Bisnis Mercedes-Benz berangsur normal di China

id Mercedes Benz,Bisnis Mercedes-Benz berangsur normal di China ,Daimler,dampak corona,covid 19

Bisnis Mercedes-Benz berangsur normal di China

Mercedes-Benz. (REUTERS/Andreas Gebert)

Jakarta (ANTARA) - Daimler, induk perusahaan mobil mewah Mercedes-Benz, menyatakan bahwa bisnis mereka berangsur normal di China, yang sempat terhenti karena pandemik virus corona baru (COVID-19).

"Di China sendiri, kami menjual sekitar 50.000 kendaraan lagi pada bulan Maret. Itu membuat kami percaya diri,", kata Markus Schaefer, anggota dewan produksi Daimler kepada surat kabar Bild am Sonntag dilansir Reuters, Minggu (26/4).

Di pasar global, Mercedes-Benz mengirimkan sekitar 477.400 mobil pada periode Januari dan Maret.

Baca juga: Tren SUV kini menular ke Mercedez Benz

Laporan itu tidak menyebutkan berapa banyak komposisi penjualan untuk pasar China.

Sedangkan pada tahun lalu, sebanyak 694.200 mobil Daimler dijual di China dengan pangsa pasar 29 persen dari total penjualan mereka.

Mulai hari ini, pabrik Daimler di Jerman kembali beroperasi. Pabrik Sindelfingen dan Bremen akan memulai produksi kendaraan Mercedes tipe E-Class dan S-Class.

China adalah pasar terbesar untuk tipe S-Class yang diproduksi di Sindelfingen.

"Kami tidak akan mencapai angka penjualan itu dengan segera ketika produksi dimulai," kata Schaefer.

Daimler melaporkan penurunan laba operasional hampir 70 persen pada kuartal pertama 2020.

Baca juga: Mercedez Benz tertular perkembangan tren SUV

Baca juga: Kerusakan ini sebabkan Mercedes tarik sejumlah mobil listrik EQC

Baca juga: Hasil GP Jepang, Mercedez kunci gelar ganda keenam kali beruntun