Layang-layang bahayakan helikopter pengebom air pemadaman karhutla di Sampit
Sampit (ANTARA) - Masyarakat di sekitar Bandara Haji Asan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah diimbau tidak menaikkan layang-layang karena bisa membahayakan helikopter pengebom air yang makin sering beraktivitas untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Sampit.
"Ada yang dikeluhkan oleh pilot helikopter WB (water bombing). Mohon perhatian masyarakat bahwa saat ini banyak yang main layang-layang di sekitar bandara," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur, Arief di Sampit, Sabtu.
Saat ini kebakaran lahan di Sampit masih terjadi di beberapa lokasi. Keberadaan helikopter water bombing atau pengeboman air milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dibutuhkan untuk memadamkan kebakaran yang lokasinya sulit, bahkan tidak bisa dijangkau oleh tim melalui jalur darat.
Sepanjang Sabtu, helikopter melakukan pengeboman air untuk memadamkan kebakaran lahan di Jalan Lingkar Selatan Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Kebakaran yang menghanguskan satu hektare lahan gambut tersebut berhasil dipadamkan.
Arief mengatakan, saat ini helikopter tersebut bermalam di Bandara Haji Asan Sampit. Helikopter masih dibutuhkan karena kebakaran lahan di lokasi yang sulit dijangkau melalui jalur darat masih sering terjadi.
BPBD berupaya memaksimalkan keberadaan helikopter tersebut untuk memadamkan kebakaran lahan. Untuk itu pula masyarakat diminta mendukung upaya yang dilakukan dengan cara tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu aktivitas helikopter pengebom air.
Baca juga: Diikuti ribuan peserta, pawai pembangunan Kotim berlangsung hingga enam jam
"Begitu juga ketika helikopter hendak melakukan pengeboman air, tolong warga jangan berkerumun di sekitar lokasi karena bisa berbahaya. Sebelumnya pernah pengeboman air di jalan Lingkar Utara dibatalkan karena pilot melihat banyak warga berkerumun di sekitar lokasi. Mohon ini bisa dipahami oleh masyarakat," tambah Arief.
Kendala lain yang bisa menghambat upaya pengeboman air melalui udara adalah jika lokasi kebakaran sangat dekat dengan jaringan saluran udara bertegangan tinggi atau Sutet.
Pilot harus ekstra hati-hati karena cukup berisiko, baik dalam hal manuver maupun risiko lantaran ada listrik bertegangan tinggi.
Sementara itu, tim pemadam kebakaran di darat juga melakukan pemadaman di lokasi. Tim juga memprioritaskan keselamatan warga jika kebakaran mulai mendekati permukiman.
Seperti Sabtu pagi, tim BPBD mengevakuasi seorang ibu dan dua balitanya karena kebakaran lahan tidak jauh rumah mereka sudah menimbulkan asap. Selain itu, evakuasi untuk mencegah hal yang tidak diinginkan akibat kebakaran lahan di Jalan Mohammad Hatta atau Lingkar Selatan tersebut.
Arief mengaku bersyukur karena ibu tersebut mau mengikuti arahan untuk dievakuasi ke tempat yang aman. Setelah kebakaran bisa dipadamkan, barulah ibu dan dua anaknya diperkenankan kembali ke rumah.
Baca juga: Kapolres Kotim: Pembakar lahan terancam 15 tahun penjara
Baca juga: PT Maju Aneka Sawit tingkatkan program penghijauan sempadan sungai
Baca juga: Karhutla marak, Bupati Kotim minta masyarakat jangan membakar lahan
"Ada yang dikeluhkan oleh pilot helikopter WB (water bombing). Mohon perhatian masyarakat bahwa saat ini banyak yang main layang-layang di sekitar bandara," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur, Arief di Sampit, Sabtu.
Saat ini kebakaran lahan di Sampit masih terjadi di beberapa lokasi. Keberadaan helikopter water bombing atau pengeboman air milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dibutuhkan untuk memadamkan kebakaran yang lokasinya sulit, bahkan tidak bisa dijangkau oleh tim melalui jalur darat.
Sepanjang Sabtu, helikopter melakukan pengeboman air untuk memadamkan kebakaran lahan di Jalan Lingkar Selatan Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Kebakaran yang menghanguskan satu hektare lahan gambut tersebut berhasil dipadamkan.
Arief mengatakan, saat ini helikopter tersebut bermalam di Bandara Haji Asan Sampit. Helikopter masih dibutuhkan karena kebakaran lahan di lokasi yang sulit dijangkau melalui jalur darat masih sering terjadi.
BPBD berupaya memaksimalkan keberadaan helikopter tersebut untuk memadamkan kebakaran lahan. Untuk itu pula masyarakat diminta mendukung upaya yang dilakukan dengan cara tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu aktivitas helikopter pengebom air.
Baca juga: Diikuti ribuan peserta, pawai pembangunan Kotim berlangsung hingga enam jam
"Begitu juga ketika helikopter hendak melakukan pengeboman air, tolong warga jangan berkerumun di sekitar lokasi karena bisa berbahaya. Sebelumnya pernah pengeboman air di jalan Lingkar Utara dibatalkan karena pilot melihat banyak warga berkerumun di sekitar lokasi. Mohon ini bisa dipahami oleh masyarakat," tambah Arief.
Kendala lain yang bisa menghambat upaya pengeboman air melalui udara adalah jika lokasi kebakaran sangat dekat dengan jaringan saluran udara bertegangan tinggi atau Sutet.
Pilot harus ekstra hati-hati karena cukup berisiko, baik dalam hal manuver maupun risiko lantaran ada listrik bertegangan tinggi.
Sementara itu, tim pemadam kebakaran di darat juga melakukan pemadaman di lokasi. Tim juga memprioritaskan keselamatan warga jika kebakaran mulai mendekati permukiman.
Seperti Sabtu pagi, tim BPBD mengevakuasi seorang ibu dan dua balitanya karena kebakaran lahan tidak jauh rumah mereka sudah menimbulkan asap. Selain itu, evakuasi untuk mencegah hal yang tidak diinginkan akibat kebakaran lahan di Jalan Mohammad Hatta atau Lingkar Selatan tersebut.
Arief mengaku bersyukur karena ibu tersebut mau mengikuti arahan untuk dievakuasi ke tempat yang aman. Setelah kebakaran bisa dipadamkan, barulah ibu dan dua anaknya diperkenankan kembali ke rumah.
Baca juga: Kapolres Kotim: Pembakar lahan terancam 15 tahun penjara
Baca juga: PT Maju Aneka Sawit tingkatkan program penghijauan sempadan sungai
Baca juga: Karhutla marak, Bupati Kotim minta masyarakat jangan membakar lahan