Buntok (ANTARA) - Jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) diduga virus Corona jenis COVID-19 di Barito Selatan Kalimantan Tengah kembali bertambah.
"Jumlah ODP dan PDP mengalami peningkatan dari hari sebelumnya," kata Kepala Dinas Kesehatan Barito Selatan, dr Djulita Kurniadia Palar di Buntok, Senin.
Ia menjelaskan, jumlah ODP yang sebelumnya sebanyak 37 orang, meningkat menjadi 40 orang, sedangkan PDP yang tercatat sebanyak 2 orang bertambah menjadi 3 orang.
Warga yang berstatus ODP tersebut lanjut dia, berada di rumahnya masing-masing. Pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap 40 orang tersebut.
Untuk dua pasien PDP dirawat di RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya, dan satu orang pasien PDP yang baru masuk rumah sakit pada Minggu (29/3) kemarein sedang dirawat di RSUD Jaraga Sasameh Buntok.
"Satu pasien berstatus PDP yang baru masuk rumah sakit pada Minggu (29/3) itu dirawat di ruang isolasi dengan penanganan standar perawatan pasien PDP," jelas Djulita Kurniadia Palar yang juga juru bicara Gugus Tugas COVID-19 Barito Selatan.
Menurut dia, mereka yang berstatus ODP dan PDP itu berasal dari sejumlah kecamatan yang ada di Barito Selatan. Mereka yang berstatus kategori ODP dan PDP itu baru datang setelah bepergian dari daerah lain yang sudah terdampak COVID-19.
Pihaknya akan terus melakukan pemantauan terhadap warga yang berpergian ke luar negeri maupun yang datang dari negara terjangkit serta yang datang dari wilayah yang ada penularan transmisi lokal.
"Gugus Tugas juga sudah mendirikan posko induk dan tiga posko pantau yang berada di Pospol Desa Kalahien, Pelabuhan Pasar Lama, dan di Pospol dekat bundaran Sanggu," ucapnya.
Posko pantau itu dijaga oleh petugas yang terdiri dari TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Kesehatan, dan setiap posko dijaga sebanyak 15 orang petugas yang akan dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD).
Setiap kendaraan yang masuk dari Banjarmasin, maupun Palangka Raya, dan daerah lain ke wilayah Barito Selatan ini akan dihentikan. Orang yang baru datang itu akan diperiksa kesehatannya oleh petugas di posko pantau.
Posko pantau dilengkapi bilik desinfektan, dan juga alat pengukur suhu tubuh bagi orang yang datang ke wilayah Barito Selatan ini.
Baca juga: Masyarakat Barsel diminta tidak ragu menjaga jarak untuk mencegah COVID-19
Selain itu ia mengimbau kepada masyarakat supaya menerapkan 'physical distancing' dan 'social distancing'. Lebih baik jika masyarakat bisa berdiam diri di rumah serta menghindari kerumunan orang banyak.
Kemudian, tetap jaga kebersihan, dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, karena dengan pola hidup bersih, dan sehat serta meningkatkan daya tahan tubuh, maka akan terhindar dari penyakit.
"Kita mengharapkan kepada masyarakat agar bisa bekerjasama, dan kerjasamanya dengan mengurangi aktivitas di luar rumah," pinta Djulita.
Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Barito Selatan bersama instansi lainnya yang tergabung dalam gugus tugas terus berupaya semaksimal mungkin dalam mencegah penyebaran COVID-19 di daerah ini.
Baca juga: Jumlah ODP di Barito Selatan meningkat dari 29 menjadi 37 orang
"Jumlah ODP dan PDP mengalami peningkatan dari hari sebelumnya," kata Kepala Dinas Kesehatan Barito Selatan, dr Djulita Kurniadia Palar di Buntok, Senin.
Ia menjelaskan, jumlah ODP yang sebelumnya sebanyak 37 orang, meningkat menjadi 40 orang, sedangkan PDP yang tercatat sebanyak 2 orang bertambah menjadi 3 orang.
Warga yang berstatus ODP tersebut lanjut dia, berada di rumahnya masing-masing. Pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap 40 orang tersebut.
Untuk dua pasien PDP dirawat di RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya, dan satu orang pasien PDP yang baru masuk rumah sakit pada Minggu (29/3) kemarein sedang dirawat di RSUD Jaraga Sasameh Buntok.
"Satu pasien berstatus PDP yang baru masuk rumah sakit pada Minggu (29/3) itu dirawat di ruang isolasi dengan penanganan standar perawatan pasien PDP," jelas Djulita Kurniadia Palar yang juga juru bicara Gugus Tugas COVID-19 Barito Selatan.
Menurut dia, mereka yang berstatus ODP dan PDP itu berasal dari sejumlah kecamatan yang ada di Barito Selatan. Mereka yang berstatus kategori ODP dan PDP itu baru datang setelah bepergian dari daerah lain yang sudah terdampak COVID-19.
Pihaknya akan terus melakukan pemantauan terhadap warga yang berpergian ke luar negeri maupun yang datang dari negara terjangkit serta yang datang dari wilayah yang ada penularan transmisi lokal.
"Gugus Tugas juga sudah mendirikan posko induk dan tiga posko pantau yang berada di Pospol Desa Kalahien, Pelabuhan Pasar Lama, dan di Pospol dekat bundaran Sanggu," ucapnya.
Posko pantau itu dijaga oleh petugas yang terdiri dari TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Kesehatan, dan setiap posko dijaga sebanyak 15 orang petugas yang akan dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD).
Setiap kendaraan yang masuk dari Banjarmasin, maupun Palangka Raya, dan daerah lain ke wilayah Barito Selatan ini akan dihentikan. Orang yang baru datang itu akan diperiksa kesehatannya oleh petugas di posko pantau.
Posko pantau dilengkapi bilik desinfektan, dan juga alat pengukur suhu tubuh bagi orang yang datang ke wilayah Barito Selatan ini.
Baca juga: Masyarakat Barsel diminta tidak ragu menjaga jarak untuk mencegah COVID-19
Selain itu ia mengimbau kepada masyarakat supaya menerapkan 'physical distancing' dan 'social distancing'. Lebih baik jika masyarakat bisa berdiam diri di rumah serta menghindari kerumunan orang banyak.
Kemudian, tetap jaga kebersihan, dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, karena dengan pola hidup bersih, dan sehat serta meningkatkan daya tahan tubuh, maka akan terhindar dari penyakit.
"Kita mengharapkan kepada masyarakat agar bisa bekerjasama, dan kerjasamanya dengan mengurangi aktivitas di luar rumah," pinta Djulita.
Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Barito Selatan bersama instansi lainnya yang tergabung dalam gugus tugas terus berupaya semaksimal mungkin dalam mencegah penyebaran COVID-19 di daerah ini.
Baca juga: Jumlah ODP di Barito Selatan meningkat dari 29 menjadi 37 orang