Meghan, Duchess of Sussex, menikahi Pangeran Harry pada 2018. Meghan bersama suaminya melawat ke Australia, Fiji, Tonga dan Selandia Baru pada Oktober 2018.
Baca juga: Pangeran Harry dan Meghan Markle pamerkan foto ultah pertama Lilibet
Pasangan itu menghadiri 76 acara dalam kurun 16 hari, dan berdasarkan buku baru, Meghan sulit memahami mengapa dia harus ikut bagian dari tur yang menguras energi itu.
"Meski dia menikmati perhatian, Meghan tidak memahami apa tujuan dari berjalan dan berjabat tangan dengan banyak orang," kata Valentine Low, penulis buku "Courtiers: The Hidden Power Behind the Crown" yang akan rilis pada 6 Oktober.
Low menulis bahwa Meghan terdengar mengeluh tentang tur tersebut, seperti disiarkan Page Six.
"Saya tidak percaya saya tidak digaji untuk ini," kata Meghan, berdasarkan buku tersebut.
Baca juga: Pangeran Harry dan Meghan Markle hadiri perayaan Ratu Elizabeth
Di balik tur ke beberapa negara itu, Low mengklaim suasana kian memanas antara Meghan dan para ajudan. Menurut buku, Jason Knauf, yang mengurusi operasi media pasangan itu, mengajukan keluhan via surel selama tur kerajaan.
Dia diduga memanggil Meghan karena memperlihatkan perilaku "tidak dapat diterima" terhadap seorang staf yang "bekerja dengan baik" dan menyatakan keprihatinannya tentang perlakuannya terhadap dua asisten pribadi, kata buku.
Reuters pada pertengahan September (13/9) melaporkan bahwa Meghan telah menunda episode terbaru dari siniar Spotify selama periode berduka atas kepergian Ratu Elizabeth II. Siniar Meghan yang bertajuk "Archetypes" sejauh ini sudah menghadirkan bintang tamu penyanyi Mariah Carey dan petenis Serena Williams.
Meghan Markle sebelumnya dikenal sebagai aktris yang berakting dalam drama hukum "Suits" sebelum akhirnya menikah dengan Pangeran Harry. Harry dan istrinya mundur dari keluarga kerajaan pada 2020, kemudian pindah ke California bersama dua anak mereka.
Baca juga: Netflix putuskan tak lanjutkan serial animasi Meghan Markle 'Pearl'
Baca juga: Meghan Markle kembali digulingkan dalam kasus Pangeran Andrew?
Baca juga: Pangeran Harry-Meghan Markle jadi target utama ujaran kebencian