Palangka Raya (ANTARA) - Ketua Komisi B DPRD Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Nenie A Lambung meminta pemerintah kota untuk lebih tegas dan serius mencari penyebab masih tingginya harga gas elpiji bersubsidi 3 kg di daerah itu.
"Kami meminta pemerintah hadir di tengah kondisi warganya yang saat ini mengalami kesulitan, terutama saat menjelang Idul Adha. Sehingga pemerintah setempat mampu menstabilkan harga elpiji di tingkat pengecer yang kini harganya sudah mencapai Rp35 ribu per tabung," kata Nenie di Palangka Raya, Sabtu.
Nenie juga meminta pemerintah Kota Palangka Raya dapat menstabilkan harga kebutuhan pokok lain, terlebih saat ini telah dilaksanakan pengetatan PPKM dan semakin mendekati Idul Adha.
Pihaknya juga berharap, pemerintah kota bisa segera mencarikan solusinya terkait masih tingginya harga gas elpiji 3 kg bersubsidi di 'Kota Cantik' Palangka Raya.
Selain itu, menjelang Idul Adha 1442 Hijriah harga gas elpiji 3 kg bersubsidi di tingkat pedagang di Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah tembus Rp35 ribu per tabung.
"Harga elpiji 3 kg bersubsidi di warung atau pengecer ini jauh dari harga eceran tertinggi (HET). Saat ini mencapai Rp35 ribu per tabung," kata salah satu warga Kota Palangka Raya, Yuliani.
Ibu dua anak itu pun mengaku bingung dengan masih tingginya harga jual gas bersubsidi di wilayah ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah itu. Terlebih lagi mendekati Idul Adha 2021.
"Entah kenapa harga gas bersubsidi tetap mahal dan sulit turun. Kondisi ini juga semakin mempersulit kami memenuhi kebutuhan di tengah wabah virus Corona, pengetatan PPKM dan Idul Adha," katanya.
Dia pun berharap kinerja pemerintah kota semakin membaik yang salah satunya dibuktikan dengan mampunya menstabilkan harga gas yang diperuntukkan bagi warga kurang mampu.
Warga lainnya, Kurniawati juga mengatakan hal yang serupa, bahwa harga elpiji di tingkat pengecer jauh dari harga eceran tertinggi yang dikeluarkan pemerintah.
"Memang di pangkalan masih ada yang jual sesuai HET. Namun itu pun kami harus mengantre cukup panjang dan menggunakan foto kopi KTP yang berlaku satu tabung gas," katanya.
Untuk itu, agar menghindari antrean dia mengaku terpaksa membeli elpiji di pengecer meski harus diperoleh dengan harga yang jauh lebih mahal.
"Kami meminta pemerintah hadir di tengah kondisi warganya yang saat ini mengalami kesulitan, terutama saat menjelang Idul Adha. Sehingga pemerintah setempat mampu menstabilkan harga elpiji di tingkat pengecer yang kini harganya sudah mencapai Rp35 ribu per tabung," kata Nenie di Palangka Raya, Sabtu.
Nenie juga meminta pemerintah Kota Palangka Raya dapat menstabilkan harga kebutuhan pokok lain, terlebih saat ini telah dilaksanakan pengetatan PPKM dan semakin mendekati Idul Adha.
Pihaknya juga berharap, pemerintah kota bisa segera mencarikan solusinya terkait masih tingginya harga gas elpiji 3 kg bersubsidi di 'Kota Cantik' Palangka Raya.
Selain itu, menjelang Idul Adha 1442 Hijriah harga gas elpiji 3 kg bersubsidi di tingkat pedagang di Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah tembus Rp35 ribu per tabung.
"Harga elpiji 3 kg bersubsidi di warung atau pengecer ini jauh dari harga eceran tertinggi (HET). Saat ini mencapai Rp35 ribu per tabung," kata salah satu warga Kota Palangka Raya, Yuliani.
Ibu dua anak itu pun mengaku bingung dengan masih tingginya harga jual gas bersubsidi di wilayah ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah itu. Terlebih lagi mendekati Idul Adha 2021.
"Entah kenapa harga gas bersubsidi tetap mahal dan sulit turun. Kondisi ini juga semakin mempersulit kami memenuhi kebutuhan di tengah wabah virus Corona, pengetatan PPKM dan Idul Adha," katanya.
Dia pun berharap kinerja pemerintah kota semakin membaik yang salah satunya dibuktikan dengan mampunya menstabilkan harga gas yang diperuntukkan bagi warga kurang mampu.
Warga lainnya, Kurniawati juga mengatakan hal yang serupa, bahwa harga elpiji di tingkat pengecer jauh dari harga eceran tertinggi yang dikeluarkan pemerintah.
"Memang di pangkalan masih ada yang jual sesuai HET. Namun itu pun kami harus mengantre cukup panjang dan menggunakan foto kopi KTP yang berlaku satu tabung gas," katanya.
Untuk itu, agar menghindari antrean dia mengaku terpaksa membeli elpiji di pengecer meski harus diperoleh dengan harga yang jauh lebih mahal.