Sampit (ANTARA) - Menjabat sebagai Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah Shalahuddin membawa misi mewujudkan pembangunan Jembatan Mentaya.
“Gubernur mau membangun Jembatan Mentaya, ini yang mau kami (siapkan) dalam waktu dua bulan ini. Mudah-mudahan di 2025 nanti sudah dimulai pengerjaannya,” kata Shalahuddin di Sampit, Kamis.
Hal itu ia sampaikan usai acara coffee morning dalam rangka pengenalan dengan seluruh pejabat di lingkungan Pemkab Kotim, mulai dari sekretaris daerah, staf ahli, kepala organisasi perangkat daerah (OPD), camat dan kepala instansi vertikal di rumah jabatan bupati.
Shalahuddin resmi dilantik sebagai Pjs Bupati Kotim oleh Gubernur Kalteng Sugianto Sabran berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri lantaran Bupati Halikinnor dan Wakil Bupati Irawati menjalani cuti untuk melaksanakan tahapan dalam rangka maju dalam kontestasi Pilkada 2024.
Pria berusia 53 tahun ini mengaku mendapat sejumlah mandat dari Gubernur Kalteng sehubungan dengan tugasnya sebagai Pjs Bupati Kotim, salah satunya terkait pembangunan Jembatan Mentaya.
Pembangunan Jembatan Mentaya ini menjadi salah satu program strategis yang diinstruksikan Gubernur sebagai kenang-kenangan untuk kabupaten dengan jumlah penduduk terbanyak di Kalteng tersebut sebelum akhir masa jabatannya.
Meskipun, tidak mungkin selesai dalam waktu singkat, namun pihaknya menargetkan paling tidak pada 2025 pembangunan fisik Jembatan Mentaya sudah bisa dimulai.
“Jadi dalam waktu dua bulan tugas saya sebagai Pjs Bupati Kotim paling tidak ada yang bisa kami kerjakan,” sebut pria yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalteng ini.
Shalahuddin menyampaikan akan segera berkoordinasi dengan Kepala Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, Bina Konstruksi, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DSDABMBKPRKP) Kotim untuk mewujudkan pembangunan Jembatan Mentaya.
Menurutnya ada beberapa hal yang perlu diperiksa ulang, antara lain uji kelayakan atau Feasibility Study (FS), Detail Engineering Design (DED), Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal), hingga Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin).
Baca juga: Pemkab Kotim bentuk Tim Penyusunan RAD-KSB
“Kemudian yang paling penting tentunya terkait perizinannya, karena ada beberapa jembatan yang kami rencanakan untuk dibangun harus mendapatkan izin dari kementerian, seperti di Muara Teweh dan Pangkalan Bun,” ujarnya.
Shalahuddin melanjutkan, pembangunan jembatan khusus dengan bentang lebih dari 100 meter harus mendapatkan izin dari Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) yang berada di bawah Kementerian PUPR.
Jembatan Mentaya yang akan dibangun di Kotim juga harus mendapatkan izin tersebut. Hal itu karena panjang jembatan yang akan dibangun adalah 970 meter dengan lebar 14 meter, meliputi bentang utama 200 meter dan bentang pendekat 770 meter.
Proses untuk mendapatkan perizinan ini biasanya membutuhkan waktu satu hingga tiga bulan. Pihaknya menargetkan paling tidak Januari 2025 izin tersebut sudah didapatkan, sehingga dapat segera dimasukkan dalam penyusunan anggaran.
“Harapannya Januari-Februari nanti sudah kita anggarkan, paling tidak untuk pengerjaan pondasi dulu,” imbuhnya Shalahuddin.
Ia menambahkan, tak kalah penting adalah terkait pembebasan lahan yang perlu diurus ke ATR/BPN, terkait lokasi pembangunan.
Ada dua lokasi alternatif yang diusulkan oleh Pemkab Kotim, namun sebelum ditetapkan akan dilakukan cek lapangan oleh KKJTJ. Setelah ditetapkan, baru proses pembebasan lahan jika diperlukan.
Shalahuddin menegaskan dalam pembebasan lahan ini tidak ada ganti rugi, akan tetapi untuk tali asih dan semacamnya masih bisa diupayakan.
Sementara itu, Kepala DSDABMBKPRKP Kotim Mentana Dhinar Tistama ketika dikonfirmasi terkait dua lokasi yang direkomendasikan untuk pembangunan Jembatan Mentaya masih enggan mengungkapkan.
Menurutnya dua lokasi yang dimaksud masih dalam perencanaan dan masih ada potensi berpindah lokasi, sehingga belum waktunya untuk diungkap ke publik.
Baca juga: Pemerintahan Halikinnor-Irawati dinilai teruji lewati masa sulit
Baca juga: Disdukcapil Kotim gencarkan perekaman KTP-el pemilih pemula jelang Pilkada
Baca juga: Pjs Bupati komitmen sukseskan Pilkada Kotim 2024