Legislator ajak semua pihak berperan cegah karhutla di Palangka Raya
Palangka Raya (ANTARA) - Legislator Kota Palangka Raya, Kalimantan tengah Sigit Widodo mengajak semua pihak di daerah setempat untuk berperan aktif cegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kota itu.
"Agar karhutla tidak terjadi di Palangka Raya, tentunya peran aktif seluruh pihak harus ditingkatkan apalagi saat ini juga sudah berada di musim kemarau," kata Sigit di Palangka Raya, Selasa.
Ia menuturkan, saat ini pemerintah kota melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, TNI-Polri serta beberapa damkar swakarsa saat ini selalu bergerak dalam melakukan penanganan karhutla yang terjadi di kota setempat.
Dengan siaganya para tim gabungan tersebut tentunya karhutla yang hampir setiap hari terjadi, dapat ditangani dengan baik. Namun persoalan tersebut tentunya harus ada peran dari semua pihak agar Kota Palangka Raya tidak menjadi penyumbang kabut asap akibat karhutla yang terjadi di daerah setempat.
"Jangan sampai kejadian pada 2015 lalu kabut asap tebal menyelimuti seluruh wajah Ibu Kota Palangka Raya, Kalteng sehingga mengakibatkan dampak yang sangat besar bagi daerah dan masyarakatnya," ucapnya.
Sementara itu di lain pihak, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya Emi Abriyani meminta warga di daerah setempat agar aktif dalam upaya antisipasi peningkatan kasus karhutla.
"Kondisi saat ini, jika dibandingkan pada Mei 2023 lalu intensitas karhutla di Palangka Raya meningkat karena hampir setiap hari ada kasus kebakaran. Maka masyarakat juga harus berperan dalam pencegahannya," bebernya.
Ditambahkan Emi, dengan kondisi seperti ini hendaknya masyarakat tidak membuka lahan dengan cara membakar, kemudian berhati-hati saat membakar sampah di sekitar kawasan lahan.
Selain itu juga dengan mengingatkan keluarga atau tetangga yang memiliki lahan agar tak membuka lahan dengan cara dibakar.
"Kemarau tahun ini cukup panjang dan disertai cuaca panas, sehingga lahan gambut bisa sangat kering," bebernya..
Selama Januari hingga 26 Juni 2023, BPBD Kota Palangka Raya mencatat sebanyak 44 kasus karhutla. Luas lahan terbakar mencapai sekitar 30 hektare.
"Kami menduga kejadian karhutla yang terjadi ini, adanya unsur kesengajaan. Pada beberapa lokasi ditemukan botol bekas berbau bahan bakar minyak," demikian Emi Abriyani.
"Agar karhutla tidak terjadi di Palangka Raya, tentunya peran aktif seluruh pihak harus ditingkatkan apalagi saat ini juga sudah berada di musim kemarau," kata Sigit di Palangka Raya, Selasa.
Ia menuturkan, saat ini pemerintah kota melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, TNI-Polri serta beberapa damkar swakarsa saat ini selalu bergerak dalam melakukan penanganan karhutla yang terjadi di kota setempat.
Dengan siaganya para tim gabungan tersebut tentunya karhutla yang hampir setiap hari terjadi, dapat ditangani dengan baik. Namun persoalan tersebut tentunya harus ada peran dari semua pihak agar Kota Palangka Raya tidak menjadi penyumbang kabut asap akibat karhutla yang terjadi di daerah setempat.
"Jangan sampai kejadian pada 2015 lalu kabut asap tebal menyelimuti seluruh wajah Ibu Kota Palangka Raya, Kalteng sehingga mengakibatkan dampak yang sangat besar bagi daerah dan masyarakatnya," ucapnya.
Sementara itu di lain pihak, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya Emi Abriyani meminta warga di daerah setempat agar aktif dalam upaya antisipasi peningkatan kasus karhutla.
"Kondisi saat ini, jika dibandingkan pada Mei 2023 lalu intensitas karhutla di Palangka Raya meningkat karena hampir setiap hari ada kasus kebakaran. Maka masyarakat juga harus berperan dalam pencegahannya," bebernya.
Ditambahkan Emi, dengan kondisi seperti ini hendaknya masyarakat tidak membuka lahan dengan cara membakar, kemudian berhati-hati saat membakar sampah di sekitar kawasan lahan.
Selain itu juga dengan mengingatkan keluarga atau tetangga yang memiliki lahan agar tak membuka lahan dengan cara dibakar.
"Kemarau tahun ini cukup panjang dan disertai cuaca panas, sehingga lahan gambut bisa sangat kering," bebernya..
Selama Januari hingga 26 Juni 2023, BPBD Kota Palangka Raya mencatat sebanyak 44 kasus karhutla. Luas lahan terbakar mencapai sekitar 30 hektare.
"Kami menduga kejadian karhutla yang terjadi ini, adanya unsur kesengajaan. Pada beberapa lokasi ditemukan botol bekas berbau bahan bakar minyak," demikian Emi Abriyani.