Jakarta (ANTARA) - Qualcomm mendapat izin dari pemerintah Amerika Serikat untuk menjual chipponsel 4G ke Huawei, pengecualian untuk pembatasan perdagangan AS yang diberlakukan di tengah meningkatnya ketegangan dengan China.
"Kami menerima lisensi untuk sejumlah produk, yang mencakup beberapa produk 4G," kata juru bicara Qualcomm kepada Reuters, dikutip Minggu.
Baca juga: Pengiriman ponsel 5G global diprediksi capai 750 juta unit pada 2022
Qualcomm dan semua perusahaan semikonduktor Amerika lainnya terpaksa menghentikan penjualan ke perusahaan teknologi asal China itu pada September, setelah pembatasan perdagangan AS diberlakukan.
Juru bicara tersebut menolak mengomentari produk 4G yang dapat dijual Qualcomm ke Huawei, namun mengatakan produk itu terkait dengan perangkat seluler. Dia menambahkan bahwa Qualcomm memiliki aplikasi lisensi lain yang menunggu keputusan pemerintah AS.
Dahulu, Huawei adalah pelanggan chip yang relatif kecil bagi Qualcomm, yang merupakan pemasok chip ponsel terbesar. Huawei menggunakan chip miliknya sendiri untuk ponsel andalannya, namun menggunakan chip Qualcomm dalam model dengan harga yang lebih rendah.
Meski begitu, potensi Huawei untuk merancang chipnya sendiri digagalkan pada bulan September oleh pembatasan perdagangan AS yang memblokir aksesnya ke perangkat lunak desain chip dan alat fabrikasi.
Analis industri percaya bahwa stok chip Huawei yang dibeli sebelum pembatasan perdagangan tersbeut bisa saja habis awal tahun depan, sehingga dapat melumpuhkan bisnis smartphone-nya.
Analis Bernstein Stacy Rasgon mengatakan lisensi Qualcomm akan memiliki "dampak terbatas" karena hanya mencakup chip 4G, sementara konsumen beralih ke perangkat 5G yang lebih baru.
Rasgon mengatakan masih belum jelas apakah pejabat AS akan memberikan lisensi Qualcomm untuk chip smartphone 5G.
Perusahaan AS lainnya seperti Micron Technology juga terpaksa menghentikan penjualan ke Huawei, dan mengatakan telah mengajukan permohonan lisensi. Sementara itu, Intel mengatakan memiliki lisensi untuk menjual ke Huawei.