Jakarta (ANTARA) - Hipertensi atau tekanan darah tinggi bisa dialami karena beberapa faktor, tapi sebagian besar penyebabnya adalah genetik alias keturunan.
Dokter spesialis penyakit dalam Tunggul D. Situmorang mengatakan, orang-orang yang menyadari dirinya punya risiko mengidap hipertensi harus mengatur makanan yang dikonsumsi.
"Kalau sudah tahu punya risiko, hipertensi bisa dicegah dan dikendalikan," ujar Ketua Umum Indonesian Society of Hypertension (InaSH) dalam webinar, Rabu (14/10).
Selain mengurangi konsumsi garam, makanan yang membuat tubuh jadi gemuk dan menimbulkan obesitas seharusnya dihindari. Sebab, kegemukan menimbulkan mengidap hipertensi.
Konsumsilah makanan-makanan rendah lemak untuk mengurangi risiko tekanan darah tinggi.
Baca juga: Pengidap hipertensi disarankan rajin pantau tekanan darah saat pandemi
Makanan tinggi lemak dan kalori ditambah gaya hidup tidak sehat memperparah risiko tekanan darah tinggi. Tunggul menegaskan, tindakan pertama yang harus dilakukan orang dengan keturunan hipertensi adalah mengubah gaya hidup jadi lebih sehat.
"Baru setelah itu minum obat," kata dia.
Kini orang dengan usia di bawah 40 tahun memiliki kecenderungan untuk mengalami hipertensi pada masa lima tahun ke depan.
Berdasarkan data Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, masyarakat dengan usia di rentang 30 hingga 40 tahun memiliki tekanan darah normal-tinggi yang berisiko menjadi hipertensi pada lima tahun ke depan.
Baca juga: Kemenkes: Sebanyak 13,3 persen pasien COVID-19 dengan hipertensi meninggal
Penyakit hipertensi tidak bisa disembuhkan, melainkan hanya bisa dikendalikan. Ketika seseorang meminum obat dan tekanan darahnya menurun, itu adalah upaya pengendalian tekanan darah, bukan menjadi sembuh.
Maka, masyarakat diimbau untuk patuh dalam meminum obat agar tekanan darah terkendali dan tidak menimbulkan gangguan kesehatan lain.
Kementerian Kesehatan mengungkapkan 13,3 persen pasien COVID-19 dengan penyakit bawaan atau komorbid hipertensi atau tekanan darah tinggi meninggal dunia.
Penyakit hipertensi menjadi faktor risiko paling tinggi menyebabkan pasien COVID-19 meninggal dunia diikuti oleh penyakit komorbid lainnya seperti diabetes, jantung koroner dan gagal ginjal.
Dari 1.641 orang pasien COVID-19, penyakit penyerta paling banyaknya adalah hipertensi dengan jumlah mencapai 50,8 persen.
Baca juga: Tips mengatur asupan garam agar tak kena darah tinggi
Baca juga: Kenali perbedaan pre-eklampsia dengan hipertensi
Baca juga: Bekerja terlalu lama di kantor beresiko terkena hipertensi
Berita Terkait
Konsumsi buah utuh untuk kurangi risiko bagi penderita diabetes
Jumat, 15 November 2024 9:49 Wib
Peserta didik di Palangka Raya perbanyak konsumsi buah cegah terserang penyakit
Kamis, 3 Oktober 2024 18:36 Wib
Begini cara kendalikan konsumsi makanan ultra-proses
Jumat, 20 September 2024 11:20 Wib
Bolehkah anak usia di atas dua tahun konsumsi jajanan pasar ?
Minggu, 8 September 2024 11:39 Wib
Berikut cara kurangi konsumsi makanan dan minuman manis pada anak
Selasa, 20 Agustus 2024 13:15 Wib
Minum kopi berlebihan bisa sebabkan gangguan jantung
Minggu, 18 Agustus 2024 11:04 Wib
Pelajar di Palangka Raya diminta kurangi konsumsi makanan mengandung pengawet di sekolah
Rabu, 7 Agustus 2024 15:47 Wib
Hasil studi, konsumsi daging olahan bisa tingkatkan risiko demensia
Jumat, 2 Agustus 2024 14:02 Wib