Palangka Raya (ANTARA) - Tim dosen PGSD, Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR) kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas calon pendidik melalui kegiatan pelatihan bertajuk “Penguatan Literasi Kritis dalam Analisis Kurikulum Deep Learning bagi Calon Guru Sekolah Dasar”.
"Pelatihan ini berlangsung di Gedung FKIP UMPR. Diikuti puluhan mahasiswa calon guru SD," kata Ketua Tim Dosen PGSD UMPR, Nurun Ni’mah MPd didampingi Dr Tazkiyatunnafs Elhawwa MPd di Palangka Raya, Senin.
Ni'mah mengatakan, pada kegiatan ini para peserta mendapatkan pengalaman belajar yang dirancang untuk membantu memahami esensi kurikulum secara lebih mendalam.
"Tidak hanya pada struktur dan komponennya, tetapi juga pada filosofi dan tujuan pembelajaran abad 21 yang menekankan kemampuan berpikir tingkat tinggi," katanya.
Ni’mah menekankan bahwa calon guru harus dibekali kemampuan berpikir kritis sejak masa perkuliahan. Menurut dia, literasi kritis adalah modal utama bagi guru generasi baru.
"Mereka harus mampu membaca kebijakan pendidikan secara analitis, mengidentifikasi isu, dan mengadaptasi pembelajaran sesuai konteks siswa di lapangan,” tuturnya.
Tazkiyatunnafs Elhawwa menyoroti pentingnya deep learning atau pemahaman mendalam dalam membangun pemahaman konsep yang kuat di sekolah dasar.
“Anak SD bukan sekadar diajarkan untuk menghafal. Mereka harus didorong untuk memahami, menganalisis dan memecahkan masalah. Di sinilah peran guru yang memiliki literasi kritis sangat diperlukan,” jelasnya.
Kegiatan ini juga mengintegrasikan case-based learning, di mana peserta diminta menganalisis permasalahan nyata di sekolah dasar dan merancang solusi pembelajaran.
"Pendekatan ini efektif dalam membentuk calon guru yang adaptif, inovatif dan siap menghadapi dinamika dunia pendidikan," katanya.
Melalui kegiatan ini, UMPR mempertegas perannya sebagai perguruan tinggi yang tidak hanya menghasilkan lulusan berpengetahuan, tetapi juga berdaya pikir kritis, reflektif, dan mampu menerapkan kurikulum secara kontekstual.
Pelatihan literasi kritis ini direncanakan menjadi program berkelanjutan sebagai bagian dari komitmen UMPR dalam mencetak guru-guru SD yang unggul dan berwawasan global
Sementara itu, para peserta Septiani memberikan respons positif terhadap kegiatan tersebut. Salah satu mahasiswa mengungkapkan bahwa pelatihan ini membuat mereka lebih memahami makna pembelajaran mendalam.
“Kami jadi tahu bahwa kurikulum tidak hanya dibaca, tetapi harus dipahami dan dianalisis. Pelatihan ini membuat kami lebih percaya diri dalam merancang pembelajaran kreatif,” ujarnya.
Baca juga: Inovasi AR hidupkan lagi tari tradisional Kalteng bagi anak SD
Baca juga: Gerakan literasi kritis perkuat pemahaman kurikulum Deep Learning bagi calon guru SD
Baca juga: UMPR literasi digital cegah burnout dan stres akademik mahasiswa
