Dokter : Susu perlu dihindari saat konsumsi tablet tambah darah

Senin, 2 Januari 2023 18:01 WIB

Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Universitas Indonesia dr Dias Septalia Ismaniar, Sp.PD menyebut susu dan produk turunnya seperti keju dan yogurt, termasuk hidangan yang perlu dihindari saat seseorang mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) karena dapat mengurangi penyerapan zat besi.

"Karena dapat mengurangi penyerapan zat besi. Obat-obatan seperti antasida pun sebaiknya juga dihindari," kata dr Dias Septalia Ismaniar, Sp.PD yang berpraktik di RS Pondok Indah melalui pesan elektroniknya kepada ANTARA beberapa waktu lalu.

Selain itu, makanan seperti telur, sereal, roti whole grain atau biji-bijian utuh juga sebaiknya dihindari karena dapat berefek serupa dengan susu bila dikonsumsi berbarengan dengan tablet tambah darah.

Baca juga: Ini alternatif konsumsi susu bagi penderita intoleransi laktosa

Dias mengatakan, untuk mengurangi efek mual TTD, seseorang dapat meminumnya bersamaan dengan makanan kecuali yang dapat mengurangi penyerapan zat besi seperti disebutkan atau sesudah makan. Sedangkan untuk menghindari konstipasi atau sembelit, dia menyarankan orang-orang memperbanyak minum air, tetap aktif berolahraga dan perbanyak asupan serat.

Dias menyarankan, sebelum meminum TTD, seseorang sebaiknya melakukan pemeriksaan laboratorium terlebih dahulu untuk mengetahui apakan dia terkena anemia dan menentukan jenis anemia yang diderita.

Pemeriksaan awal yang disarankan antara lain terkait hemoglobin, leukosit, trombsit, zat besi serum, feritin, total iron binding capacity, saturasi transferin, fungsi ginjal yakni ureum kreatinin, fungsi hati yaitu SGOT dan SGPT.

"Bila nanti terbukti anemia karena kekurangan zat besi, baru diperbolehkan untuk rutin mengonsumsi suplemen penambah darah dengan catatan harus dilakukan evaluasi berkala, paling tidak tiga bulan kemudian," tutur dia.

Dias menambahkan konsumsi TTD yang berlebihan dapat mengakibatkan keracunan yang ditandai gejala mual, muntah, diare atau konstipasi, nyeri perut, kerusakan hati atau sel otak serta jantung, yang dapat berakibat fatal karena akumulasi penumpukan zat besi di organ-organ tersebut.

Baca juga: Dokter sebut susu tidak bisa menggantikan makanan utama

Baca juga: Antibodi COVID-19 sebabkan ASI berubah warna? Ini faktanya!

Baca juga: Kenali gejala alergi susu sapi pada anak

Pewarta : Lia Wanadriani Santosa
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Benarkah Aspirin berperan dalam pencegahan dan pengobatan kanker kolorektal?

25 April 2024 8:09 Wib

Berikut cara meredakan batuk yang tak kunjung pergi

28 March 2024 11:17 Wib

Mengenal apa itu batu ginjal dan cara pengobatannya

27 March 2024 15:24 Wib

Iklan Dokter Terawan promosikan obat radang sendi adalah hoaks!

01 March 2024 8:31 Wib

Loka POM temukan 10.624 pcs kosmetik tanpa izin edar di Kobar

27 February 2024 16:32 Wib
Terpopuler

Dortmund menang telak atas Augsburg

Olahraga - 05 May 2024 7:28 Wib

Melalui PDI Perjuangan, Ketua KONI Kalteng maju jadi bacalon Wali Kota

Kabar Daerah - 08 May 2024 17:49 Wib

PLN UID Kalselteng gelar GM Mengajar di momen Hardiknas

Kabar Daerah - 07 May 2024 16:38 Wib

Kinerja wasit dan Witan mendominasi pemberitaan media massa

Olahraga - 9 jam lalu

DPRD Kalteng minta hasil reses perseorangan ditindaklanjuti pemprov

Kabar Daerah - 06 May 2024 17:16 Wib