Vitamin ini juga membantu melindungi kulit dari patogen dengan memperkuat strukturnya dan meningkatkan kemampuannya untuk mengikat radikal bebas, dan meningkatkan kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk mendeteksi dan menghancurkan mikroba sebelum mereka mulai membahayakan kesehatan.
Tetapi, menurut tinjauan sistematis dalam Cochrane, seperti disiarkan LiveScience beberapa waktu lalu, tidak ada bukti suplementasi vitamin C mengurangi kejadian pilek pada populasi umum.
Baca juga: Bolehkah gunakan serum retinol dan vitamin C secara bersamaan?
Namun, vitamin C mungkin berguna bagi orang-orang yang mengalami periode singkat latihan fisik. Olahraga yang intens secara signifikan meningkatkan stres oksidatif dan dengan demikian, hal itu dapat melemahkan penghalang epitel dan meningkatkan kemungkinan terkena infeksi.
Menurut jurnal Nutrients, vitamin C membantu meningkatkan produksi dan proliferasi limfosit B dan T. Limfosit B membuat antibodi yakni protein yang mengikat bakteri dan virus. Proses ini membantu sistem kekebalan tubuh mengidentifikasi mereka sebagai benda asing.
Limfosit T berfungsi untuk menghancurkan benda asing yang tidak diinginkan. Secara teori, vitamin C seharusnya membantu tubuh mempersingkat durasi dan meringankan gejala flu biasa.
Rekomendasi harian untuk asupan vitamin C tergantung pada beberapa faktor, termasuk usia dan jenis kelamin. Menurut NIH, wanita harus mengonsumsi 75 mg vitamin C per hari, sedangkan pria membutuhkan 90 mg.
Sementara wanita hamil dan menyusui harus meningkatkan asupannya. Tergantung pada usia mereka, orang-orang mungkin membutuhkan antara 80 mg hingga 120 mg sehari.
Vitamin C larut dalam air, yang berarti tidak disimpan oleh tubuh dan disaring oleh tubuh dalam urine. Namun, dosis tinggi vitamin C dapat menghasilkan efek samping yang tidak diinginkan.
Baca juga: Vitamin C dari kakadu plum bantu atasi kulit kusam
Baca juga: Mengapa vitamin C tak boleh dikonsumsi berlebihan?
Baca juga: Berikut vitamin terbaik untuk halau influenza