PDIP terbuka untuk berkoalisi dengan partai politik lainnya
Jakarta (ANTARA) - Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Andreas Hugo Pareira menyampaikan bahwa partai berlambang banteng bermoncong putih itu berada di posisi yang terbuka untuk berkoalisi dengan partai-partai politik lainnya.
“Kalau yang saya tahu, dalam posisi PDI Perjuangan, tentu kami terbuka. Silakan kalau memang ada keinginan untuk pembicaraan-pembicaraan, bicara langsung dengan Ketua Umum (PDIP Megawati Soekarnoputri)," ujar Andreas saat menjadi narasumber dalam Embargo Talk Episode 5 bertajuk "Menerka Strategi Koalisi Megawati", sebagaimana dipantau melalui kanal YouTube Vibrasi di Jakarta, Kamis.
Ia lalu menambahkan dalam menentukan partai politik yang dapat berkoalisi dengan PDIP, terutama terkait dengan pengusungan calon presiden di Pilpres 2024, mereka mempertimbangkan kesamaan warna dan ideologi partai.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago berpendapat PDIP berada di posisi tidak mau menjadi partai politik yang tampak hendak bergabung dengan partai politik lainnya dalam membangun koalisi. Menurut Pangi, sebagai salah satu partai terbesar di Tanah Air, PDIP akan menerima partai politik yang memang terlihat ingin berkoalisi dengan mereka.
"Nampaknya, PDIP tidak mau seolah-olah bergabung (dengan partai politik lainnya dalam membangun koalisi), tapi yang ingin bergabung, itu yang diterima oleh PDIP karena partai itu partai yang besar, gengsi politik juga, muruah partai juga," ujar CEO and Founder Voxpol Center Research and Consulting itu.
Sebelumnya, pengamat politik dari Universitas Andalas (Unand) Prof. Asrinaldi menyakini mesin politik PDIP akan bekerja lambat atau kurang maksimal apabila memaksakan maju sendiri tanpa berkoalisi pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
"Kalau dia (PDIP) maju sendiri, tidak akan maksimal, kerja mesin politiknya agak berat," kata Prof. Asrinaldi di Padang, Sumatera Barat, Rabu.
Akan tetapi, kata dia, apabila partai besutan Megawati Soekarnoputri tersebut berkoalisi dengan partai lain, kerja mesin politik akan jauh lebih mudah, baik untuk menghadapi Pemilu maupun Pilpres 2024.
“Kalau yang saya tahu, dalam posisi PDI Perjuangan, tentu kami terbuka. Silakan kalau memang ada keinginan untuk pembicaraan-pembicaraan, bicara langsung dengan Ketua Umum (PDIP Megawati Soekarnoputri)," ujar Andreas saat menjadi narasumber dalam Embargo Talk Episode 5 bertajuk "Menerka Strategi Koalisi Megawati", sebagaimana dipantau melalui kanal YouTube Vibrasi di Jakarta, Kamis.
Ia lalu menambahkan dalam menentukan partai politik yang dapat berkoalisi dengan PDIP, terutama terkait dengan pengusungan calon presiden di Pilpres 2024, mereka mempertimbangkan kesamaan warna dan ideologi partai.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago berpendapat PDIP berada di posisi tidak mau menjadi partai politik yang tampak hendak bergabung dengan partai politik lainnya dalam membangun koalisi. Menurut Pangi, sebagai salah satu partai terbesar di Tanah Air, PDIP akan menerima partai politik yang memang terlihat ingin berkoalisi dengan mereka.
"Nampaknya, PDIP tidak mau seolah-olah bergabung (dengan partai politik lainnya dalam membangun koalisi), tapi yang ingin bergabung, itu yang diterima oleh PDIP karena partai itu partai yang besar, gengsi politik juga, muruah partai juga," ujar CEO and Founder Voxpol Center Research and Consulting itu.
Sebelumnya, pengamat politik dari Universitas Andalas (Unand) Prof. Asrinaldi menyakini mesin politik PDIP akan bekerja lambat atau kurang maksimal apabila memaksakan maju sendiri tanpa berkoalisi pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
"Kalau dia (PDIP) maju sendiri, tidak akan maksimal, kerja mesin politiknya agak berat," kata Prof. Asrinaldi di Padang, Sumatera Barat, Rabu.
Akan tetapi, kata dia, apabila partai besutan Megawati Soekarnoputri tersebut berkoalisi dengan partai lain, kerja mesin politik akan jauh lebih mudah, baik untuk menghadapi Pemilu maupun Pilpres 2024.