Palangka Raya (ANTARA) - Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMPR), Kalimantan Tengah, turut melibatkan mahasiswa dalam proses pembangunan Rumah Sakit Pendidikan (RSP) UMPR, dengan desain 14 lantai dan anggaran dana Rp112 Miliar lebih.
"Pelibatan itu bagian dari Model perkuliahan by project yang diterapkan kepada mahasiswa di seluruh program studi di semester ganjil 2025," kata Dekan Fakultas Teknik UMPR Ir Noorseto Aji ST MT di Palangka Raya, Kamis.
Dikatakan, para mahasiswa dari Prodi Teknik Sipil dan Prodi Teknik Lingkungan, terlibat dalam proses perencanaan dan penyiapan lahan untuk lokasi pembangunan gedung RSP UMPR dengan 14 Lantai, termasuk dalam desain gedung dan termasuk penanganan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL).
"Kami siap melibatkan sejumlah mahasiswa kami, baik Prodi Teknik Sipil maupun Teknik Lingkungan, terutama yang telah duduk di semester atas untuk memberikan pengalaman bekerja maupun menumbuhkan inovasi-inovasi baru sesuai dengan relevansi keilmuan mereka," tandas Noorseto.
Sementara Rektor UMPR Assoc Prof Dr Muhamad Yusuf SSos MAP mengatakan pembangunan rumah sakit pendidikan utama ini, untuk menunjang proses pembelajaran mahasiswa fakultas kedokteran, fakultas kedokteran gigi dan sejumlah program studi rumpun ilmu kesehatan.
"Selain itu, untuk persiapan penunjang dibukanya program pendidikan spesialis kedokteran pada 2026. Sebagaimana kita ketahui bahwa proses pembelajaran spesialis lebih banyak di rumah sakit. Begitu juga dengan spesialis rumpun kesehatan lainnya," ucap Rektor.
Target pihaknya, Fakultas Kedoketeran dalam waktu satu tahun ke depan sudah mengantongi akreditasi unggul. Begitu juga dengan Fakultas Kedoketran Gigi. Kalau sudah unggul, maka peluang putra-putri Kalteng untuk kuliah di kedokteran lebih terbuka luas. Karena dengan akreditasi unggul FK maupun FKG bisa menerima mahasiswa sampai 250 orang perangkatan.
Pembangunan rumah sakit tersebut berlokasi di RSI Muhammadiyah yang ada sekarang ini dengan perluasan lahan 17 meter x 74 meter, dengan 14 lantai. Dari jumlah lantai tersebut dua lantai di basement (di bawah tanah) dan 12 lantainya dipermukaan tanah.
"Untuk membangun gedung rumah sakit yang diyakini tertinggi di Kalteng ini menelan biaya sekitar Rp 112 miliar. Anggaran itu bersumber dari pendanaan UMPR dan dari pihak RSI PKU Muhammadiyah," kata Yusuf.
Ketua Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia (ARSPI) dr Andi Wahyuningsih Attas, Sp.An-T.I, Subsp.T.I(K), MARS, menyatakan kesiapannya untuk melakukan pendampingan untuk mewujudkan RSI PKU Muhammadiyah menjadi rumah sakit pendidikan utama dan menjadi percontohan.
Dia berkeyakinan, dengan koloborasi pembangunan rumah sakit pendidikan ini, antara pihak RSI PKU Muhammadiyah dengan Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMPR) dalam waktu paling lama dua tahun akan rampung dan operasional.
Baca juga: UMPR siap berkolaborasi wujudkan RSI PKU jadi RS Pendidikan Percontohan
"Kalau diminta saya siap untuk mendampingi pembangunan RSI PKU ini, supaya ketika sejak awal dibangun sampai dengan selesai dan memasuki proses penilaian akreditasi memastikan semuanya sesuai ketentuan baik dari segi bangunan, hal-hal teknis seperti tekanan oksigen per lantai, instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) dan kelengkapan lainnya," ucapnya.
Pasalnya, menurut Andi Wahyuningsih yang juga pernah menjadi Dirut Rumah Sakit Haji Indonesia, masalah yang sering dihadapi rumah sakit pendidikan ketika proses penilaian akreditasi adalah, banyak bagian bangunan gedung yang diubah karena tidak sesuai termasuk belum lengkapnya persyaratan teknis dan non teknis lainnya.
"Kolaborasi pembangunan rumah sakit pendidikan ini, antara pihak RSI PKU Muhammadiyah dengan Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMPR) dalam waktu paling lama dua tahun akan rampung dan operasional," demikian Andi Wahyuningsih.
Baca juga: UMPR layani peminjaman Aula dan Ruang Rapat untuk umum
Baca juga: FBIT UMPR jajaki kerja sama Internasional ke Sekolah Indonesia Singapura
Baca juga: FBIT UMPR siap laksanakan 1st International Conference on Interdisciplinary Innovation
