adalah sumber utama dari aerosol nitrat yang membentuk pecahan partikel berukuran kecil. Kadar nitrogen dioksida di udara yang melebihi 200 mikrogram per meter kubik dianggap sebagai gas beracun yang membahayakan tubuh.
Pasalnya, partikel penyebab pencemaran udara ini bisa menimbulkan peradangan yang memengaruhi fungsi saluran pernapasan. Sumber utama emisi nitrogen dioksida biasanya berasal dari proses pembakaran, seperti pemanas, pembangkit listrik, mesin kendaraan, dan kapal laut.
Baca juga: Orang yang paling rentan terkena penyakit karena polusi udara
Sebuah studi menunjukkan bahwa gejala bronkitis pada anak yang memiliki asma meningkat setelah mengalami paparan partikel nitrogen dioksida dalam jangka panjang. Lebih dari itu, fungsi paru-paru juga akan semakin melemah ketika terlalu banyak menghirup partikel nitrogen dioksida di udara.
4. Sulfur dioksida (SO2)
Sulfur dioksida adalah gas tidak berwarna dengan bau khas yang tajam. Partikel penyebab pencemaran udara ini dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil.
Sumber sulfur dioksida yang paling utama berasal dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak yang digunakan untuk pemanasan domestik, pembangkit listrik, dan kendaraan bermotor. Selain itu, peleburan bijih mineral yang mengandung sulfur juga turut menyumbang partikel sulfur dioksida beterbangan di udara.
Sulfur dioksida dapat merusak dan memengaruhi berbagai fungsi sistem di dalam tubuh. Mulai dari kerusakan sistem pernapasan, penurunan fungsi paru-paru, hingga menyebabkan iritasi mata.
Paparan berlebih dari senyawa kimia ini juga dapat menyebabkan batuk-batuk, asma, bronkitis kronis, dan meningkatkan risiko kita terhadap infeksi saluran pernapasan.
Baca juga: Setiap hari miliaran anak hirup udara beracun, kenapa?
5. Karbon monoksida (CO)
Karbon monoksida adalah salah satu gas beracun penyebab pencemaran udara. Gas ini memang tidak berwarna, tidak berbau, bahkan tidak mengiritasi kulit dan mata. Namun, menghirup karbon monoksida dalam jumlah banyak sangatlah berbahaya sehingga berisiko buruk bagi kesehatan tubuh.
Pembakaran gas, minyak, petrol, serta bahan bakar padat atau kayu, merupakan beberapa sumber penghasil gas karbon monoksida. Karbon monoksida dikatakan gas berbahaya karena mencegah oksigen berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah.
Sebagai gantinya, karbon monoksidalah yang akan berikatan langsung dengan hemoglobin. Akibatnya, pasokan oksigen ke jantung akan menurun sehingga mengakibatkan tubuh kekurangan oksigen.
Baca juga: Ini teknologi daur ulang sampah plastik
Baca juga: Kenali penyebab kulit sering kusam
Baca juga: Makanan ini bantu lawan polusi udara
Sumber:hellosehat
Kesemua polutan tersebut memiliki komposisi kimia, sifat reaksi, emisi, waktu pemecahan (disintegrasi), dan kecepatan yang berbeda untuk menyebar dalam jarak tertentu.
Berikut berbagai efek buruk pencemaran udara terhadap kesehatan:
1. Particulate matter (PM)
Particulate matter atau PM adalah kumpulan partikel padat atau cair yang ditemukan di udara. Komponen utama dari PM adalah sulfat, nitrat, amonia, natrium klorida, karbon hitam, mineral debu, dan air.
Baca juga: Selain rokok, ini penyebab kanker paru
Keberadaan PM di udara terkait kuat dengan peningkatan angka kematian dan kasus penyakit dari waktu ke waktu. Semakin kecil ukurannya, partikel bahaya ini semakin mudah terhirup dan terserap ke dalam jaringan paru, hingga kemudian mengalir dalam darah. Partikel berukuran 2,5 mikron atau kuranglah yang paling berisiko merusak kesehatan dan menyebabkan berbagai penyakit.
Bukan hanya itu. Paparan polutan dalam ruangan dari asap pembakaran kompor kayu atau arang tradisional dapat meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan akut, penyakit jantung, penyakit paru obstruktif kronik, kanker paru-paru, hingga risiko kematian dini di usia muda.
2. Ozone (O3)
Ozone yang dimaksud di sini bukanlah yang menjadi bagian penyusun atmosfer bumi. Ozone yang termasuk polutan berbahaya ada di permukaan tanah
Ozon yang ada di tanah adalah kandungan utama penyusun kabut asap yang terbentuk dari reaksi sinar matahari dengan polutan udara, seperti nitrogen oksida (NOx) dan volatile organic compounds (VOC)dari asap kendaraan, bahan kimia, dan limbah industri. Itu kenapa risiko dampak pencemaran udara akibat kandungan ozone dalam tanah akan semakin meningkat selama musim panas.
Baca juga: Waktu terbaik 'jogging' di Jakarta
Ozone yang berlebihan di udara dapat melemahkan fungsi paru-paru. Akibatnya akan menyebabkan masalah pernapasan, memicu gejala asma kambuh, dan juga menyebabkan penyakit paru-paru.
Saat ini di Eropa, ozone di permukaan tanah dianggap sebagai salah satu partikel pencemaran udara yang paling memprihatinkan. Hal ini dibuktikan oleh beberapa penelitian yang menyebutkan angka kematian harian naik sebesar 0,3%, dan penyakit jantung sebesar 0,4%, setiap partikel ozone di udara meningkat 10 mikrogram per meter kubik, dilansir dari Science Daily.
3. Nitrogen dioksida (NO2)
Nitrogen dioksida adalah sumber utama dari aerosol nitrat yang membentuk pecahan partikel berukuran kecil. Kadar nitrogen dioksida di udara yang melebihi 200 mikrogram per meter kubik dianggap sebagai gas beracun yang membahayakan tubuh.
Pasalnya, partikel penyebab pencemaran udara ini bisa menimbulkan peradangan yang memengaruhi fungsi saluran pernapasan. Sumber utama emisi nitrogen dioksida biasanya berasal dari proses pembakaran, seperti pemanas, pembangkit listrik, mesin kendaraan, dan kapal laut.
Baca juga: Orang yang paling rentan terkena penyakit karena polusi udara
Sebuah studi menunjukkan bahwa gejala bronkitis pada anak yang memiliki asma meningkat setelah mengalami paparan partikel nitrogen dioksida dalam jangka panjang. Lebih dari itu, fungsi paru-paru juga akan semakin melemah ketika terlalu banyak menghirup partikel nitrogen dioksida di udara.
4. Sulfur dioksida (SO2)
Sulfur dioksida adalah gas tidak berwarna dengan bau khas yang tajam. Partikel penyebab pencemaran udara ini dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil.
Sumber sulfur dioksida yang paling utama berasal dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak yang digunakan untuk pemanasan domestik, pembangkit listrik, dan kendaraan bermotor. Selain itu, peleburan bijih mineral yang mengandung sulfur juga turut menyumbang partikel sulfur dioksida beterbangan di udara.
Sulfur dioksida dapat merusak dan memengaruhi berbagai fungsi sistem di dalam tubuh. Mulai dari kerusakan sistem pernapasan, penurunan fungsi paru-paru, hingga menyebabkan iritasi mata.
Paparan berlebih dari senyawa kimia ini juga dapat menyebabkan batuk-batuk, asma, bronkitis kronis, dan meningkatkan risiko kita terhadap infeksi saluran pernapasan.
Baca juga: Setiap hari miliaran anak hirup udara beracun, kenapa?
5. Karbon monoksida (CO)
Karbon monoksida adalah salah satu gas beracun penyebab pencemaran udara. Gas ini memang tidak berwarna, tidak berbau, bahkan tidak mengiritasi kulit dan mata. Namun, menghirup karbon monoksida dalam jumlah banyak sangatlah berbahaya sehingga berisiko buruk bagi kesehatan tubuh.
Pembakaran gas, minyak, petrol, serta bahan bakar padat atau kayu, merupakan beberapa sumber penghasil gas karbon monoksida. Karbon monoksida dikatakan gas berbahaya karena mencegah oksigen berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah.
Sebagai gantinya, karbon monoksidalah yang akan berikatan langsung dengan hemoglobin. Akibatnya, pasokan oksigen ke jantung akan menurun sehingga mengakibatkan tubuh kekurangan oksigen.
Baca juga: Ini teknologi daur ulang sampah plastik
Baca juga: Kenali penyebab kulit sering kusam
Baca juga: Makanan ini bantu lawan polusi udara
Sumber:hellosehat