PWNU Kalteng Bangun Institut Tekonologi Pada 2018

id pwnu kalteng, said ahmad fauzi bachsin,

PWNU Kalteng Bangun Institut Tekonologi Pada 2018

Ketua Umum PWNU Kalteng, Said Ahmad Fauzi Bachsin (kiri) dan Rois Syuriah PWNU Kalteng Anwar Isa (kanan) saat pembukaan Musyawarah Kerja Wilayah II dan Madrasah Kader Nahdatul Ulama di Palangka Raya, Sabtu (9/9). (Foto Antara Kalteng/Rendhik Andika)

Palangka Raya (Antara Kalteng) - Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimantan Tengah menargetkan pembangunan institut teknologi pada 2018 guna mencerdaskan masyarakat di provinsi setempat.

"Kita tengah merangcang untuk membangun Institut Teknologi Kalimantan NU. Ke depan kita fokuskan supaya institut ini berdiri pada 2018," kata Ketua Umum PWNU Kalteng, Said Ahmad Fauzi Bachsin di Palangka Raya, Sabtu.

Sesaat sebelum pembukaan acara Musyawarah Kerja Wilayah II dan Madrasah Kader Nahdatul Ulama, ia mengemukakan, dipilihnya pembangunan institut bidang teknologi tersebut disesuaikan dengan kemajuan zaman dan perkembangan teknologi saat ini.

Dia mengatakan, Muskerwil dilaksanakan untuk mengevaluasi pelaksanaan program prioritas yakni bidang pendidikan dan kesehatan.

"Muskerwil akan memutuskan langkah kerja kita pada tahap selanjutnya. Sementara yang kita bahas seperti pengembangan Klinik NU dan pembangunan sejumlah tempat pendidikan serta mengubah SMP dan SMA NU menjadi SMA Islam NU," katanya.

Said Ahmad berharap kader NU di seluruh wilayah Kalimantan Tengah semakin militan, berintegritas dan loyal mengingat persaingan ke depan semakin kompetitif.

Pengurus PBNU, Masduki Baidlowi sekaligus fasilitator Madrasah Kader NU mengatakan pihaknya menargetkan seluruh kader telah mengikuti pelatihan pengkaderan pada 2018.

Dia menekankan setiap kader memiliki kewajiban untuk melaksanakan UUD dan Pancasila serta menjaga keutuhan NKRI dalam setiap aktivitas.

"Saya juga meminta seluruh kader turut mengantisipasi perbuatan atau aktivitas yang mengancam bangsa yang salah satunya melalui penyebaran faham radikal," katanya.

Untuk itu, melalui pelaksanaan Muskerwil dan pengkaderan itu, diharapkan kader-kader NU mampu melaksanakan dakwah melalui media sosial mengingat saat ini media sosial telah menjadi sarana penyebaran ujaran kebencian, berita bohong dan lain sebagainya.