Pasar dunia membutuhkan, petani diminta kembali produksi rempah-rempah

id Jokowi,Rempah-rempah,Petani Indonesia,Pasar dunia membutuhkan, petani diminta kembali produksi rempah-rempah

Pasar dunia membutuhkan, petani diminta kembali produksi rempah-rempah

Ilustrasi - Pedagang menata rempah-rempah di Pasar Induk Rau, Serang, Banten, Jumat (6/3/2020). (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/wsj)

Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo meminta para petani Indonesia untuk kembali memproduksi rempah-rempah sebagaimana pada masa lalu terlebih karena pasar dunia sangat membutuhkannya.

“Belum yang namanya kembali ke masa lalu, rempah-rempah, kenapa ini kita lama enggak urus ini. Utamanya Maluku, Maluku Utara,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meresmikan Pembukaan The 2nd Asian Agriculture & Food Forum di Istana Negara, Jakarta, Kamis.

Pada kesempatan itu, hadir ratusan anggota Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) yang sekaligus akan melaksanakan Musyarawah Nasional.

Menurut Presiden, sudah saatnya bagi petani di Indonesia untuk menghidupkan lagi secara serius produksi rempah-rempah dalam jumlah besar.

“Rempah-rempah, pala, kayu manis, dan lain-lain. Ada juga yang namanya herbal, empon-empon, hati-hati sekarang ini harganya naik sampai lima kali lipat, empat kali lipat,” katanya.

Baca juga: Jokowi tambah frekuensi minum jamu cegah corona

Ia mengatakan, selama ini sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar bagi pembangunan ekonomi, baik dalam kontribusi ekspornya maupun kontribusi meningkatkan pendapatan masyarakat.

Di sisi lain sektor pertanian juga berkontribusi dalam penyediaan pangan, “functional food” yang sangat penting bagi sebuah bangsa.

“Karena dari panganlah dapat mendorong tingkat kesehatan yang lebih baik, sehingga mampu meningkatkan produktivitas bangsa dan negara,” katanya.

Baca juga: Gunakan Rempah-rempah Ini Hindari Flu Saat Musim Hujan

Oleh sebab itu, Presiden menekankan bahwa pekerjaan yang berkaitan dengan pangan dan pertanian harus betul-betul diperhatikan dari hulu ke hilir.

“Tidak bisa kita hanya melihat hulunya atau hilirnya atau mengurus hulunya tidak mengurus hilirnya. Negara kita juga masih memiliki lahan yang sangat luas untuk membuka lahan baru bagi pertanian,” kata Presiden.