Jakarta (ANTARA) - Para peneliti di Google Health mengumumkan bahwa pihaknya telah berhasil mengidentifikasi penyakit kanker payudara pada berbagai pencitraan mamografi melalui penggunaan teknologi kecerdasan buatan, AI (artificial intelligence).
Hasil temuan ini akan menjadi bekal untuk penerapan yang lebih luas di masa depan, ketika model AI berpotensi untuk membantu ahli radiologi saat melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi kanker payudara.
Product manager Google Health, Daniel Tse mengatakan pihaknya telah melakukan kerja sama dengan DeepMind, Cancer Research UK Imperial Centre, Northwestern University dan rumah sakit Royal Surrey County selama dua tahun terakhir untuk melakukan penelitian apakah kecerdasan buatan dapat membantu para ahli radiologi untuk menemukan tanda-tanda kanker payudara yang lebih akurat.
Baca juga: Sering mewarnai rambut tingkatkan risiko kanker payudara
Model AI yang ciptakan oleh peneliti dilatih dan diatur pada set data representatif yang terdiri dari pencitraan mamografi tanpa identifikasi kepada 76.000 perempuan di Inggris dan lebih dari 15.000 ribu perempuan di Amerika Serikat guna mencari tahu apakah model dapat menemukan tanda-tanda kanker payudara.
Hasilnya, AI mampu mengidentifikasi kanker seperti dokter sungguhan dan mengurangi jumlah kesalahan diagnosis. Di Amerika Serikat, AI mengurangi kesalahan diagnosis kanker payudara sebesar 5,7 persen. Sedangkan di Inggris, penurunan kesalahan diagnosis sebesar 1,2 persen. Sementara, untuk proporsi kasus diagnosis yang tidak diketahui menurun sebesar masing-masing 9,4 persen dan 2,7 persen untuk pasien di Amerika Serikat dan Inggris.
"Kami juga meneliti apakah model dapat diterapkan secara lebih umum ke sistem perawatan kesehatan lainnya," ujar Daniel Tse melalui telekonferensi di kantor Google Indonesia, Jakarta, Selasa.
Baca juga: Lawan pilek hingga kanker payudara dengan bawang merah
Hasil temuan ini baru langkah awal, ke depannya Google Health akan melakukan penelitian lanjutan agar sistem perangkat lunak dapat ditingkatkan demi kualitas perawatan pasien.
Nantinya teknologi AI ini dapat digunakan di segala sejenis pencitraan mamografi termasuk rumah sakit yang ada di Indonesia.
"Kami harap dapat terus bekerja sama dengan para mitra kami di masa mendatang untuk menerjemahkan penelitian machine learning sehingga bisa bermanfaat bagi para dokter dan pasien," kata Daniel.
Baca juga: Cara penanganan dan deteksi dini kanker payudara
Baca juga: Temuan akar Bajakah dinilai untuk melawan kanker tahap awal
Baca juga: Pria juga berisiko kanker payudara
Berita Terkait
Kurangi risiko terkena kanker payudara dengan jaga berat badan
Minggu, 15 Desember 2024 11:24 Wib
Pemberian ASI bantu kurangi risiko kanker payudara
Kamis, 17 Oktober 2024 11:42 Wib
Awas! Gejala kanker payudara seringkali tidak terasa pada wanita
Minggu, 13 Oktober 2024 11:47 Wib
Ketahui metastasis kanker payudara Her2-Low
Minggu, 22 September 2024 15:24 Wib
Berikut yang perlu diketahui tentang vaksin kanker payudara
Minggu, 11 Agustus 2024 18:52 Wib
Faktor reproduksi terkait risiko kanker payudara
Senin, 8 Juli 2024 9:10 Wib
Normal kah rambut tumbuh di puting?
Minggu, 19 November 2023 19:27 Wib
Waspadai hoaks terkait kanker payudara
Rabu, 1 November 2023 9:10 Wib