Naikkan cukai rokok merupakan kebijakan salah kaparah

id Naikkan cukai rokok,cukai rokok,Temanggung,Anggota DPR RI Abdul Kadir Karding

Naikkan cukai rokok merupakan kebijakan salah kaparah

Anggota DPR RI Abdul Kadir Karding (ANTARA/Heru Suyitno)

Temanggung (ANTARA) - Anggota DPR RI Abdul Kadir Karding menilai kebijakan yang diambil Menteri Keuangan Sri Mulyani menaikkan cukai rokok kretek merupakan kebijakan salah kaprah.

Karding di Temanggung, Jumat, mengatakan tindakan dan kebijakan yang diambil oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, itu tindakan yang tidak dibangun dengan analisis yang kuat dan terkesan tergesa-gesa atau bahkan dalam tekanan.

"Tekanan dagang dari luar negeri kan sangat kuat, terkesan sangat tergesa-gesa dan tidak memikirkan efek dari kebijakan itu sendiri," katanya usai memberikan bantuan sepeda motor pengangkut sampah kepada sejumlah kelompok bank sampah di Kabupaten Temanggung.

Menurut dia sebenarnya yang paling penting adalah mengurangi impor tembakau, jangan mematikan produksi anak negeri karena dampaknya akan sangat luas.

Menurut dia kebijakan Menteri Keuangan yang menaikan cukai rokok dampaknya akan sangat terasa terutama di daerah-daerah penghasil tembakau seperti Temanggung, Magelang, Boyolali, Medan, Lombok, Jawa Timur dan sejumlah penghasil tembakau lainnya.

Baca juga: Tingginya pertimbangan pemerintah naikkan cukai rokok

"Sebenarnya langkah yang pertama harus dilakukan yakni dengan mengurangi impor tembakau dan menaikan cukai impor tembakau. Itu yang harus dilakukan, kalau mengurangi orang merokok ya berkampanye," katanya.

Ia menuturkan merokok itu yang tidak boleh yang berlebihan, makan nasi saja kalau berlebihan juga tidak bagus dan bahkan bisa menimbulkan penyakit yang serius.

"Prinsipnya tidak berlebihan, makan nasi kalau berlebihan juga berbahaya, ada yang umur lebih dari 97 tahun masih hidup dan merokok. Bahkan di Eropa tidak ketat-ketat amat, diatur saja sesuai dengan peruntukannya," katanya.

Ia menuturkan, di negara Kuba tembakaunya tidak sebagus Indonesia, tetapi mereka bisa membranding Kuba sebagai penghasil cerutu dan itu membantu ekonomi masyarakat.

"Kita ini punya potensi tembakau yang kualitasnya bagus, tetapi justru tidak didukung. Saya sangat setuju dengan ide Pak Ganjar (Gubernur Jateng), harusnya dibangun laboratorium tembakau terbesar di Asia. Kita harus menumbuhkan, jangan membunuh kretek," katanya. 

Baca juga: Tarif cukai rokok naik

Baca juga: Pemerintah prediksi penerimaan capai Rp179 triliun setelah cukai rokok naik