Barsel terpilih sebagai proyek percontohan Program Rumah Pangan B2SA

id pemkab barsel, tp pkk barito selatan, erna ardiani, barsel proyek percontohan, rumah pangan b2sa, buntok, barsel, barito selatan

Barsel terpilih sebagai proyek percontohan Program Rumah Pangan B2SA

Ketua TP-PKK Barito Selatan, Erna Ardiani bersama Penjabat Bupati, Deddy Winarwan. (ANTARA/Bayu Ilmiawan)

Buntok (ANTARA) -
Ketua TP-PKK Barito Selatan, Kalimantan Tengah, Erna Ardiani mengatakan, kabupaten setempat terpilih menjadi proyek percontohan atau pilot project Program Rumah Pangan yang Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA).
 
"Kita patut bangga, karena Barito Selatan mendapat kepercayaan dari TP-PKK Pusat, Kementerian Dalam Negeri bersama Badan Pangan Nasional sebagai proyek percontohan tersebut," katanya di Buntok, Kamis.
 
Ia menerangkan, dari seluruh kabupaten/kota di Indonesia ini, hanya empat kabupaten/kota yang terpilih menjadi tempat dilaksanakannya proyek percontohan tersebut yang difokuskan untuk penanganan stunting.
 
"Empat kabupaten/kota yang menjadi proyek percontohan tersebut yakni Kabupaten Barito Selatan, Kota Lhokseumawe Provinsi Aceh, Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu, dan Kabupaten Ngada Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)," jelasnya.
 
Menurut dia, hasil dari pilot project ini nantinya sangat luar biasa, sebab dari 44 sasaran stunting yang akan dilaksanakan, sebanyak 70 persen hasilnya, kabupaten ini terlepas dari stunting.
 
"Terkait hal ini, nantinya kita memohon arahan dari penjabat bupati untuk bisa berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Barito Selatan," harap Erna Ardiani.

Baca juga: Pemkab Barsel adakan pelatihan lanjutan pengolahan motif anyaman rotan
 
Sementara itu, Penjabat Bupati Barito Selatan, Deddy Winarwan pada kesempatan itu sangat bersyukur, sebab kabupaten ini sebagai salah satu yang dipilih TP-PKK Nasional bersama Badan Pangan Nasional menjadi tempat dilaksanakannya pilot project Rumah Pangan B2SA.
 
"Proyek percontohan tersebut sejalan dengan program pemerintah daerah dalam menurunkan angka stunting di Barito Selatan," terang pria yang sudah mendapat gelar doktor ilmu kebijakan publik di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada 2012 tersebut.
 
Ia mengatakan, hal itu mengingat, prevalensi stunting di Barito Selatan pada 2022 lalu mencapai 35,6 persen yang mana tertinggi kedua di Kalimantan Tengah.
 
"Dengan sinergi antara PKK dan seluruh pemangku kepentingan dalam menangani stunting, diharap tahun ini angka stunting di Barito Selatan bisa terus mengalami penurunan," demikian Deddy Winarwan.

Baca juga: Pj Bupati Barsel: Peran PKK sangat penting dalam mencegah stunting

Baca juga: Pembahasan APBD 2024 Barsel ditunda

Baca juga: Penjabat Bupati Barsel siap jalankan tujuh perintah presiden