Palangka Raya (ANTARA) - Dosen di Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR) Dr Iin Nurbudiyani MPd bersama dua mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi melaksanakan upaya peningkatan kompetensi calon guru sekolah dasar kembali diperkuat melalui kegiatan Gerakan Literasi Kritis dalam Pemahaman Kurikulum Deep Learning (pemahaman mendalam).
"Kegiatan ini ditujukan untuk mempersiapkan calon guru SD agar memiliki pemahaman mendalam terhadap Kurikulum Merdeka dan pendekatan deep learning atau pembelajaran mendalam yang kini menjadi tuntutan pembelajaran abad 21," kata Iin selaku dosen senior Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR) di Palangka Raya, Senin.
Dia mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan kampus UMPR dengan menghadirkan sesi pelatihan, diskusi reflektif dan workshop analisis kurikulum yang dirancang secara aplikatif.
"Para calon guru SD dilatih untuk membaca, menafsirkan dan mengadaptasi dokumen kurikulum secara kritis sehingga mampu merancang pembelajaran yang relevan, kreatif dan berorientasi pada pemahaman mendalam siswa," katanya.
Menurut Iin Nurbudiyani, kemampuan literasi kritis merupakan fondasi penting bagi calon guru. Seorang guru tidak boleh hanya memahami kurikulum secara administratif.
"Mereka harus mampu menafsirkan kurikulum secara kritis dan mengaitkannya dengan kebutuhan peserta didik. Pendekatan deep learning hanya dapat terwujud jika guru memiliki cara berpikir kritis sejak masa pendidikan,” katanya.
Dalam kegiatan tersebut, peserta mendapatkan materi meliputi konsep literasi kritis, pemahaman kerangka Kurikulum Merdeka, strategi perancangan pembelajaran berbasis masalah (PBL), deep learning, hingga penyusunan asesmen autentik.
Para calon guru juga mengikuti sesi praktik analisis kasus pendidikan serta simulasi pembelajaran melalui microteaching.
Para peserta menyambut positif kegiatan ini karena dinilai relevan dengan kebutuhan mereka sebagai calon pendidik profesional.
“Materi literasi kritis membuka wawasan kami tentang bagaimana memahami kurikulum secara lebih reflektif. Model pembelajaran deep learning membuat kami berpikir lebih kreatif dalam menyusun RPP dan aktivitas kelas,” ujar salah satu peserta M Zamali.
Melalui Gerakan Literasi Kritis ini, UMPR menunjukkan komitmennya dalam mempersiapkan calon guru SD yang tidak hanya menguasai teori, tetapi mampu berpikir kritis dan adaptif terhadap perubahan kurikulum.
Kegiatan ini diharapkan menjadi program berkelanjutan untuk mencetak pendidik masa depan yang unggul, inovatif, dan siap menghadapi tantangan pendidikan modern.
Baca juga: UMPR tingkatkan keterampilan diagnostik laboratorium mikrobiologi
Baca juga: UMPR literasi digital cegah burnout dan stres akademik mahasiswa
Baca juga: UMPR tingkatkan pengelolaan administrasi bagi kelompok tani
