Jakarta (ANTARA) - Jauh sebelum Didi Kempot semakin digilai kaum muda yang menjulukinya "The Godfather of Broken Heart", penyanyi ini memulai karier sebagai musisi jalanan. Nama Kempot yang tersemat di namanya punya hubungan dengan asal-usul perjalanan musiknya.
"Sebelum saya masuk ke dunia rekaman, saya sempat jadi penyanyi jalanan alias Kempot, Kelompok Penyanyi Trotoar," tutur Didi dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (10/3).
Maestro campursari ini lahir dari keluarga seniman. Ayahnya adalah Ranto Edi Gudel pemain ketoprak di Jawa Tengah. Ibunya Umiyati Siti Nurjanah, penyanyi tradisional di Ngawi. Kakaknya adalah Mamiek Prakoso, pelawak yang tenar lewat grup Srimulat.
"Saya berseni mungkin karena hidup ke kehidupan seniman tradisional," ucap dia.
Baca juga: Cara mengatasi patah hati ala Didi Kempot
Dia meyakini jalan yang dipilih bisa menghidupinya setelah berkaca dari apa yang ia rasakan sendiri. Bila kakaknya mengambil jalur lawak, Didi meneruskan apa yang telah ditempuh sang ibu dan membanggakan kedua orangtua.
Nama Didi Kempot tenar di negara Suriname dan Belanda, bahkan dia beberapa kali memenangi anugerah musik nasional di Suriname. Lagu "Cidro" menjadi awal kepopulerannya di negara Amerika Selatan bekas jajahan Belanda itu.
"Saya nyanyi ada satu lagu Jawa judulnya 'Cidro', di Indonesia kurang terkenal, ternyata ada turis Suriname di Indonesia, domisili di Belanda, lagu itu lalu diputar di radio Amsterdam, lagunya digemari sekali."
Belasan kali penyanyi bernama lengkap Dionisius Prasetyo ini bolak-balik ke Suriname untuk manggung. Komunitas Jawa di Suriname mencapai 15 persen dari total populasi.
Baca juga: Didi Kempot dinobatkan sebagai duta merek perusahaan e-commerce asing
Namun, menurut Soewarto Moestadja, yang menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri Suriname pada 2013 lalu, musik Didi tak cuma populer di komunitas Jawa, melainkan orang-orang Suriname yang memang penggemar musik campur sari serta keroncong.
Ia tak menyangka mantan pengamen jalanan bisa diterima oleh pendengar di Eropa dan Amerika Selatan. Namun yang lebih membanggakan bagi Didi adalah kini dia bisa menggelar konser akbar di kampung halamannya sendiri.
The Godfather of Broken Heart akan menggelar konser akbar peringatan 30 tahun berkarya bertajuk “Ambyar Tak Jogeti” di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta pada 10 Juli 2020.
"Konser ini paling membanggakan, di negara saya sendiri... Itu membanggakan karena ternyata Indonesia masih bisa menerima dan menghargai tembang-tembang Indonesia."
Didi Kempot bakal tampil bersama dua penyanyi lain, yakni Victor Hutabarat dan Yopie Latul yang dikenal lewat lagu "Poco-Poco".
Harga tiket dijual mulai dari Rp100.000 hingga Rp500.000.
Baca juga: Penabuh kendang Didi Kempot ramai diperbincangkan
Baca juga: Fenomena Sobat Ambyar di mata musikus
Baca juga: Didi Kempot Ingin Buat Lagu Borobudur
Berita Terkait
Google Doodle tampilkan wajah Didi Kempot
Minggu, 26 Februari 2023 9:18 Wib
Kenang mendiang Didi Kempot, Hamauh FM di Gumas siapkan acara khusus
Rabu, 6 Mei 2020 13:37 Wib
Didi Kempot membuat lagu terakhir sebelum meninggal
Selasa, 5 Mei 2020 14:00 Wib
Penyakit yang diduga merenggut nyawa Didi Kempot
Selasa, 5 Mei 2020 9:54 Wib
Ini konser terakhir Didi Kempot
Selasa, 5 Mei 2020 9:51 Wib
Didi Kempot wafat di usia 53 tahun
Selasa, 5 Mei 2020 9:14 Wib
Cara mengatasi patah hati ala Didi Kempot
Kamis, 27 Februari 2020 9:51 Wib
Didi Kempot dinobatkan sebagai duta merek perusahaan e-commerce asing
Jumat, 6 Desember 2019 17:37 Wib