Dinkes Palangka Raya sebut belum ada balita gagal ginjal akut
Palangka Raya (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah Andjar H Purnomo mengatakan pihaknya belum ada menemukan balita penderita penyakit gagal ginjal aku yang diduga akibat obat sirup mengandung Etilen Glikol (EG), Dietilen Glikol (DEG) dan Etilen Glikol Butil Eter (EGBE) yang melebihi ambang batas aman.
"Kamarin diduga ada satu orang, namun setelah dilakukan penelitian mendalam ternyata lain dan Kota Palangka Raya tidak ditemukan korban gagal ginjal akut," katanya di Palangka Raya, Minggu.
Sejak adanya edaran larangan penggunaan sejumlah obat sirup, Dinkes Kota Palangka Raya juga memberikan sosialisasi terkait hal tersebut kepada setiap apotek dan fasilitas kesehatan di kota setempat.
Gencarnya sosialisasi tersebut menjadi perhatian bersama, sehingga produsen yang menyalurkan obat-obatan di daerah setempat mengerti dan tidak menjual obat tersebut.
"Syukur saja daerah kita tidak ada anak-anak yang terkena gagal ginjal akut akibat kandungan obat EG (Etilen Glikol) maupun DEG (Dietilen Glikol)," katanya.
Baca juga: Satgas TMMD Palangka Raya gelorakan wawasan kebangsaan dan bela negara
Ditambahkan Andjar, meskipun tidak ada anak di 'Kota Cantik' terkena penyakit tersebut, namun pihaknya akan terus menggencarkan sosialisasi terkait hal itu. Bahkan sosialisasi ke wilayah yang berada di pinggiran kota, karena masyarakat di wilayah itu sangat jarang menerima informasi langsung seperti ini.
"Sosialisasi digencarkan agar masyarakat mengetahui penyakit tersebut. Kemudian ketika membeli obat di apotek janganlah membeli lima merek obat yang sudah dilarang beredar oleh pihak Kementerian Kesehatan," ungkapnya.
Seperti diketahui, penyakit ginjal akut pada balita kini menjadi perhatian masyarakat. Hal itu seiring ditemukan merebaknya kasus kematian balita akibat gagal ginjal akut akibat mengkonsumsi obat sirop.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangannya di Jakarta pada Senin (24/10) memastikan fenomena gagal ginjal akut pada anak disebabkan cemaran zat kimia Etilen Glikol (EG ), Dietilen Glikol (DEG), dan Etilen Glikol Butil Eter (EGBE) pada obat sirup.
Jumlah pasien gagal ginjal akut mengalami lonjakan pada September 2022, yakni mencapai 78 orang. Awal Oktober ini, jumlah pasien disebutkan bertambah menjadi 141 orang yang umumnya berusia di bawah lima tahun.
Baca juga: Bawaslu siap awasi pemilu 2024 di Palangka Raya
Baca juga: Kasi Pidum Kejari Katingan kecelakaan di Palangka Raya
Baca juga: Polda Kalteng tindak tegas oknum polisi terduga pelaku pelecehan seksual
"Kamarin diduga ada satu orang, namun setelah dilakukan penelitian mendalam ternyata lain dan Kota Palangka Raya tidak ditemukan korban gagal ginjal akut," katanya di Palangka Raya, Minggu.
Sejak adanya edaran larangan penggunaan sejumlah obat sirup, Dinkes Kota Palangka Raya juga memberikan sosialisasi terkait hal tersebut kepada setiap apotek dan fasilitas kesehatan di kota setempat.
Gencarnya sosialisasi tersebut menjadi perhatian bersama, sehingga produsen yang menyalurkan obat-obatan di daerah setempat mengerti dan tidak menjual obat tersebut.
"Syukur saja daerah kita tidak ada anak-anak yang terkena gagal ginjal akut akibat kandungan obat EG (Etilen Glikol) maupun DEG (Dietilen Glikol)," katanya.
Baca juga: Satgas TMMD Palangka Raya gelorakan wawasan kebangsaan dan bela negara
Ditambahkan Andjar, meskipun tidak ada anak di 'Kota Cantik' terkena penyakit tersebut, namun pihaknya akan terus menggencarkan sosialisasi terkait hal itu. Bahkan sosialisasi ke wilayah yang berada di pinggiran kota, karena masyarakat di wilayah itu sangat jarang menerima informasi langsung seperti ini.
"Sosialisasi digencarkan agar masyarakat mengetahui penyakit tersebut. Kemudian ketika membeli obat di apotek janganlah membeli lima merek obat yang sudah dilarang beredar oleh pihak Kementerian Kesehatan," ungkapnya.
Seperti diketahui, penyakit ginjal akut pada balita kini menjadi perhatian masyarakat. Hal itu seiring ditemukan merebaknya kasus kematian balita akibat gagal ginjal akut akibat mengkonsumsi obat sirop.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangannya di Jakarta pada Senin (24/10) memastikan fenomena gagal ginjal akut pada anak disebabkan cemaran zat kimia Etilen Glikol (EG ), Dietilen Glikol (DEG), dan Etilen Glikol Butil Eter (EGBE) pada obat sirup.
Jumlah pasien gagal ginjal akut mengalami lonjakan pada September 2022, yakni mencapai 78 orang. Awal Oktober ini, jumlah pasien disebutkan bertambah menjadi 141 orang yang umumnya berusia di bawah lima tahun.
Baca juga: Bawaslu siap awasi pemilu 2024 di Palangka Raya
Baca juga: Kasi Pidum Kejari Katingan kecelakaan di Palangka Raya
Baca juga: Polda Kalteng tindak tegas oknum polisi terduga pelaku pelecehan seksual