Jakarta (ANTARA) -
Dokter spesialis anak (konsultasi) RSUD Pasar Rebo, dr. Arifianto, Sp. A(K) mengingatkan pentingnya bagi orang tua mengikutsertakan anak=anaknya pada Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio 2024 untuk mencegah polio masuk ke Jakarta.
“Penyakit ini sangat terkait dengan temuan virus. Kebetulan yang ditemukan di luar Jakarta dalam kurun waktu dua tahun terakhir adalah virus tipe 2. Tipe ini nggak ada di vaksin tetes sebelumnya. Itulah kenapa vaksin ini juga perlu diberikan untuk melengkapi,” kata Arifianto dalam diskusi daring yang diselenggarakan oleh Puskesmas Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin.
Lebih lanjut, Arifianto menjelaskan vaksin Polio sendiri terdiri dari dua jenis yakni tetes dan suntik. Vaksin Polio tetes merupakan vaksin hidup yang dilemahkan sedangkan vaksin Polio suntik adalah vaksin yang sudah dimatikan.
Baca juga: Cek fakta, vaksin polio tetes upaya Kemenkes bahayakan anak Indonesia
Selain itu, perbedaan vaksin ini terdapat pada kandungannya. Pada vaksin Polio tetes yang digunakan di program pemerintah, hanya terdiri dari dua tipe yakni Polio tipe 1 dan 3.
Oleh sebab itu untuk melengkapi tipe 1, 2 dan 3, diperlukan vaksin Polio suntik. Pemberian vaksin suntik diharapkan dapat mempertahankan status Polio tipe 2 yang sudah dinyatakan tidak ada akan seterusnya tidak ada.
“Vaksin ini saling melengkapi. Indonesia sempat dinyatakan bebas Polio pada 2014. Ketika sudah bebas Polio, maka yang awalnya tetes semua, ada penambahan yaitu vaksin suntik,” jelas Arifianto.
Baca juga: Indonesia kirim 10 juta dosis vaksin polio ke Afghanistan
Arifianto juga menekankan bahwa vaksin ini aman dan sudah digunakan saat sub-PIN tahun lalu di daerah-daerah tertentu. Dengan demikian, vaksin ini pun sudah teruji aman dan efektif.
Vaksin Polio yang akan diberikan pada PIN Polio juga minim efek samping. Efek samping yang mungkin saja terjadi misalnya seperti mual dan muntah karena vaksin tersebut diberikan untuk area pencernaan.
Kendati demikian, terdapat kalangan yang tidak bisa menerima vaksin ini. Mereka adalah anak-anak yang didiagnosa positif HIV atau yang mengalami leukemia dan mendapat perawatan kemoterapi.
Baca juga: Mengenal gejala dan cara pencegahan polio
Apabila ragu dengan kondisi anak, orang tua bisa berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter untuk memastikan apakah anaknya bisa mendapatkan vaksin Polio.
PIN Polio putaran pertama akan digelar pada 23 hingga 29 Juli mendatang. Kemudian, PIN Polio putaran kedua akan berlangsung pada 6 hingga 12 Agustus. Pemberian vaksin ini menyasar anak berusia nol hingga 7 tahun 11 bulan 29 hari.
Baca juga: Sebanyak 4.145 anak di Kobar sudah disuntik vaksin polio
Baca juga: Jimin BTS berikan sumbangan untuk vaksin polio
“Penyakit ini sangat terkait dengan temuan virus. Kebetulan yang ditemukan di luar Jakarta dalam kurun waktu dua tahun terakhir adalah virus tipe 2. Tipe ini nggak ada di vaksin tetes sebelumnya. Itulah kenapa vaksin ini juga perlu diberikan untuk melengkapi,” kata Arifianto dalam diskusi daring yang diselenggarakan oleh Puskesmas Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin.
Lebih lanjut, Arifianto menjelaskan vaksin Polio sendiri terdiri dari dua jenis yakni tetes dan suntik. Vaksin Polio tetes merupakan vaksin hidup yang dilemahkan sedangkan vaksin Polio suntik adalah vaksin yang sudah dimatikan.
Baca juga: Cek fakta, vaksin polio tetes upaya Kemenkes bahayakan anak Indonesia
Selain itu, perbedaan vaksin ini terdapat pada kandungannya. Pada vaksin Polio tetes yang digunakan di program pemerintah, hanya terdiri dari dua tipe yakni Polio tipe 1 dan 3.
Oleh sebab itu untuk melengkapi tipe 1, 2 dan 3, diperlukan vaksin Polio suntik. Pemberian vaksin suntik diharapkan dapat mempertahankan status Polio tipe 2 yang sudah dinyatakan tidak ada akan seterusnya tidak ada.
“Vaksin ini saling melengkapi. Indonesia sempat dinyatakan bebas Polio pada 2014. Ketika sudah bebas Polio, maka yang awalnya tetes semua, ada penambahan yaitu vaksin suntik,” jelas Arifianto.
Baca juga: Indonesia kirim 10 juta dosis vaksin polio ke Afghanistan
Arifianto juga menekankan bahwa vaksin ini aman dan sudah digunakan saat sub-PIN tahun lalu di daerah-daerah tertentu. Dengan demikian, vaksin ini pun sudah teruji aman dan efektif.
Vaksin Polio yang akan diberikan pada PIN Polio juga minim efek samping. Efek samping yang mungkin saja terjadi misalnya seperti mual dan muntah karena vaksin tersebut diberikan untuk area pencernaan.
Kendati demikian, terdapat kalangan yang tidak bisa menerima vaksin ini. Mereka adalah anak-anak yang didiagnosa positif HIV atau yang mengalami leukemia dan mendapat perawatan kemoterapi.
Baca juga: Mengenal gejala dan cara pencegahan polio
Apabila ragu dengan kondisi anak, orang tua bisa berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter untuk memastikan apakah anaknya bisa mendapatkan vaksin Polio.
PIN Polio putaran pertama akan digelar pada 23 hingga 29 Juli mendatang. Kemudian, PIN Polio putaran kedua akan berlangsung pada 6 hingga 12 Agustus. Pemberian vaksin ini menyasar anak berusia nol hingga 7 tahun 11 bulan 29 hari.
Baca juga: Sebanyak 4.145 anak di Kobar sudah disuntik vaksin polio
Baca juga: Jimin BTS berikan sumbangan untuk vaksin polio