Muara Teweh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, meningkatkan pemahaman pelayanan kesehatan anak usia sekolah/madrasah dan remaja guna mendukung proses belajar dan mengajar.
"Keadaan kesehatan anak sekolah akan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar dan pendidikan kesehatan melalui anak sekolah sangat efektif," kata Kepala Dinas Kesehatan Barito Utara Siswandoyo melakukan pertemuan penguatan pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan remaja di Muara Teweh, Selasa.
Menurut dia, ada beberapa isu kesehatan yang sering terjadi pada kelompok anak usia sekolah dan menjadi prioritas penanggulangannya yaitu masalah gizi, penyakit tidak menular, reproduksi, HIV, napza, kesehatan mental, sanitasi, kekerasan dan cedera.
Melalui kegiatan ini, kata dia, diharapkan agar pemegang program kesehatan anak usia sekolah dan remaja di puskesmas bisa menjadi penggerak dan berperan aktif dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya dalam rangka meningkatkan pembinaan sekolah/madrasah sehat dari jenjang pendidikan dini, dasar dan menengah.
"Agar penerapan sekolah atau madrasah sehat sesuai dengan kaidah yang berlaku yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas kesehatan anak usia sekolah dan remaja di Kabupaten Barito Utara," kata Siswandoyo.
Dia mengatakan, secara umum anak usia sekolah (7-18 tahun) merupakan kelompok usia yang paling sehat dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Namun, perilaku mereka dapat mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada saat ini atau di kemudian hari.
"Beberapa masalah kesehatan pada kelompok ini ialah angka cacingan pada anak SD mencapai 28 persen. Selain itu risiko penyakit tidak menular karena obesitas pada anak usia 5-12 tahun mencapai 8,1 persen," katanya.
Selain itu, anak usia SD sudah mulai merokok yang ditunjukkan dengan angka 9,1 persen pada anak 10-18 tahun. Sementara, sebanyak 25,7 persen remaja usia 13-15 tahun dan 8,1 persen remaja usia 16-18 tahun mengalami stunting.
Menurut Siswandoyo, terkait kesehatan reproduksi, 5,3 persen remaja pernah melakukan hubungan seks pranikah dan hanya 36 persen remaja pernah diajarkan cara menolak ajakan hubungan seksual.
"Isu lainnya, adalah angka penyalahgunaan napza pada usia anak dan remaja yaitu 22 persen remaja pernah merokok yang 6,4 persen diantaranya merokok (GSHS 2015, Riskesdas 2018)," jelas dia.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan, Enny Franziah mengatakan tujuan umum dari kegiatan ini agar tercapainya status kesehatan anak usia sekolah/madrasah yang paripurna dalam mendukung proses belajar dan mengajar di satuan pendidikan.
Sedangkan tujuan khususnya, kata Enny, untuk meningkatkan pemahaman peserta terkait sekolah sehat dan meningkatkan pemahaman peserta dalam pelaksanaan pembinaan sekolah sehat.
"Pertemuan ini diikuti sebanyak 49 orang terdiri dari 34 pemegang program UKS dan memegang program gizi puskesmas di Barito Utara, lintas program di Dinas Kesehatan sebanyak 15 orang,” kata Enny Franziah.