Huawei jelaskan manfaat 5G dalam MWCS 2021
Jakarta (ANTARA) - Huawei memaparkan manfaat teknologi internet generasi kelima atau 5G yang disampaikan dalam pembukaan konferensi seluler global Mobile World Congress Shanghai (MWCS) 2021, Senin.
Corporate Senior Vice President and Director of the Board Huawei, Catherine Chen, mengungkapkan bahwa 5G dapat mendatangkan nilai baru, membuat dunia semakin terhubung untuk kemakmuran bersama.
"Huawei selalu mendukung kemajuan teknologi, kami percaya, pada akhirnya teknologi menguntungkan umat manusia," ujar Chen.
Baca juga: Bos Huawei akui ponsel 5G buatan Apple yang terbaik
Acara pembukaan, yang dihadiri oleh sejumlah menteri di dunia, termasuk dari Malaysia, Thailand, Spanyol dan Hungaria secara virtual, serta perwakilan PBB, secara garis besar membahas bagaimana teknologi berkontribusi dalam mewujudkan 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB atau SDGs.
Dalam mewujudkan hal ini, untuk mendorong pembangunan berkelanjutan lewat teknologi, Chen mengungkapkan tantangan pertama ada pada persepsi mesin vs manusia.
Chen melihat perubahan sosial terjadi seiring dengan terobosan dalam sains dan teknologi. Namun saat ini, kemajuan teknologi sering kali dipolitisasi dan terkadang mengalami demoralisasi.
Hal itu membuat banyak orang berhenti percaya pada kekuatan teknologi, karena ketakutan dan ketidakpercayaan. Beberapa lainnya akan berusaha keras untuk menghambat perkembangan teknologi.
Baca juga: Laptop Huawei Matebook D14 Intel akan hadir di Indonesia
"Saya baru-baru ini membaca sebuah laporan, yang mengatakan bahwa platform digital penting apa pun yang didominasi oleh China akan diserahkan hanya ke AS jika kontennya tidak efektif. Dan 5G itu adalah salah satu platform seperti itu," kata Chen.
Menampik hal itu, Chen selanjutnya, menjelaskan bahwa "5G adalah teknologi standar, yang ditentukan oleh bandwidth tinggi, latensi rendah, dan konektivitas yang luas."
Teknologi 5G membantu industri tradisional bertransformasi, "dan bisa mendapatkan keuntungan atau lebih tepatnya penyebaran skala 5G sudah terlihat di berbagai industri di seluruh dunia," Chen menambahkan.
Salah satunya contohnya dalam sektor transportasi 5G akan meningkatkan efisiensi operasional.
Namun, kemajuan teknologi dalam pemanfaatannya juga harus diimbangi dengan adanya aturan untuk mengelola risiko teknologi. Sebab, Chen menyadari betul selalu ada bahaya akan penyalahgunaan teknologi baru.
"Melalui aturan, perkembangan teknologi dapat melampaui batas negara dan meningkatkan mata pencaharian semua tanpa menimbulkan risiko yang tidak semestinya," kata Chen.
Baca juga: Huawei akan hadirkan laptop berbasis chipsetnya sendiri
"Kita memasuki era digital, dan banyak yang bekerja keras membuat aturan tata kelola untuk keamanan dunia maya, perlindungan privasi, dan kepercayaan kepada AI, yang akan membuat kita tetap aman. Untuk kita semua. Saatnya percaya diri dan terbuka terhadap perkembangan teknologi," dia melanjutkan.
Lebih lanjut, Chen mengungkapkan tantangan kedua adalah membuat teknologi yang benar-benar efektif dan menciptakan nilai bagi semua orang. Chen mengakui bahwa hal itu sulit untuk dicapai, namun dapat dimulai dari sesuatu yang kecil, misalnya konsep produk.
"Kami juga percaya teknologi digital akan membantu PBB mencapai SDGs-nya, kami telah mengeksplorasi banyak aplikasi teknologi digital yang dipandu oleh solusi PV pintar SDGs yang digunakan di lebih dari 60 negara untuk mengurangi emisi karbon," ujar Chen.
Dalam upaya untuk mewujudkan teknologi yang bermanfaat bagi semua orang, Huawei juga telah membangun pembangkit listrik tenaga surya untuk mengurangi emisi karbon, dan bersama UNESCO meluncurkan program sekolah terbuka du Mesir, Ethiopia dan Ghana untuk meningkatkan keterampilan digital dengan pendidikan online.
Baca juga: Ini harga Mate 40 Pro dari Huawei
Baca juga: Pasar ponsel 5G dipimpin Samsung dan Huawei
Baca juga: Qualcomm diizinkan jual chip 4G ke Huawei
Corporate Senior Vice President and Director of the Board Huawei, Catherine Chen, mengungkapkan bahwa 5G dapat mendatangkan nilai baru, membuat dunia semakin terhubung untuk kemakmuran bersama.
"Huawei selalu mendukung kemajuan teknologi, kami percaya, pada akhirnya teknologi menguntungkan umat manusia," ujar Chen.
Baca juga: Bos Huawei akui ponsel 5G buatan Apple yang terbaik
Acara pembukaan, yang dihadiri oleh sejumlah menteri di dunia, termasuk dari Malaysia, Thailand, Spanyol dan Hungaria secara virtual, serta perwakilan PBB, secara garis besar membahas bagaimana teknologi berkontribusi dalam mewujudkan 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB atau SDGs.
Dalam mewujudkan hal ini, untuk mendorong pembangunan berkelanjutan lewat teknologi, Chen mengungkapkan tantangan pertama ada pada persepsi mesin vs manusia.
Chen melihat perubahan sosial terjadi seiring dengan terobosan dalam sains dan teknologi. Namun saat ini, kemajuan teknologi sering kali dipolitisasi dan terkadang mengalami demoralisasi.
Hal itu membuat banyak orang berhenti percaya pada kekuatan teknologi, karena ketakutan dan ketidakpercayaan. Beberapa lainnya akan berusaha keras untuk menghambat perkembangan teknologi.
Baca juga: Laptop Huawei Matebook D14 Intel akan hadir di Indonesia
"Saya baru-baru ini membaca sebuah laporan, yang mengatakan bahwa platform digital penting apa pun yang didominasi oleh China akan diserahkan hanya ke AS jika kontennya tidak efektif. Dan 5G itu adalah salah satu platform seperti itu," kata Chen.
Menampik hal itu, Chen selanjutnya, menjelaskan bahwa "5G adalah teknologi standar, yang ditentukan oleh bandwidth tinggi, latensi rendah, dan konektivitas yang luas."
Teknologi 5G membantu industri tradisional bertransformasi, "dan bisa mendapatkan keuntungan atau lebih tepatnya penyebaran skala 5G sudah terlihat di berbagai industri di seluruh dunia," Chen menambahkan.
Salah satunya contohnya dalam sektor transportasi 5G akan meningkatkan efisiensi operasional.
Namun, kemajuan teknologi dalam pemanfaatannya juga harus diimbangi dengan adanya aturan untuk mengelola risiko teknologi. Sebab, Chen menyadari betul selalu ada bahaya akan penyalahgunaan teknologi baru.
"Melalui aturan, perkembangan teknologi dapat melampaui batas negara dan meningkatkan mata pencaharian semua tanpa menimbulkan risiko yang tidak semestinya," kata Chen.
Baca juga: Huawei akan hadirkan laptop berbasis chipsetnya sendiri
"Kita memasuki era digital, dan banyak yang bekerja keras membuat aturan tata kelola untuk keamanan dunia maya, perlindungan privasi, dan kepercayaan kepada AI, yang akan membuat kita tetap aman. Untuk kita semua. Saatnya percaya diri dan terbuka terhadap perkembangan teknologi," dia melanjutkan.
Lebih lanjut, Chen mengungkapkan tantangan kedua adalah membuat teknologi yang benar-benar efektif dan menciptakan nilai bagi semua orang. Chen mengakui bahwa hal itu sulit untuk dicapai, namun dapat dimulai dari sesuatu yang kecil, misalnya konsep produk.
"Kami juga percaya teknologi digital akan membantu PBB mencapai SDGs-nya, kami telah mengeksplorasi banyak aplikasi teknologi digital yang dipandu oleh solusi PV pintar SDGs yang digunakan di lebih dari 60 negara untuk mengurangi emisi karbon," ujar Chen.
Dalam upaya untuk mewujudkan teknologi yang bermanfaat bagi semua orang, Huawei juga telah membangun pembangkit listrik tenaga surya untuk mengurangi emisi karbon, dan bersama UNESCO meluncurkan program sekolah terbuka du Mesir, Ethiopia dan Ghana untuk meningkatkan keterampilan digital dengan pendidikan online.
Baca juga: Ini harga Mate 40 Pro dari Huawei
Baca juga: Pasar ponsel 5G dipimpin Samsung dan Huawei
Baca juga: Qualcomm diizinkan jual chip 4G ke Huawei