Survei: Opini publik terhadap Polri kian positif
Jakarta (ANTARA) - Survei Cyrus Network menyebutkan respons publik terhadap Polri kian positif berdasarkan hasil survei pada 28 Mei hingga 1 Juni 2021.
"Opini publik terhadap Polri relatif positif. Terlihat tiga respons teratas merupakan respons yang positif menggambarkan fungsi dan tugas dari kepolisian," kata Direktur Riset Cyrus Network Fadhli MR dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Apa yang terlintas di benak publik ketika mendengar kata polisi, hasil survei Cyrus Network menyebutkan 22,9 persen responden menjawab menjaga keamanan, 19,8 persen aparat penegak hukum, serta 13 persen melindungi dan mengayomi masyarakat.
"Secara top of mind sebanyak 22,9 persen responden menjawab kata polisi dengan menjaga keamanan," kata Fadhil.
Akan tetapi, tidak semua responden menjawab positif. Tercatat 9,9 persen responden memberikan opini spontan 'takut' dan 5,6 persen beropini razia dan tilang.
Menurut Fadhil, citra positif Polri ini selaras dengan penilaian publik terhadap kepuasan pelayanan publik institusi ini.
Publik mengaku puas terhadap pelayanan Polri, seperti mengurus surat izin mengemudi (SIM), membuat surat keterangan catatan kepolisian (SKCK), dan laporan pengaduan masyarakat.
"Secara umum, opini publik terhadap pelayanan Polri sudah cukup baik. Hal ini tercermin dari persepsi responden yang mengaku pernah mengurus SIM, mengurus SKCK, dan membuat pengaduan penegakan hukum dalam 4 bulan terakhir," katanya.
Cyrus Network melakukan pengujian terhadap seluruh layanan Polri. Tercatat pelayanan mengurus SIM memiliki tingkat kepuasan tertinggi sebesar 90,3 persen, diikuti dengan layanan membuat SKCK sebesar 82,8 persen, dan mengurus pengaduan masyarakat sebesar 79,4 persen.
Survei Cyrus Network ini, kata dia, secara tatap muka pada tanggal 28 Mei hingga 1 Juni 2021 dengan jumlah responden sebanyak 1.230 orang tersebar secara proporsional di 123 desa/kelurahan terpilih di 34 provinsi.
"Survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan tingkat kepercayaan (significant level) survei ini adalah 95 persen dengan margin of error kurang lebih 2,85 persen," kata Fadhil.
"Opini publik terhadap Polri relatif positif. Terlihat tiga respons teratas merupakan respons yang positif menggambarkan fungsi dan tugas dari kepolisian," kata Direktur Riset Cyrus Network Fadhli MR dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Apa yang terlintas di benak publik ketika mendengar kata polisi, hasil survei Cyrus Network menyebutkan 22,9 persen responden menjawab menjaga keamanan, 19,8 persen aparat penegak hukum, serta 13 persen melindungi dan mengayomi masyarakat.
"Secara top of mind sebanyak 22,9 persen responden menjawab kata polisi dengan menjaga keamanan," kata Fadhil.
Akan tetapi, tidak semua responden menjawab positif. Tercatat 9,9 persen responden memberikan opini spontan 'takut' dan 5,6 persen beropini razia dan tilang.
Menurut Fadhil, citra positif Polri ini selaras dengan penilaian publik terhadap kepuasan pelayanan publik institusi ini.
Publik mengaku puas terhadap pelayanan Polri, seperti mengurus surat izin mengemudi (SIM), membuat surat keterangan catatan kepolisian (SKCK), dan laporan pengaduan masyarakat.
"Secara umum, opini publik terhadap pelayanan Polri sudah cukup baik. Hal ini tercermin dari persepsi responden yang mengaku pernah mengurus SIM, mengurus SKCK, dan membuat pengaduan penegakan hukum dalam 4 bulan terakhir," katanya.
Cyrus Network melakukan pengujian terhadap seluruh layanan Polri. Tercatat pelayanan mengurus SIM memiliki tingkat kepuasan tertinggi sebesar 90,3 persen, diikuti dengan layanan membuat SKCK sebesar 82,8 persen, dan mengurus pengaduan masyarakat sebesar 79,4 persen.
Survei Cyrus Network ini, kata dia, secara tatap muka pada tanggal 28 Mei hingga 1 Juni 2021 dengan jumlah responden sebanyak 1.230 orang tersebar secara proporsional di 123 desa/kelurahan terpilih di 34 provinsi.
"Survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan tingkat kepercayaan (significant level) survei ini adalah 95 persen dengan margin of error kurang lebih 2,85 persen," kata Fadhil.