Jadi desa tertinggal, Pemkab Kobar percepat perbaiki jalan Sebukat

id kabupaten kotawaringin barat,kobar,wakil bupati kobar,desa tertinggal,desa tertinggal di kobar,Ahmadi Riansyah

Jadi desa tertinggal, Pemkab Kobar percepat perbaiki jalan Sebukat

Wakil Bupati Kobar Ahmadi Riansyah (baju batik) didampingi Camat Pangkalan Banteng Aliransyah meninjau akses jalan masuk menuju Desa Pangkalan Banteng (Sebukat), baru-baru ini. (Foto Antara Kalteng/Hendri Gunawan)

Pangkalan Bun (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, pada tahun 2020 berencana memprioritaskan perbaikan dan peningkatan akses jalan yang ada di Desa Pangkalan Banteng atau biasa dikenal dengan sebutan Sebukat.

Hasil dari monitoring dan evaluasi terhadap desa-desa di kabupaten ini, ternyata Sebukat termasuk yang tertinggal dan satu-satunya di Kecamatan Pangkalan Banteng, kata Wakil Bupati Kobar Ahmadi Riansyah di Pangkalan Bun, belum lama ini.

"Untuk itu, dalam rangka menurunkan jumlah desa tertinggal di Kobar, maka di tahun 2020 Pemkab melakukan terobosan dengan meningkatkan akses utama menuju Sebukat," ucapnya.

Adapun perbaikan dan peningkatan yang rencananya dilaksanakan yakni pengaspalan dan pelebaran jalan. Langkah memprioritaskan tersebut merupakan bentuk tanggungjawab dan rasa keadilan pemkab Kobar bagi masyarakat.

Ahmadi mengatakan sepanjang Sebukat atau Pangkalan Banteng itu berdiri di tahun 1960an sampai sekarang, akses jalan menuju ke sana belum pernah dilakukan pengaspalan.

Baca juga: JPU Kejari Pangkalan Bun dan Penyidik Polda Kalteng dipraperadilkan

"Padahal jaraknya dekat dengan ibu kota kecamatan dan merupakan satu-satunya desa asli di Kecamatan Pangkalan Banteng," tegas dia.

Selain peningkatan jalan, Pemkab Kobar juga memprioritaskan peningkatan infrastruktur di SDN 1 Pangkalan Banteng. Sebab, SDN tertua di Kecamatan Pangkalan Banteng yang berdiri sejak tahun 1968 dengan melakukan pemasangan paving pada halaman sekolah dan pembuatan kamar kecil (WC).

Dia mengatakan kondisi halaman sekolah becek dan banjir jika musim hujan sehingga siswa tidak bisa melakukan upacara bendera, dan juga tidak ada kamar kecil (WC), asetnya juga belum dipagari.

"Gurunya juga kurang, sehingga dana komite habis terpakai untuk mengangkat guru honor. Kedepan kita akan berbicara dengan dinas terkait untuk menyelesaikan semua permasalahan tersebut," ucap Ahmadi.