Sampit (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah menyiapkan mengembangkan pertanian jagung untuk memasok kebutuhan bahan baku pabrik pakan ternak.
“Tahun ini kami mengembangkan pertanian jagung di sembilan kecamatan dan sudah kami terima bibitnya dari pusat, ini untuk dukungan pabrik pakan ternak,” kata Kepala DPKP Kotim Sepnita di Sampit, Sabtu.
Sepnita menjelaskan, program pengembangan pertanian jagung ini sebenarnya merupakan program Kementerian Pertanian (Kementan) untuk sejumlah wilayah di Indonesia. Sedangkan, untuk Kotim mendapat bantuan benih jagung dengan jenis hibrida untuk lahan seluas 390 hektare.
Bantuan benih jagung kemudian dibagi untuk sembilan kecamatan, yakni Kecamatan Telaga Antang 50 hektare, Parenggean 89 hektare, Mentaya Hulu 86 hektare, Cempaga Hulu 48 hektare, Baamang 25 hektare, Seranau 20 hektare, Mentawa Baru Ketapang 30 hektare, Mentaya Hilir Utara 20 hektare dan Mentaya Hilir Selatan 22 hektare.
“Selain bantuan benih dari APBN, kita juga mendapat bantuan obat-obatan dari APBD Provinsi. Sedangkan, kita di kabupaten turut dalam pengadaan herbisida. Dengan kolaborasi dari pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten kita berharap hasil pertanian jagung bisa maksimal,” tuturnya.
Ia melanjutkan, hasil panen jagung ini rencananya akan digunakan untuk memasok bahan baku pembuatan pakan ternak yang saat ini tengah proses pembangunan. Pabrik pakan ternak yang dibangun Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah di Kecamatan Parenggean, Kotim tersebut ditargetkan rampung pada Oktober 2024.
Baca juga: Pelatihan pemangku adat di Kotim menyamakan pemahaman untuk hindari perselisihan
Oleh sebab itu, DPKP Kotim mengatur jadwal tanam jagung pada awal Agustus ini, dengan masa tanam jagung yang berkisar 3 bulan maka waktu panen berdekatan dengan selesainya pembangunan pabrik pakan.
“Kami berkoordinasi dengan pihak pengembang dan mereka ingin hasil panen pertama jagung digunakan untuk pasokan pabrik pakan, makanya kami jadwalkan awal Agustus ini mulai tanamnya,” jelas Sepnita.
Dengan adanya stimulan dari pemerintah melalui bantuan benih dan lainnya serta tersedianya pasar yang jelas dan siap menampung hasil panen, yakni berupa pabrik pakan ternak maka diharapkan pertanian jagung di Kotim semakin berkembang dan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani.
Sepnita menyampaikan, selama ini pertanian jagung hibrida di Kotim sangat sedikit, kalaupun ada biasanya hanya untuk konsumsi pribadi. Hal ini disebabkan, pasar untuk jagung hibrida di Kotim belum jelas, sehingga petani kurang berminat mengembangkan pertanian jagung jenis ini.
Kebanyakan hanya mengembangkan jagung manis dan itupun hanya pada momentum tertentu seperti menjelang pergantian tahun, disamping itu jagung manis kurang cocok untuk bahan baku pembuatan pakan ternak.
“Kalau pasarnya sudah jelas, untuk kebutuhan pabrik pakan insyaallah masyarakat atau petani lebih tertarik untuk mengembangkan pertanian jagung. Di sisi lain, harga pakan ternak bisa lebih murah sehingga banyak manfaatnya bagi sektor pertanian kita,” demikian Sepnita.
Baca juga: Pengusaha perkebunan berharap kemudahan perizinan
Baca juga: Lapas Sampit cegah penularan HIV/AIDS
Baca juga: Potensi karhutla di Kotim menurun pasca hujan lebat
Berita Terkait
Agustiar ingin percepatan pembangunan Kalteng dimulai dari desa
Kamis, 19 September 2024 6:59 Wib
Lolos seleksi administrasi, 2.552 pelamar bersaing untuk kuota 255 CPNS Kotim
Kamis, 19 September 2024 5:23 Wib
DPRD Kotim apresiasi Drumband Kalteng raih medali emas di PON XXI
Kamis, 19 September 2024 5:14 Wib
Tinjau lokasi kebakaran, Wabup Kotim salurkan bantuan darurat
Kamis, 19 September 2024 5:04 Wib
Begini upaya Pemkab Kotim meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat
Rabu, 18 September 2024 23:15 Wib
Disdik Kotim gelar lokakarya untuk calon guru penggerak
Rabu, 18 September 2024 19:10 Wib
KPU Kotim rekrut 4.669 KPPS Pilkada 2024
Rabu, 18 September 2024 6:49 Wib
Temui warga, Wabup Kotim pastikan penyaluran sembako tepat sasaran
Rabu, 18 September 2024 6:39 Wib