Invasi Israel ke Rafah bisa jadi bencana kemanusiaan

id who,rafah,gaza,palestina,israel,invasi

Invasi Israel ke Rafah bisa jadi bencana kemanusiaan

Seorang anak laki-laki berjalan melewati reruntuhan rumah yang hancur di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, Selasa (30/4/2024). Menurut otoritas kesehatan yang dikelola Hamas, jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza menjadi 34.535 orang, dan akan terus bertambah mengingat serangan Israel ke sejumlah tempat di Gaza belum berakhir. ANTARA FOTO/Xinhua/Rizek Abdeljawad/Spt.

Washington (ANTARA) - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Selasa mengatakan dia prihatin dengan rencana invasi darat Israel ke Kota Rafah di Gaza selatan yang dihuni lebih dari 1 juta warga Palestina yang berlindung dari perang Israel-Hamas.


“Invasi besar-besaran di Kota Rafah akan menjadi bencana kemanusiaan. Kami minta Israel membatalkan (rencana) itu,” kata Tedros di platform media sosial X.

“Kami mendesak semua pihak untuk mengusahakan gencatan senjata dan perdamaian yang kekal," katanya, menambahkan.

Pernyataan Tedros itu muncul setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa bersumpah akan menyerang Rafah, meski ada laporan tentang kemungkinan perjanjian gencatan senjata dengan Hamas.

Netanyahu mengatakan militer Israel akan mendatangi Rafah untuk menghancurkan pasukan Hamas di sana “dengan atau tanpa perjanjian”.

Israel terus membombardir Gaza sebagai balasan atas serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober lalu yang menewaskan sekitar 1.200 orang.

Lebih dari 34.500 warga Palestina, kebanyakan perempuan dan anak-anak, terbunuh dan ribuan orang lainnya terluka di tengah kehancuran massal dan krisis kebutuhan pokok.

Selama lebih dari enam bulan perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur dan 85 persen penduduknya mengungsi di tengah kelangkaan bahan makanan, air bersih, dan obat-obatan akibat blokade oleh Israel, menurut PBB, demikian Anadolu.