Tiongkok tambah impor 1 juta ton CPO dari Indonesia

id Tiongkok,CPO , Zulkifli Hasan,Mendag,Kalteng,Tiongkok tambah impor 1 juta ton CPO dari Indonesia

Tiongkok tambah impor 1 juta ton CPO dari Indonesia

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan saat meninjau pabrik pengolahan sawit di Lampung. Lampung Tengah, (9/7/2022). ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi.

Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyambut Republik Rakyat Tiongkok (RRT) berkomitmen untuk menambah impor crude palm oil (CPO) sebanyak 1 juta ton dari Indonesia.

Komitmen itu disampaikan saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri China Li Keqiang di Villa 5, Diaoyutai State Guesthouse, Beijing.

"Secara khusus kami mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi," kata Mendag lewat keterangannya diterima di Jakarta, Kamis.

Mendag menyampaikan hal tersebut di Serang, Banten usai menghadiri Pembukaan Pasar Hasil Bumi dan Produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Baca juga: Komitmen China beli produk CPO dongkrak harga TBS di tingkat petani

Mendag menilai, tambahan pembelian CPO dari Tiongkok sangat penting bagi petani sawit di dalam negeri dan eksportir CPO. Jutaan petani terselamatkan dan makin sejahtera dengan tambahan pembelian ini.

“Secara khusus kami mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi,” ucap Zulkifli.

Diketahui, Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri RRT (Premier) Li Keqiang. Presiden berharap kerja sama Indonesia-RRT dapat terus ditingkatkan.

Selain berkomitmen menambah impor CPO 1 juta ton, RRT juga berkomitmen untuk mengurai permasalahan logistik ekspor CPO ke Negeri TIrai Bambu itu. Dalam hal ini, Tiongkok akan memberikan tambahan kapal untuk keperluan ekspor tersebut.

Baca juga: DPRD Kalteng optimistis harga TBS sawit naik pasca penghapusan pungutan ekspor CPO

Begitu juga dengan komitmen RRT untuk memprioritaskan impor produk pertanian dari Indonesia. Presiden Jokowi dan Li Keqiang juga membahas kerja sama pembangunan Green Industrial Park di Kalimantan Utara.

Dengan tambahan impor CPO dari Tiongkok ini, Mendag berharap produsen CPO akan membeli tandan buah segar (TBS) dengan harga yang wajar.

“Dengan permintaan Tiongkok ini, harga TBS diharapkan terus merangkak naik hingga di atas Rp3.000 per kilogram,” katanya.

Baca juga: Tangki CPO sejumlah pabrik kelapa sawit di Kalimantan penuh

Menurut Mendag, pembelian CPO dari Tiongkok ini tidak akan mengganggu stok bahan baku minyak goreng di dalam negeri sehingga kebutuhan minyak goreng tidak akan terganggu. Dengan stok yang melimpah, harga minyak goreng juga akan tetap stabil sesuai HET Rp14.000 per liter.

“Saya menjamin bahwa harga minyak goreng tidak akan naik dan akan tetap stabil. Saat ini stok bahan baku minyak goreng sangat melimpah. Tangki-tangki CPO di dalam negeri masih penuh,” jelasnya.

Mendag mengatakan, skema Domestic Market Obligation (DMO) dan Domestic Price Obligation (DPO) masih tetap dipertahankan untuk menjamin suplai bahan baku minyak goreng ini tetap stabil sehingga harga minyak goreng curah dan kemasan premium di dalam negeri juga akan tetap stabil.

“Skema DMO dan DPO akan kami longgarkan setelah semua produsen minyak goreng dan industri CPO berkomitmen menjamin bahwa baku minyak goreng tetap ada secara berkelanjutan,” tegasnya.

Baca juga: Ingat! Pelaku usaha CPO wajib terdaftar 'Si Mirah'