DPRD Palangka Raya apresiasi BPBD tingkatkan kemampuan jurnalis terkait kebencanaan
Palangka Raya (ANTARA) - Wakil Ketua I DPRD Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Wahid Yusuf mengapresiasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kota setempat tingkatkan kemampuan jurnalis terkait kebencanaan.
"Melalui peningkatan kemampuan tersebut, para jurnalis bisa menyampaikan ke masyarakat mana saja wilayah yang menjadi rawan terjadinya bencana di daerah kita," katanya di Palangka Raya, Rabu.
Bencana yang paling dominan melanda daerah 'Kota Cantik' julukan Palangka Raya, yakni bencana banjir bahkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Saat ini bencana banjir beberapa waktu lalu terjadi di beberapa titik yang terjadi di daerah setempat. Banjir itu pun diakibatkan lantaran luapan air Sungai Kahayan.
"Kalau cuaca di tempat kita sering diguyur hujan dengan intensitas deras, maka potensi banjir akibat luapan air Sungai Kahayan bisa terjadi," katanya.
Dia juga menegaskan, selain akibat guyuran hujan yang deras kiriman air dari hulu atau kabupaten tetangga juga bisa mengakibatkan banjir pemukiman warga khususnya pemukiman warga yang berada di dataran rendah dan bantaran sungai.
"Maka dari itu mitigasi bencana alam itu sangat penting, sehingga para jurnalis yang sudah memiliki pengalaman bisa menyiasatinya untuk menyampaikan ke masyarakat terkait kebencanaan di daerah kita," ucapnya.
Sementara itu di lokasi yang berbeda, Kepala BPBD Kota Palangka Raya Emi Abriyani mengatakan terus berupaya meningkatkan kemampuan jurnalis di daerah itu tentang kemampuan antisipasi dan mitigasi potensi bencana yang bisa terjadi di kota setempat.
"Kegiatan seperti ini merupakan bagian upaya pemkot meningkatkan kapasitas masyarakat dengan cara pelatihan pencegahan serta mitigasi bencana," kata ucapnya.
Ditambahkan, pelatihan tersebut merupakan pembentukan dan penyadaran serta peningkatan kemampuan manajemen dalam menghadapi ancaman bencana.
Sehingga para jurnalis, juga semakin mampu terlibat dalam upaya mengurangi resiko ancaman bencana alam maupun non alam.
"Untuk bencana alam, secara umum di Palangka Raya ancaman saat musim hujan adalah banjir dan untuk musim kemarau adalah ancaman karhutla," demikian Emi Abriyani.
"Melalui peningkatan kemampuan tersebut, para jurnalis bisa menyampaikan ke masyarakat mana saja wilayah yang menjadi rawan terjadinya bencana di daerah kita," katanya di Palangka Raya, Rabu.
Bencana yang paling dominan melanda daerah 'Kota Cantik' julukan Palangka Raya, yakni bencana banjir bahkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Saat ini bencana banjir beberapa waktu lalu terjadi di beberapa titik yang terjadi di daerah setempat. Banjir itu pun diakibatkan lantaran luapan air Sungai Kahayan.
"Kalau cuaca di tempat kita sering diguyur hujan dengan intensitas deras, maka potensi banjir akibat luapan air Sungai Kahayan bisa terjadi," katanya.
Dia juga menegaskan, selain akibat guyuran hujan yang deras kiriman air dari hulu atau kabupaten tetangga juga bisa mengakibatkan banjir pemukiman warga khususnya pemukiman warga yang berada di dataran rendah dan bantaran sungai.
"Maka dari itu mitigasi bencana alam itu sangat penting, sehingga para jurnalis yang sudah memiliki pengalaman bisa menyiasatinya untuk menyampaikan ke masyarakat terkait kebencanaan di daerah kita," ucapnya.
Sementara itu di lokasi yang berbeda, Kepala BPBD Kota Palangka Raya Emi Abriyani mengatakan terus berupaya meningkatkan kemampuan jurnalis di daerah itu tentang kemampuan antisipasi dan mitigasi potensi bencana yang bisa terjadi di kota setempat.
"Kegiatan seperti ini merupakan bagian upaya pemkot meningkatkan kapasitas masyarakat dengan cara pelatihan pencegahan serta mitigasi bencana," kata ucapnya.
Ditambahkan, pelatihan tersebut merupakan pembentukan dan penyadaran serta peningkatan kemampuan manajemen dalam menghadapi ancaman bencana.
Sehingga para jurnalis, juga semakin mampu terlibat dalam upaya mengurangi resiko ancaman bencana alam maupun non alam.
"Untuk bencana alam, secara umum di Palangka Raya ancaman saat musim hujan adalah banjir dan untuk musim kemarau adalah ancaman karhutla," demikian Emi Abriyani.