Jakarta (ANTARA) - Layanan video streaming HOOQ Digital sedang mengajukan likuidasi karena tidak dapat bertumbuh secara memadai maupun meraih profit yang berkelanjutan untuk menutupi biaya yang terus naik.
Dikutip dari laman Reuters, mayoritas kepemilikan HOOQ berada di Singapore Telecommunications atau Singtel. HOOQ merupakan joint venture dari Singtel, Sony Pictures Television dan Warner Bros Entertainment, berdiri pada 2015.
HOOQ disebut tidak bisa bersaing dengan penyedia layanan serupa di sana, salah satunya Netflix Inc.
Singtel dalam berkas kepada bursa saham menyatakan likuidasi tersebut diperkirakan tidak akan menimbulkan dampak materi ke aset atau penghasilan mereka.
Singtel memiliki saham 76,5 persen di HOOQ.
Dikutip dari laman Business Times, HOOQ akan mengadakan rapat dengan para pemegang saham pada 13 April mendatang.
Berita Terkait
Tiga wanita terinfeksi HIV usai lakukan perawatan wajah
Kamis, 2 Mei 2024 13:34 Wib
Lagu 'Seven' dari Jungkook BTS raih peringkat teratas
Kamis, 2 Mei 2024 9:04 Wib
Kenali risiko vape sebagai rokok elektrik pada remaja
Kamis, 2 Mei 2024 9:02 Wib
Ini kaitannya konsumsi gula dengan jerawat menurut para ahli
Kamis, 2 Mei 2024 8:57 Wib
Browser Arc kini hadir di Windows
Rabu, 1 Mei 2024 17:33 Wib
TCL hadirkan TCL Qled Pro C655 dengan berbagai ukuran
Rabu, 1 Mei 2024 17:32 Wib
Kenali penyebab berat janin tidak bertambah
Rabu, 1 Mei 2024 17:31 Wib
Neta pamerkan mobil listrik baru di PEVS 2024
Selasa, 30 April 2024 17:46 Wib