Palangka Raya (ANTARA) - Tim dosen Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR) yang diketuai oleh Prof Dr Bulkani MPd sukses memperkenalkan inovasi pembelajaran yang memadukan sains dan tradisi Dayak secara menarik dan bermakna.
"Bahan ajar ini bernama “Lauk Murik” yang menjadi bintang utama program inovasi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPAS) ini," kata Bulkani di Palangka Raya, Selasa.
Dia mengatakan, wajah baru ini merupakan upaya Akademisi UMPR dalam menghadirkan pendidikan yang relevan dan berakar pada budaya lokal.
Berangkat dari tradisi kuliner masyarakat Dayak yang sarat nilai ekologis, budaya, dan sosial, bahan ajar ini disulap menjadi media pembelajaran IPAS yang lebih dekat dengan kehidupan anak-anak di wilayah tertinggal, terdepan dan terluar (3T).
"Pendekatan ini membuat konsep sains tidak lagi terasa abstrak, melainkan relevan dan mudah dicerna," kata Bulkani.
Dia menerangkan, Lauk Murik bukan hanya makanan melainkan juga sebagai pengetahuan lokal yang menggambarkan harmoni manusia dengan alam.
"Ketika tradisi ini dijadikan bagian dari pembelajaran IPAS, calon guru dapat melihat bagaimana sains hidup dan tumbuh di tengah masyarakat,” ujar Prof Bulkani.
Sementara itu, peserta kegiatan merupakan para calon guru SD dari berbagai daerah. Para peserta mendapatkan bekal berupa pelatihan serta pendampingan dalam menerapkan bahan ajar berbasis budaya lokal.
"Mereka diajak tidak hanya memahami isi materi, tetapi juga mempraktikkan strategi pembelajaran kontekstual yang membuat siswa lebih aktif, antusias, dan kritis," katanya.
Program ini juga menjadi wadah penguatan identitas budaya bagi para calon guru. Melalui pemanfaatan kearifan lokal sebagai sumber belajar, mereka diajak memahami bahwa keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh teknologi modern, tetapi juga oleh kemampuan menghadirkan konteks budaya yang selaras dengan kehidupan siswa.
Dengan terlaksananya program ini, UMPR kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pemerataan kualitas pendidikan, terutama untuk wilayah 3T.
Tim yang dipimpin oleh Prof Dr Bulkani ini berharap model bahan ajar “Lauk Murik” dapat menjadi inspirasi bagi calon-calon guru lainnya di Indonesia bahwa pendidikan terbaik adalah pendidikan yang dekat dengan budaya, relevan dengan kehidupan dan mengakar pada nilai-nilai lokal yang kaya.
Baca juga: Calon guru SD ikuti pelatihan guided inquiry perkuat kompetensi mengajar
Baca juga: UMPR perkuat literasi kritis calon guru SD lewat pelatihan analisis
Baca juga: Gerakan literasi kritis perkuat pemahaman kurikulum Deep Learning bagi calon guru SD
