Sampit (ANTARA) - Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah menjadi percontohan bagi sekolah dari kabupaten tetangga berkat kesuksesannya dalam menerapkan program replikasi pengelolaan komunitas belajar intra sekolah.
“Kemarin kami menerima kunjungan dari sejumlah sekolah dan perwakilan Disdik Barito Selatan, dalam rangka kaji tiru program replikasi pengelolaan komunitas belajar intra sekolah,” kata Kepala SMPN 1 Sampit Suyoso di Sampit, Rabu.
Program replikasi pengelolaan komunitas belajar intra sekolah atau Komunitas Belajar (Kombel) adalah kegiatan kolaborasi terjadwal dan berkelanjutan antara guru dan tenaga kependidikan di sekolah. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi guru dan kualitas hasil belajar murid.
Ia menuturkan, kurang dari satu tahun masa tugasnya di SMPN 1 Sampit sebenarnya sudah ada enam kabupaten yang mengajukan untuk melakukan kaji tiru ke sekolah tersebut.
Awalnya ia sempat ragu untuk menerima kunjungan tersebut karena terbilang masih baru di SMPN 1 Sampit, namun dengan berbagai pertimbangan ia pun setuju untuk menerima kunjungan dari sekolah dan perwakilan Disdik Barito Selatan.
Salah satu hal yang membuat ia setuju, karena melihat pembiasaan budaya dan pembudayaan yang dilakukan oleh seluruh warga sekolah, baik siswa, guru, tenaga administrasi dan bermitra dengan orang tua yang menandakan bahwa komunitas intra sekolah sudah terlaksana secara efektif.
“Dari kunjungan ini, kami mengetahui ternyata apa yang dilakukan oleh keluarga besar SMPN 1 Sampit selama ini masih ada bagian yang perlu ditingkatkan, namun di sisi lain penerapannya di sekolah ini juga sudah cukup baik untuk ditiru atau direplikasi,” sebutnya.
Baca juga: Dinas Kesehatan Kotim akui DBD mulai meningkat
Ia menambahkan, meskipun beberapa daerah lain yang sebelumnya mengajukan kaji tiru belum diterima, namun ia mengaku dalam setiap undangan untuk mengisi seminar ataupun memandu workshop ia selalu hadir.
Adapun, dalam kunjungan Barito Selatan kali ini, Suyoso membagikan sejumlah trik dalam menerapkan program-program pendidikan, salah satunya koordinasi terpadu melibatkan Disdik, Korwil, Pengawas Sekolah, orang tua/wali murid dan peserta didik.
Dengan koordinasi dan kolaborasi dari semua pemangku kepentingan itulah maka setiap program yang dilaksanakan di sekolah bisa berjalan dengan optimal dan mencapai hasil yang diharapkan.
Contohnya, selama enam bulan terakhir SMPN 1 Sampit melaksanakan gerakan bangun pagi dengan apresiasi positif, gerakan makan sehat dengan budaya positif, gerakan tata nilai karakter dengan keteladanan.
Bahkan, rencananya program tersebut akan diadopsi oleh pemerintah menjadi program kekinian dalam meningkatkan kualitas pendidikan kedepannya.
“Kami bersyukur sudah melaksanakan berbulan-bulan ternyata menjadi calon inovasi pemerintahan berikutnya. Saya turut bersyukur bahwa apa yang kami lakukan ini ternyata tepat,” demikian Suyoso.
Sebelumnya, Kasi Kurikulum Disdik Barito Selatan Abdul Hamid menyampaikan tujuan pihaknya berkunjung ke SMPN 1 Sampit dalam rangka untuk penguatan program sekolah penggerak.
“Terutama dalam hal pembelajaran asesmen proyek profil pelajar Pancasilanya dan juga komunitas belajarnya. Jadi kami ingin belajar bagaimana implementasi secara konkret atau nyata yang sudah diimplementasikan di SMPN 1 Sampit,” ujarnya.
Ia menambahkan, alasan pihaknya memilih SMPN 1 Sampit lantaran sekolah itu direkomendasikan langsung oleh Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah serta UPT Kementerian melalui Balai Penjaminan Mutu Pendidikan dan Balai Guru Penggerak.
Disamping itu, ia mengaku sudah kenal lama dengan Kepala SMPN 1 Sampit sehingga komunikasi terkait kunjungan tersebut bisa lebih mudah dan lancar.
Sementara itu, menurutnya hasil dari kunjungan tersebut sangat luar biasa. Pihaknya bisa belajar cara kepala sekolah dalam menggerakkan para guru, sebab sebagus apapun program yang dimiliki, jika kepala sekolah tidak mampu menggerakkan guru maka hasilnya akan nihil.
Manajemen Kepala SMPN 1 Sampit dinilai luar biasa. Variasi program yang dilaksanakan juga cukup beragam, bahkan ada 28 ekstrakurikuler yang semuanya berjalan baik.
“Serta, tidak kalah penting adalah pelibatan orang tua dalam semua proses program di sekolah yang memang diperlukan. Kami harap melalui kunjungan ini bisa memberikan dampak positif dalam penerapan program di wilayah kami nantinya,” demikian Abdul.
Berita Terkait
Persebaya harap dukungan positif dari pemain ke-12 saat lawan Persija
Selasa, 19 November 2024 16:43 Wib
Joel Cornelli minta Arema tetap waspadai Madura United
Senin, 18 November 2024 19:56 Wib
Persib tingkatkan kondisi fisik pemain jelang kontra Borneo
Senin, 18 November 2024 19:53 Wib
Deteksi dini pneumonia dengan hitung napas dalam 1 menit
Minggu, 17 November 2024 23:22 Wib
Semua kiper Persib Bandung siap diturunkan pada laga kontra Borneo
Sabtu, 16 November 2024 21:57 Wib
Disdik apresiasi SMPN 1 Sampit galakkan gerakan sekolah sehat
Sabtu, 16 November 2024 13:25 Wib
Kiper PSS Sleman sebut belajar Bahasa Indonesia permudah proses adaptasi
Sabtu, 16 November 2024 7:48 Wib
Persib uji kesiapan Stadion GBLA dengan lakukan laga internal
Sabtu, 16 November 2024 7:41 Wib