BKSDA Sampit pasang pancing tangkap buaya naik ke darat
Sampit (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah berupaya menangkap buaya yang naik ke darat sehingga meresahkan masyarakat di Desa Basirih Hilir Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten Kotawaringin Timur.
"Kami memasang dua buah alat untuk menangkap buaya berupa jerat atau pancing buaya dengan umpan 1,5 ekor ayam. Buaya yang terlihat warga ada di tiga titik lokasi, mulai dari muara Sungai Sapihan sampai ke arah hulu sungai yaitu persawahan," kata Komandan Jaga BKSDA Pos Sampit Muriansyah di Sampit, Minggu.
Tim BKSDA turun ke lokasi kemunculan buaya seperti yang dilaporkan warga yaitu di sebuah kebun dekat Sungai Sapihan. Kemunculan buaya naik ke darat pada Sabtu (21/8) itu sempat diabadikan warga menggunakan video telepon seluler.
Buaya jenis muara itu diperkirakan panjang empat meter. Warga cemas karena buaya itu cukup besar dan kini berani naik ke daratan sehingga dikhawatirkan mencelakakan warga.
Muriansyah yang didampingi dua anggota Manggala Agni mendatangi dan berbincang dengan warga Desa Basirih Hilir. Ternyata warga sudah sering melihat kemunculan buaya di Sungai Sapihan sehingga kini warga semakin takut beraktivitas di sungai.
Berdasarkan keterangan warga, kata Muriansyah, buaya sudah sering menyerang ternak milik warga setempat yakni ayam, Itik dan angsa. Dalam beberapa tahun terakhir warga cukup sering melihat kemunculan buaya sehingga warga resah dan menjadi takut beraktivitas di sungai.
Baca juga: Buaya besar naik ke darat resahkan warga Kotim
Lebar Sungai Sapihan sekitar enam meter dengan kedalaman yang terpengaruh pasang surut air laut. Sungai Sapihan bermuara ke Sungai Mentaya yang diketahui memang terdapat populasi buaya.
Hasil penelusuran tim BKSDA, di sepanjang Sungai Sapihan banyak ditemukan warga yang memelihara ternak yaitu ayam, itik, angsa, kambing dan sapi. Bahkan ditemukan satu lokasi kandang ayam potong yang limbahnya dibuang ke sungai.
Sungai Sapihan juga masih dimanfaatkan warga untuk mandi, cuci dan kakus atau MCK. Hal inilah yang menjadi kekhawatiran karena kehadiran buaya mengancam keselamatan warga yang sering beraktivitas di sungai.
"Tadi kami memberikan pengarahan kepada warga terkait tiga hal penyebab buaya mendekati perairan permukiman. Kami menghimbau warga untuk lebih waspada dan berhati-hati saat beraktivitas di sungai, terutama saat gelap yaitu malam sampai subuh hari," kata Muriansyah.
Kemunculan buaya di sekitar permukiman warga selalu menjadi perhatian serius BKSDA. Tindakan kemudian dilakukan untuk mencegah terjadinya serangan buaya terhadap manusia. Jika buaya berhasil ditangkap maka akan dilepasliarkan ke Suaka Margasatwa Lamandau.
Baca juga: Kadin Kotim berkomitmen menjadi mitra strategis pemerintah daerah
"Kami memasang dua buah alat untuk menangkap buaya berupa jerat atau pancing buaya dengan umpan 1,5 ekor ayam. Buaya yang terlihat warga ada di tiga titik lokasi, mulai dari muara Sungai Sapihan sampai ke arah hulu sungai yaitu persawahan," kata Komandan Jaga BKSDA Pos Sampit Muriansyah di Sampit, Minggu.
Tim BKSDA turun ke lokasi kemunculan buaya seperti yang dilaporkan warga yaitu di sebuah kebun dekat Sungai Sapihan. Kemunculan buaya naik ke darat pada Sabtu (21/8) itu sempat diabadikan warga menggunakan video telepon seluler.
Buaya jenis muara itu diperkirakan panjang empat meter. Warga cemas karena buaya itu cukup besar dan kini berani naik ke daratan sehingga dikhawatirkan mencelakakan warga.
Muriansyah yang didampingi dua anggota Manggala Agni mendatangi dan berbincang dengan warga Desa Basirih Hilir. Ternyata warga sudah sering melihat kemunculan buaya di Sungai Sapihan sehingga kini warga semakin takut beraktivitas di sungai.
Berdasarkan keterangan warga, kata Muriansyah, buaya sudah sering menyerang ternak milik warga setempat yakni ayam, Itik dan angsa. Dalam beberapa tahun terakhir warga cukup sering melihat kemunculan buaya sehingga warga resah dan menjadi takut beraktivitas di sungai.
Baca juga: Buaya besar naik ke darat resahkan warga Kotim
Lebar Sungai Sapihan sekitar enam meter dengan kedalaman yang terpengaruh pasang surut air laut. Sungai Sapihan bermuara ke Sungai Mentaya yang diketahui memang terdapat populasi buaya.
Hasil penelusuran tim BKSDA, di sepanjang Sungai Sapihan banyak ditemukan warga yang memelihara ternak yaitu ayam, itik, angsa, kambing dan sapi. Bahkan ditemukan satu lokasi kandang ayam potong yang limbahnya dibuang ke sungai.
Sungai Sapihan juga masih dimanfaatkan warga untuk mandi, cuci dan kakus atau MCK. Hal inilah yang menjadi kekhawatiran karena kehadiran buaya mengancam keselamatan warga yang sering beraktivitas di sungai.
"Tadi kami memberikan pengarahan kepada warga terkait tiga hal penyebab buaya mendekati perairan permukiman. Kami menghimbau warga untuk lebih waspada dan berhati-hati saat beraktivitas di sungai, terutama saat gelap yaitu malam sampai subuh hari," kata Muriansyah.
Kemunculan buaya di sekitar permukiman warga selalu menjadi perhatian serius BKSDA. Tindakan kemudian dilakukan untuk mencegah terjadinya serangan buaya terhadap manusia. Jika buaya berhasil ditangkap maka akan dilepasliarkan ke Suaka Margasatwa Lamandau.
Baca juga: Kadin Kotim berkomitmen menjadi mitra strategis pemerintah daerah