Palangka Raya (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran bergerak cepat mengambil langkah dan kebijakan untuk membantu masyarakat terdampak banjir di delapan kabupaten dan satu kota.
Sugianto di Palangka Raya, Rabu, mengatakan Pemprov Kalteng telah membeli beras dari Bulog sebanyak 2.000 ton untuk penanganan bencana di Kalteng khususnya dampak banjir.
"Selain beras tentu nanti akan dilengkapi bahan pokok lainnya. Bantuan ini harus sampai kepada masyarakat di titik tersulit, bila perlu kita menggunakan helikopter yang ada di Bandara Tjilik Riwut," kata Sugianto.
Dia menjelaskan, Pemprov Kalteng telah mengambil langkah-langkah penanganan yang melibatkan kerja sama dengan TNI dan Polri, serta Kejaksaan Tinggi khususnya dalam pendistribusian bantuan ke daerah-daerah agar tepat sasaran dan tepat manfaat, serta yang terpenting adalah sesuai ketentuan yang berlaku.
Selain itu, dia juga telah menyampaikan instruksi harian kepada bupati dan wali kota khususnya bagi yang daerahnya terdampak banjir untuk tidak meninggalkan tempat dan segera mengambil langkah maupun tindakan untuk membantu masyarakat.
Langkah itu di antaranya menggunakan beras 100 ton yang ada di kabupaten dan kota dari Kementerian Sosial untuk segera disalurkan.
"Jika stok menipis ajukan permohonan ke provinsi, dan gunakan dana BTT dalam penanganan bencana. Tidak kalah pentingnya sinergi Dinas Kesehatan provinsi dan kabupaten/kota dalam penanganan masalah kesehatan saat banjir hingga pascabanjir," katanya.
Tingginya intensitas curah hujan dalam beberapa hari terakhir mengakibatkan Kalteng dikepung banjir. Delapan kabupaten dan satu kota terdampak banjir, yakni Katingan, Kotawaringin Timur, Pulang Pisau, Lamandau, Seruyan, Sukamara, Kotawaringin Barat, Palangka Raya, dan Barito Utara.
Baca juga: Kalteng buka wawasan generasi muda cegah perkawinan usia anak
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Kalteng per 17 Oktober 2022, delapan kabupaten dan satu kota yang terdampak banjir meliputi 35 kecamatan, 184 desa/kelurahan, 16.424 KK, dan 47.136 jiwa, sedangkan yang mengungsi sebanyak 61 KK atau sebanyak 235 jiwa.
Dalam mengatasi dampak banjir di Kalteng yang dilakukan saat ini adalah upaya-upaya jangka pendek dan sesaat yang tidak bisa dilakukan secara terus menerus. Namun demikian, upaya-upaya tersebut merupakan wujud kehadiran pemerintah di tengah-tengah penderitaan rakyat.
Gubernur Sugianto berharap untuk jangka panjang penanganan masalah banjir di Kalteng harus dimulai dari membenahi akar permasalahan. Hal tersebut merupakan "pekerjaan rumah" besar yang harus melibatkan sinergi antara pemerintah pusat, provinsi, serta kabupaten dan kota.
“Menyelesaikan masalah banjir tidak bisa dilakukan secara parsial sendiri-sendiri, tapi harus menggabungkan satu pemahaman yang sama bagi semua pemangku kepentingan, baik pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten dan kota untuk berangkat dari niat yang sama, yaitu melahirkan satu kebijakan yang berpihak kepada rakyat, salah satunya kebijakan menyelamatkan lingkungan dari kerusakan," kata Sugianto.
Gubernur Kalteng dua periode ini juga menyebutkan, akibat banjir petani tidak bisa bercocok tanam dan gagal panen karena lahannya terendam air, sehingga berpotensi memicu permasalahan sosial dan ekonomi, seperti masyarakat yang kehilangan mata pencaharian.
“Umumnya masyarakat yang ada di perdesaan dan sekitar hutan adalah bertani, tapi dengan adanya banjir yang bisa terjadi hingga tiga kali dalam setahun, mereka gagal panen. Hal ini akan menciptakan tren kemiskinan di tingkat perdesaan," katanya.
Untuk itu, menurutnya, tidak berlebihan jika pihaknya mengimbau kepada perusahaan perkebunan, HPH, HTI maupun pertambangan, agar peka dan peduli terhadap masyarakat Kalteng serta berkontribusi positif terhadap pembangunan.
“Membangun Kalimantan Tengah bukan semata-mata urusan pemerintah saja, tapi semua elemen masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan yang ada, termasuk pengusaha di sektor perkebunan, kehutanan, dan pertambangan," katanya.
Apalagi, kata dia, sektor-sektor tersebut beririsan langsung dengan lingkungan hidup, yang harus dikelola dengan ramah, agar tidak berkontribusi terhadap bencana, salah satunya banjir.
"Oleh karena itu, kepekaan dan kepedulian sosial terhadap masyarakat terlebih yang terdampak bencana merupakan bagian terpenting dalam komitmen moral," kata Sugianto.
Baca juga: Pemprov Kalteng-Bulog bersinergi jamin kelancaran sembako
Baca juga: Pemprov Kalteng tetapkan status tanggap darurat bencana banjir