Sampit (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah mendatangi sejumlah peternak dan lapak penjual sapi dan kambing untuk melakukan pengecekan dini bakal hewan kurban menjelang Hari Raya Idul Adha.
“Kegiatan ini dalam rangka menyambut Idul Adha, kami mengecek terutama sapi dan kambing yang datang dari luar daerah,” kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DPKP Kotim, Endrayatno di Sampit, Senin.
Hal ini ia sampaikan ketika mengecek kondisi kesehatan sapi di peternakan sapi di Jalan Kopi Selatan, Kelurahan Ketapang, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang Sampit.
Ia menjelaskan, pengecekan ini untuk mengetahui jumlah sapi dan kambing maupun hewan ternak lainnya menjelang Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah yang jatuh pada 17 Juni 2024 mendatang.
Berdasarkan pendataan sementara tercatat ada 2.785 hewan ternak di Kotim yang dapat dijadikan hewan kurban pada Idul Adha 1445 Hijriah. Meliputi 2.112 sapi dengan berbagai jenis yakni sapi bali, madura, limousin, simmental dan peranakan ongole (PO), kemudian 660 kambing dan 13 domba.
“Kami juga mengecek kalau-kalau ada hewan yang terkena penyakit tertentu agar bisa langsung dilakukan investigasi, diberikan pengobatan dan lain-lain,” ujarnya.
Endra melanjutkan, hewan ternak yang didatangkan dari luar pulau rentan mengalami kelelahan dan stres. Terlebih ketika pengiriman melalui jalur laut menghadapi gelombang besar maka tingkat stres pada hewan bisa lebih tinggi hingga menyebabkan sakit.
Baca juga: Banjir di utara Kotim meluas rendam belasan desa
Melalui pengecekan dini ini pihaknya bisa memberikan tindakan cepat dengan memberikan vitamin atau suplemen bagi hewan ternak agar kembali sehat. Kegiatan ini juga untuk mengedukasi pengepul hewan kurban agar dapat mengurangi stres pada hewan, misalnya dengan memberikan pakan yang segar dan bagus.
Pengecekan dini ini juga berkaitan dengan persiapan pemeriksaan hewan kurban yang disebut ante mortem dan post mortem. Ante mortem adalah pemeriksaan kesehatan sebelum objek atau hewan kurban mengalami kematian. Sedangkan, post mortem pemeriksaan kesehatan setelah objek disembelih atau dipotong.
“Pemeriksaan ante mortem rencananya kami laksanakan pada 10-14 Juni nanti. Kegiatan ini merupakan agenda rutin setiap menjelang Idul Adha,” imbuhnya.
Seorang penjual hewan ternak di Jalan Kopi Selatan, Husnan mengatakan permintaan masyarakat terkait hewan kurban saat ini masih terbilang landai. Dari 60 ekor sapi yang ia sediakan, baru 25 ekor yang terjual.
“Pergerakan jual beli hewan kurban masih dingin, karena rata-rata untuk wilayah Sampit biasanya 15-20 hari sebelum Idul Adha baru ramai pembeli,” ujarnya.
Husnan menyebutkan, potensi jual beli hewan kurban di Sampit sebenarnya cukup bagus, terlebih pembeli biasanya bukan hanya dari Kotim, tapi juga kabupaten tetangga, seperti Seruyan, Kotawaringin Barat dan Katingan.
Sapi-sapi yang ia jual dibanderol dengan harga Rp18 juta sampai Rp40 juta per ekor disesuaikan dengan bobotnya. Kendati, ia tidak berani mendatangkan hewan kurban dalam jumlah besar, lantaran persaingan yang semakin ketat dan banyaknya penjual sapi dadakan.
Baca juga: Pemkab Kotim berharap pembangunan infrastruktur di Kalteng semakin maju
Baca juga: Banjir kembali rendam empat desa di utara Kotim
Baca juga: Pesta Siaga sarana pembentukan karakter siswa di Kotim