Cegah obesitas mulai dari kurangi kebiasaan ngemil

id Obesitas,kebiasaan ngemil,nyemil

Cegah obesitas mulai dari kurangi kebiasaan ngemil

Ilustrasi seseorang memiliki lemak perut berlebihan (ANTARA/Pexels/Andres Ayrton)

Jakarta (ANTARA) - Upaya untuk mencegah terkena obesitas bisa dimulai dari mengurangi kebiasaan ngemil dan membatasi makanan tinggi asupan gula, garam dan lemak, menurut Head of Department Underwriting Sequis dokter Fridolin Seto.

“Sering dan banyak mengonsumsi makanan tinggi kalori dan processed food bisa meningkatkan obesitas. Saat makan, perbanyak sayur, buah, dan biji-bijian," kata dia melalui keterangan tertulisnya, Sabtu.

Jika seseorang sudah telanjur kegemukan hingga obesitas dan sudah memiliki riwayat gangguan kesehatan, maka dia disarankan segera berkonsultasi dengan dokter gizi untuk mendapatkan saran diet dan perawatan yang sesuai kondisi tubuh.

Baca juga: Penjadwalan waktu makan penting demi cegah obesitas pada anak

Selain soal asupan, Seto juga memberikan kiat untuk membantu membakar kalori, yakni membatasi screen time atau penggunaan gawai, membiasakan aktivitas fisik dan kegiatan luar ruang. Kebiasaan ini baik ditanamkan sejak usia anak.

“Jadikan olahraga sebagai gaya hidup. Setidaknya dijalankan 3 kali seminggu atau olahraga bersama keluarga pada Sabtu atau Minggu," tutur dia.

Hal yang tak kalah penting juga mencukupi kebutuhan istirahat dan tidur berkualitas untuk mencegah kenaikan berat badan, serta melakukan pemeriksaan kesehatan (medical checkup) setidaknya satu tahun sekali untuk mengetahui kondisi kesehatan.

Obesitas merupakan kondisi tubuh yang memiliki tumpukan lemak berlebih akibat ketidakseimbangan antara asupan energi dengan energi yang digunakan dalam waktu yang lama.

Baca juga: Ahli Gizi: Atur pola makan seimbang sejak dini bisa cegah obesitas

Menurut Seto, fenomena obesitas meningkat terjadi karena banyak faktor, termasuk riwayat keluarga. Lebih banyak karena faktor gaya hidup, yakni sedentary living (kurang bergerak), dan banyak mengonsumsi makanan dan minuman tinggi gula dan lemak.

Kondisi ini kerap terjadi pada masyarakat modern dan urban yang semakin sedikit kesempatan dan keinginan melakukan aktivitas fisik.

Dia kemudian mengingatkan bahwa orang dengan obesitas mudah terkena sindrom metabolik, yakni peningkatan trigliserida, menurunkan kolesterol HDL, mengalami peningkatan tekanan darah sehingga orang dengan obesitas sangat mudah terserang berbagai penyakit.

Penyakit yang seringkali menyerang orang obesitas antara lain asma, infertilitas, osteoartritis lutut dan pinggang, henti nafas saat tidur, nyeri pinggang, fatty liver, hipertensi, diabetes dan memicu terbentuknya batu empedu.

Penyakit kritis lainnya juga berpotensi mengganggu kesehatan. Bahkan dapat menyebabkan kematian, seperti stroke, penyakit jantung koroner.

Baca juga: Edukasi gizi demi cegah obesitas dimulai sebelum menikah

Seto lalu mengatakan semakin usia seseorang bertambah tua maka metabolisme tubuhnya akan menurun sehingga mudah terjadi obesitas.

Selain itu, obesitas tahap awal sering tidak disadari hingga pakaian mulai terasa sempit dan berat badan terus bertambah hingga Indeks Massa Tubuh (BMI) di atas 30 atau lebih.

"Itu sebabnya, kita perlu mendorong keluarga Indonesia agar memberi perhatian pada berat badan anggota keluarga termasuk untuk anak dan remaja karena kelebihan berat badan hingga kegemukan biasanya dimulai sejak usia muda," ujar Seto.

Dia berpendapat masyarakat sebenarnya bisa menjadikan kesehatan menjadi prioritas dalam resolusi akhir tahun.

Terkait pencegahan terjadinya obesitas, Seto menyarankan orang-orang menurunkan berat badan jika berat mulai berlebih dan menjaga berat badan jika sudah ideal.