Tak jadi diperbaiki, Pemkab Kotim berencana lelang kapal wisata

id pemkab kotim, disbudpar kotim, kapal wisata kotim, susur sungai mentaya, kapal tenggelam, kapal bocor, kotawaringin timur

Tak jadi diperbaiki, Pemkab Kotim berencana lelang kapal wisata

Kondisi kapal wisata milik Pemkab Kotim yang telah diamankan di galangan pasca tenggelam akibat kebocoran beberapa waktu lalu. (ANTARA/HO-Disbudpar Kotim)

Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah berencana melelang kapal wisata yang sebelumnya tenggelam akibat kebocoran di Sungai Mentaya.

“Setelah dilakukan penilaian oleh tim pengkajian dinyatakan bahwa kapal wisata itu sudah tidak layak dan tim pengkajian menyarankan agar kapal tersebut, yang merupakan aset daerah agar dilelang saja,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kotim Bima Ekawardhana di Sampit, Sabtu.

Diketahui, pada Selasa (21/1) kapal wisata milik Pemkab Kotim yang biasa digunakan untuk wisata susur Sungai Mentaya tenggelam akibat mengalami kebocoran di lambung kapal.

Kejadian pada dini hari itu terlambat disadari oleh pihak yang berwenang sehingga tak cukup waktu untuk melakukan penyelamatan. Setelah dilakukan evakuasi dengan melibatkan penyelam tradisional, ini kapal tersebut ditempatkan di dok atau galangan.

Bima menjelaskan, sesuai instruksi Bupati Kotim, pihaknya telah membentuk tim pengkajian untuk menilai layak atau tidak kapal wisata tersebut untuk diperbaiki dan digunakan kembali seperti sebelumnya.

Namun, setelah dilakukan pengecekan dan penilaian oleh tim pengkajian hasilnya menyatakan kapal wisata itu sudah tidak layak. Kapal yang berusia kurang lebih 20 tahun itu sudah beberapa kali mengalami kebocoran dan beberapa bagian sudah lapuk termakan usia.

“Kondisi kapalnya sudah banyak bocor, walaupun sudah ditambal berkali-kali, selain itu beberapa bagian juga sudah lapuk. Kemungkinan kayu ulin yang digunakan saat pembuatan kapal itu dulu masih muda sehingga tidak cukup kuat,” jelasnya.

Baca juga: Kotim tetap optimis mampu torehkan prestasi di FBIM 2025

Tak hanya itu, tim pengkajian juga merekomendasikan agar kapal wisata itu dilelang agar bisa menjadi pemasukan bagi daerah. Rekomendasi itu pun telah disampaikan dan masih menunggu keputusan dari Bupati Kotim.

Meski belum diputuskan, namun informasi yang ia terima Bupati Kotim setuju dengan rekomendasi itu, bahkan kepala daerah itu juga mengharapkan jika anggaran daerah sudah kembali normal maka akan dilakukan pengadaan kapal wisata baru yang lebih bagus.

“Sekarang kita tinggal menunggu keputusan bupati, tetapi informasinya beliau juga setuju untuk kapal itu tidak digunakan lagi kemudian dilakukan pelelangan sehingga hasil lelang bisa menjadi pemasukan daerah. Kalau digunakan lagi pun berisiko akan terjadi kebocoran lagi,” tuturnya.

Ia menambahkan, berdasarkan data daftar inventaris Disbudpar Kotim nilai kapal wisata yang ada saat ini sekitar Rp800 juta termasuk dengan barang-barang di dalamnya. Tetapi, kemungkinan besar nilai yang dilelang nanti akan menyusut atau menurun, mengingat kondisi kapal yang sudah termakan usia.

“Kalau untuk perkiraan berapa nilai lelangnya itu kami tidak bisa menentukan, karena itu ada tim Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) yang akan menilai, yang jelas nilainya tidak akan sama dengan kondisi awal dulu,” demikian Bima.

Baca juga: Legislator minta Pemkab Kotim tak perlu tergesa-gesa terkait Sekolah Rakyat

Baca juga: Bupati Kotim kembali sambangi Kemenhub perjuangkan pengembangan bandara

Baca juga: Tim Gabungan Kotim bersiap hadapi ancaman karhutla


Pewarta :
Editor : Muhammad Arif Hidayat
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.