TNI AL terima dua heli antikapal selam dari Menhan Prabowo

id Menhan, Prabowo Subianto, PT DI, helikopter anti-kapal selam, CN235 MPA, TNI Angkatan Laut

TNI AL terima dua heli antikapal selam dari Menhan Prabowo

Menhan Prabowo Subianto bersama Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono saat melihat peralatan pesawat CN235 Maritime Patrol Aircraft (MPA), di Hanggar Aircraft Service PT DI, Bandung, Rabu (15/6/2022). ANTARA/HO-Tim Media Prabowo Subianto

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto menyerahkan dua unit Helikopter AS565 MBe Panther Antikapal Selam (AKS) dan satu unit Pesawat CN235 Maritime Patrol Aircraft (MPA) kepada Kepala Staf TNI AL (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono.

Alutsista yang diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia (DI) tersebut diterima langsung oleh Menhan Prabowo dari Direktur Utama PT DI Gita Amperiawan dan kemudian diserahkan kepada Kasal Laksamana TNI Yudo Margono, di Hanggar Aircraft Service PT DI, Bandung, Rabu.

Menhan Prabowo dalam sambutannya menekankan bahwa Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bekerja keras agar sedapat mungkin anggaran yang dikeluarkan diarahkan kepada industri pertahanan dalam negeri.

"Ini merupakan tekad kami untuk terus memperkuat industri pertahanan dalam negeri yang sangat vital bagi kelangsungan dan keselamatan bangsa," ujar Menhan Prabowo dalam siaran persnya.

"Bangsa ini harus kuat. Bangsa kita bangsa besar dan kaya. Kalau kita tidak kuat, kekayaan kita bisa dirampas. Untuk itu, TNI harus kuat agar dapat menjaga kekayaan kita," kata mantan Danjen Kopassus ini.

Pesawat CN235 MPA yang diserahkan ini merupakan pesawat PT DI pertama yang telah dimodifikasi dan diupgrade pada seluruh avionic systemnya dengan menggunakan teknologi terbaru "full glass cockpit" dan display digital yang terintegrasi, di mana untuk komposisi TKDN-nya mencapai 42,56 persen.

Dengan seluruh modifikasi dan pengembangan "mission system" tersebut, telah terserap 122.000 "man hour" PT DI di area engineering, di mana 30,1 persen di antaranya merupakan insinyur (rekayasawan) milenial kebanggaan PT DI.

Sedangkan, jumlah "man hour" yang terserap di area produksi adalah 393.000 "man hour", dengan kontribusi tenaga milenial mencapai 40 persen.

Helikopter AS565 MBe Panther yang diserahkan pada kesempatan yang sama merupakan Helicopter Naval Version hasil produk kerja sama industri antara PT DI dengan Airbus Helicopters, yang kemudian dilanjutkan pengembangan dan integrasi AKS-nya oleh PT DI.

PT DI melakukan pemasangan torpedo dan sonar varian terbaru yang disesuaikan dengan kebutuhan TNI AL.

"Terima kash atas kerja keras PT DI. Jaga kepercayaan negara dan bangsa, raih teknologi tinggi, jaga efisiensi, PTDI harus kita tingkatkan," kata Prabowo.

Turut hadir dalam penyerahan pesawat udara CN235 MPA dan Heli AKS ini Dekan Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) Institut Teknologi Bandung Tata Cipta Dirgantara, Asrenum Panglima TNI Laksda TNI Heru Kusmanto, Kabaranahan Kemhan Marsda TNI Yusuf Jauhari, dan Kabalitbang Kemhan Marsda TNI Julexi Tambayong.

Sebelumnya, Prabowo Subianto menyampaikan bahwa Indonesia tidak pernah mengabaikan pertahanan negara, meskipun menganut sistem politik luar negeri yang bebas aktif atau nonblok yang menghormati kepentingan semua negara dan tidak memihak.

“Situasi di Ukraina mengajarkan kami bahwa kami tidak akan pernah bisa mengabaikan keamanan dan kemerdekaan kami begitu saja. Oleh karena itu, kami bertekad untuk memperkuat pertahanan dan itulah kata kuncinya. Outlook (pandangan) kami defensif, tetapi kami telah menyatakan bahwa kami akan mempertahankan wilayah kami dengan segala cara yang kami miliki,” kata Prabowo.

Selanjutnya, Prabowo menyampaikan penghormatan terhadap semua negara sahabat bernilai penting dalam menghasilkan hubungan yang harmonis antara negara di Asia selama beberapa dekade, meskipun masih terdapat persaingan teritorial.

Menurutnya, dalam 40 sampai 50 tahun terakhir, negara-negara di Asia telah menemukan cara untuk menyelesaikan tantangan yang berkenaan dengan menjaga pertahanan setiap negara.

Ia mengatakan pengalaman bersama yang dimiliki oleh negara-negara Asia, seperti pernah diperbudak dan dieksploitasi, telah memaksa mereka untuk berjuang menciptakan lingkungan yang damai dan bersahabat.