Jakarta (ANTARA) - Layanan video streaming HOOQ Digital sedang mengajukan likuidasi karena tidak dapat bertumbuh secara memadai maupun meraih profit yang berkelanjutan untuk menutupi biaya yang terus naik.
Dikutip dari laman Reuters, mayoritas kepemilikan HOOQ berada di Singapore Telecommunications atau Singtel. HOOQ merupakan joint venture dari Singtel, Sony Pictures Television dan Warner Bros Entertainment, berdiri pada 2015.
HOOQ disebut tidak bisa bersaing dengan penyedia layanan serupa di sana, salah satunya Netflix Inc.
Singtel dalam berkas kepada bursa saham menyatakan likuidasi tersebut diperkirakan tidak akan menimbulkan dampak materi ke aset atau penghasilan mereka.
Singtel memiliki saham 76,5 persen di HOOQ.
Dikutip dari laman Business Times, HOOQ akan mengadakan rapat dengan para pemegang saham pada 13 April mendatang.
Berita Terkait
Benarkah stres bisa sebabkan sakit punggung?
Jumat, 19 April 2024 12:13 Wib
Billie Eilish luncurkan daftar lagu 'Hit Me Hard & Soft'
Jumat, 19 April 2024 8:58 Wib
Porsche Taycan jadi kapal selam saat terjang banjir di Dubai
Jumat, 19 April 2024 8:55 Wib
Taylor Swift luncurkan cuplikan video 'Fortnight' bersama Post Malone
Jumat, 19 April 2024 8:53 Wib
Google pecat puluhan karyawan imbas protes hubungannya dengan Israel
Kamis, 18 April 2024 17:32 Wib
Tips hindari penurunan energi di sore hari
Kamis, 18 April 2024 17:30 Wib
Dokter luruskan beberapa mitos seputar paru-paru basah
Kamis, 18 April 2024 15:33 Wib
Ini waktu tidur yang ideal untuk menjaga kesehatan
Kamis, 18 April 2024 15:31 Wib